4

309 19 0
                                    


Bel pulang berbunyi nyaring ke setiap sudut penjuru sekolah membuat semua murid SMA Antartika berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing.

"Shei, lo pulang sama siapa?" tanya Ressa sembari memasukan buku nya ke dalam tas. Kini dirinya Sheika dan Rossy masih tinggal di kelas yang sudah kosong bel pulang yang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Dijemput bokap," jawab Sheika tanpa mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang baru saja bertanya padanya.

"Oh, yaudah kalo gitu, gue sama Rossy duluan, ya." Ressa yang sudah selesai membereskan alat tulisnya lantas beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas disusul oleh Rossy di belakangnya.

"Duluan, Shei." ucap Rossy sembari menoleh dan tersenyum kecil membuat Sheika terkejut untuk beberapa saat.

"Iya, hati-hati di jalan, ya!!" Seru Sheika pada kedua teman barunya yang sekarang sudah benar-benar keluar dari kelas.

Sheika mengambil ponsel yang berada di saku seragamnya
Dilihatnya ponsel kesayangan miliknya itu, malang sekali nasibmu. Dia dan ponselnya sudah seperti ibu dan anak yang tak terpisahkan, kemana-mana pun selalu bersama bahkan ke kamar mandi pun ponselnya selalu ikut.

"Malang sekali nasibmu, Nak. Maafkan ibu, ya." Sheika mengusap layar ponselnya kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku seragnya dan berjalan meninggalkan kelasnya.

Namun, sebelum benar-benar keluar Sheika sempat menengok kearah kursi Arsya yang sudah tak berpenghuni itu. Niat awalnya untuk meminta tanggumg jawab pada pria itu terpaksa batal karena semenjak bel istirahat masuk Arsya tak masuk kelas.

"Yaudahlah, besok aja," ucap Sheika bermonolog lalu melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

.
.

Dengan langkah kecil, Sheika berjalan menyendiri di lorong sekolah yang bisa dikatakan tidak terlalu sepi, karena masih ada beberapa orang yang masih berada di sekolah karena ada kelas tambahan atau ekstrakulikuler.

Sesampainya di lobi, kedua mata Sheika menyapu keseluruh sudut penjuru membuat kedua netranya terpaku pada beberapa saat pada seorang pria yang ia cari tengah berdiri di sampil mobil sport berwarna biru.

"Nahh, tuh anak akhirnya nongol juga, dari tadi gue tunggu-tunggu malah gak ada," gumam Sheika menatap pria yang tak lain adalah Arsya dengan tersenyum lebar.

"Woyy Arsya!!!!" teriak Sheika dengan lantangnya membuat suaranya menggema.

Tak ada reaksi, pria itu sama sekali tak merespon teriakan kencang Sheika yang begitu nyaring bahkan sepertinya dia seperti seseorang yang sama sekali tak mendengar teriakan itu, apakah teriakannya kurang lantang? Tidak, sudah jelas teriakan nyaringnya begitu lantang. "Tuh orang budek kali, ya?! Ganteng ganteng kok budek."

"Arsyaa!!" Sheika berteriak kembali berharap sang empunya nama akan merespon teriakan dengan sebuah lirikan atau apapun itu. Namun apa yang terjadi? Pria itu masih menundukkan kepalanya menatap ponsel miliknya dan berdiri di samping mobilnya tanpa bergeming.

"Bener bener tuh orang, emang harus maen kasar kayaknya," kata Sheika kemudia tanpa ba-bi-bu ia segera melepaskn sebelah sepatu dan melemparkannya ke arah pria itu dengan kencang.

Bukkk!!!!

Tepat sasaran, sepatu Sheika benar-benar mendarat pas di kepalanya Arsya membuat sang empunya mendongak dan menatap sekitaran lalu pandangannya menajam menatap seorang gadis berdiri di lobi tengah tertawa terbahak-bahak.

"Ckk, cewek itu lagi," decak Arsya kemudian sebelah tangannya terulur mengambil sepatu yang baru saja mengenai kepalanya dan sekarang tergeletak di dekat kakinya.

Pandangannya kembali menatap gadis yang masih tertawa terpingkal-pingkal itu lalu ide licik hinggap dikepalanya.

"Gua ambil!" Teriak Arsya dengan seringai kecil dibibirnya membuat sang gadis yang masih tertawa itu lantas menghentikannya dan menatap bingung Arsya yang sekarang berjalan mengitari mobil miliknya dan masuk ke dalamnya.

"Gue ambil? Maksudnya apa coba?" Kata Sheika heran saat otaknya sama sekali belum benar-benar mencerna ucapan Arsya.

Kadua mata Sheika kembali menatap ke arah Arsya yang sekarang sudah berada di dalam mobil.

Derung mobil Arsya terdengar dan Sheika masih te mengerti dengan apa yang baru saja pria itu katakan, ambil? Tapi apa? Tapi, eh tunggu Sheika baru ingat, dengan segera ia menatap ke arah kakinya dan ya sepatu yang ia kenakan hanya satu.

"Arsya!! Balikin sepatu gue!!" Pekik Sheika dengan keras sembari berlari mendekat ke arah mobil yang sekarang mulai melaju pergi meninggalkan sekolah.

"Arsya bethenti!!" Teriak Sheika kembali berteriak memanggil Arsya yang sekarang ingin menyebrang jalan raya.

Dengan nafas yang terengah, Sheika semakin mempercepat larinya untuk mendekat ke arah mobil yang masih berada di gerbang sekolah.

"Arsya gue bilang berhen-" ucapan Sheika terhenti kala mobil Arsya sudah benar-benar memasuki jalan raya dan pergi menjauhi sekolah.

Dengan nafas yang ngos-ngosan, tubuh kecil Sheika melorot jatuh ke aspal halaman sekolah. "Sepatu gue," ucapnya dengan lemah.

Pandangannya sekarang menatap kedua kakinya, sebelah sepatu yang melekat di kakinya dan sebelah kaki yang terbungkus kaos kaki putih yang sudah kotor.

Sebelah tangan Sheika mengepal menahan emosi yang kapan saja siap keluar. "Dasar cowok sint*ng!! Gue sumpahin lo mogok di jalan!!" Teriak Sheika dengan lantang membuat suaranya menggema di halaman sekolah yang sepi ini.

.
.

Dengan wajah kusut dan penampilan acak-acakan, seorang gadis tengah duduk di kursi halte bis seraya menundukkan kepalanya.

Perlahan, ia menengadah melihat langit yang mulai berawan hitam sepertinya ingin turun hujan dan dia masih duduk memanti kedatangan seseorang untuk menjemputnya.

Derung motor yang berhenti tepat di depannya membuat ia menatap seorang pria yang kini turun dari motor ninja berwarna merah.

"Sheika? Kok lo belum pulang?" tanya pria itu berjalan mendekat ke arah gadis yang sekarang terlihat berantakan.

Sheika menatap pria itu lalu mendengus kesal. "Ka Ferdi gak liat apa?! Kalo Sheika masih ada di sini itu tandanya Sheika belum pulang!?" Kata Sheika ngegas membuat pria itu mengernyitkan keningnya heran.

"Ya udah biasa aja kali, gue kira lo pulang naik bis, soalnya ayah bilang gak bisa jemput lo karena ada meeting mendadak dan sekarang ayo pulang," kata Ferdi panjang lebar dan hanya dibalas dengan deheman kecil membuat sang kakak semakin heran.

Ditatapnya sheika yang sekarang tengah berjalan mendekat ke arah motor Ferdi dan tatapannya terpaku pada kedua kaki adiknya ini. "Loh, sepatu lo kemana yang satu lagi, Shei?"

"Di curi sama cowok gila!!" Kata dengan ketus membuat Ferdi menaikkan sebelah alisnya bingung

"Orang gila?! Ngaco lo, mana ada orang gila yang mau curi sepatu bau," kata Ferdi dengan santainya tanpa memperhatikan mood Sheika yang buruk.

Decakan kesal terdengar dari bibir tipis Sheika, kenapa kakaknya malah menambah buruk moodnya, Sheika jadi curiga apakah Ferdi benar-benar saudara kandungnya. "Nyebelin, lo!! Buruan pulang!"

"Yaudah ayo," kata Ferdi dengan singkat kemudian berjalan mendekat kearah motornya dan menaiki motornya disusul oleh Sheika yang duduk di jok belakang dan pergi melajukan motornya berbaur dengan kendaraan lain.

* * *

Tbc..

He's My BoyfriendWhere stories live. Discover now