15

239 13 0
                                    


Seorang laki-laki tengah duduk bersandar di kursi yang sudah terlihat usang, matanya menerawang menatap langit biru tanpa awan. Di kepalanya terngiang-ngiang sesosok wanita yang sangat amat dirindukan selama 2 tahun ini.

Dia menghela nafas berat ketika semua kenangan bersamanya terputar kembali bagai kaset rusak, kepergiannya 2 tahun yang lalu memberikan luka yang begitu dalam bagi dirinya.

Dan setelah kepergiannya 2 tahun yang lalu, kini dirinya telah menemukan sosok wanita yang begitu mirip dengan orang yang menghilang tanpa kabar 2 tahun yang lalu. Mulai dari mata hingga tiap inci wajahnya mengingatkan semuanya pada wanita itu.

"Lo di mana, sha? Belum cukup lo nyiksa gue selama 2 tahun ini? Gue harap lo kembali, sha." Ucapnya lirih.

"Ckk!! Kenapa wajah cewek aneh itu muncul terus di pikiran gue!" Ia berdecak kesal.

"Ciee Arsya, wajah siapa sih yang lagi lo pikirin." Ujar seorang cowok yang baru saja memasuki rooftop, dia adalah Reval.

Arsya menoleh ke arah sumber suara dan menemukan kedua temannya, Zaqy dan Reval.

"Ciee Arsya, lagi kasmaran, nih!" Zaqy melemparkan senyum menggoda dan duduk disamping Arsya.

"Lo berdua denger semua?" Arsya menatap Zaqy dan Reval secara bergantian dengan was-was.

"Enggak semua sih, hehe! Tapi hampir." Ucap Zaqy yang diangguki oleh Reval.

Arsya menghela nafas lega mendengarnya. Untung saja ia tak menyebutkan nama yang sekarang memenuhi pikirannya.

"Sya," Reval menatap Arsya dengan tatapan yang tak dapat di artikan.

Arsya menoleh dan menaikkan sebelah alisnya, Reval yang mengerti dengan ekspresi temannya yang seolah bertanya apa lantas berdehem mengumpulkan mentalnya, "Sekarang udah saatnya lo move on dari dia."

Arsya menatap tajam Reval, ucapan Reval secara tidak langsung membuat moodnya hancur, "Maksud lo?"

"Gini loh, Sya. Setelah sekian 2 tahun lamanya, harusnya lo sadar. Dia bukan cewek yang baik buat lo, kalo di beneran cinta sama lo, dia gak akan mungkin tinggalin lo tanpa kabar," Zaqy memberikan nasihatnya, "Gak bagus bergantung sama masa lalu, ada baiknya lo mikirin dan menata masa depan lo, dan gue harap lo bersedia buka hati buat cewek lain." Bijak Zaqy yang langsung membuat Reval membulatkan mulutnya shock.

"Nih anak, kalo urusan percintaan, dia jagonya." Batin Reval, ia menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.

Arsya menundukkan kepalanya, tak ada lagi tatapan tajam, apa yang Zaqy katakan sedikit mencubit hatinya.

"Bener tuh, Sya. Gimana kalo lo pacaran aja sama Sheika." Sahut Reval yang otomatis membuat Zaqy yang sedang meminum jus tersedak.

"Maksud lo apaan, Val??" Giliran Zaqy yang menatap tajam ke arah Reval.

"Maksud gue, Arsya sama Sheika kayaknya cocok, deh. Arsyanya ganteng Sheikanya cantik, udah cantik baik, lucu lagi. Gue yakin Sheika bisa taklukin hati Arsya." Ucap Reval semakin mengompori Zaqy yang hatinya sudah mendidih.

"Val, lo ngomong lagi gue tendang, lo!!" Ancam Zaqy yang sudah mulai mengibarkan bendera perang.

"Sya, pokoknya gue gak setuju kalo lo pacaran sama Sheika!! Dari awal kan Sheika punya gue!!" Seru Zaqy.

"Ya, ya terserah. Emang siapa yang mau pacaran sama dia. Dia bukan tipe gue." Arsya mengedikkan bahunya acuh tak peduli.

"Yahhh!!" Reval mendesah kecewa, "Lo kok mau aja turutin si Zaqy, Sya." Sambungnya tak terima, kemudian mengalihkan pandangannya menatap Zaqy tajam, "Heh, Sheika punya orang tuanya, bukan punya lo!"

"Bacot, rusak mood gue, lu!!" Zaqy berseru kesal yang dibalas dengan delikan Reval.

* * *

Seluruh siswa-siswi SMA Antartika memasuki kelasnya masing-masing kala suara bel masuk berbunyi nyaring menandakan pelajaran belajar mengajar akan segera di mulai.

"Baik, hari ini saya akan membagi kelompok untuk tugas membuat laporan hasil pengamatan. Dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang." Ucap Bu Hany yang sekarang tengah berdiri di depan kelas XI IPA2.

"Shei, semoga kita satu kelompok, ya." Zaqy berbisik dari meja belakang, sebagai jawaban hanya Sheika mengangguk singkat.

"Dengarkan baik-baik, ibu akan menyebutkan tiap-tiap anggota kelompok." Bu Hany kembali melanjutkan ucapannya.

"Kelompok 1, Ressa, Zaqy, dan Kelly, kelompo--"

"Tunggu bu," Zaqy mengangkat sebelah tangannya, memotong ucapan Bu Hany, "Ko kelompok saya kagak ada bagus-bagusnya, Bu. Saya gak mau sekelompok sama mereka berdua," protes Zaqy.

"Heh!! Siapa yang lo maksud gak ada bagus-bagusnya? Disini gue yang dirugikan karna harus sekelompok sama orang-orang aneh kaya lo berdua!" Ressa berseru kesal, jujur saja ia tersulut emosi karna disebut gak ada bagus-bagusnya.

"Tunggu-tunggu!" Kelly ikut berseru, "Seharusnya gue yang bilang dirugikan, karna harus satu kelompok sama lo berdua yang gak waras!"

"Keputusan tidak bis--"

"Saya gak mau satu kelompok sama mereka!!" Mereka berseru bersamaan layaknya paduan suara kemudian memalingkan wajahnya.

"Saya mau sama Sheika!!" Zaqy mengusulkan keinginannya

"Saya sama Arsya!!" Kelly ikut juga mengusulkan kemauannya.

Ressa menoleh ke kanan dan ke kiri, bingung dibuatnya, "Lahh, gue sama siapa??" Gumamnya pelan namun masih bisa terdengar oleh murid-murid dikelas yang sontak membuat semuanya tertawa, kecuali Bu Hany,Arsya, Zaqy, Ressa dan Kelly.

Brakkk!!!

Bu Hany menggebrak meja dengan keras yang sontak membuat seisi kelas yang tadinya riuh dengan suara tawa digantikan dengan keheningan.

"Kalo kalian bikin rusuh dikelas, ibu hukum kalian semua lari 20 keliling di lapang upacara!!" Bu Hany berseru marah memelototi semua murid.

"Dan untuk kalian!" Bu Hany menunjuk Zaqy, Ressa dan Kelly kemudian menatapnya dengan tajam, "Kalian akan tetap sekelompok dan ibu tidak menerima protes!!"

Bu Hany membuang nafasnya yang tak teratur, "Maaf, ibu tadi kebawa emosi." Ujarnya lalu melemparkan senyum manisnya.

"Oke, selanjutnya kelompok 2 Revaldo, Rossy dan Eka,"

"Dan maaf, apabila ada yang tidak setuju, ibu tak menerima protesan protesan ! Kelompok selanjutnya, Rara, Anna, dan Fero."

Bu Hany masih setia menyebutkan satu persatu murid-murid hingga sampai dikelompok yang terakhir, "Dan untuk kelompok terakhir adalah nama yang tidak ibu sebutkan yaitu Arsya, Tito dan Sheika."

Sheika memutar kedua bola matanya malas, "Lahh, itu yang barusan disebutin apa? Ini Bu Hany bego atau emang bego beneran." Sheika bergumam pelan.

"Ehh!" Sheika membulatkan kedua matanya dengan sempurna, kemudian menepuk-nepuk bibirnya merutuki ucapannya, "Ni mulut kebiasaan, deh. Suka khilaf." Gumamnya.

Arsya menoleh menatapnya gadis disampingnya kemudiam tersenyum geli, "Dasar!" Batinnya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

* * *

Tbc

He's My BoyfriendOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz