18

181 9 0
                                    


Brakk!!!!

Pintu ruang inap terbuka dengan keras dan sontak membuat seorang pria yang sedang duduk manis diatas brankar rumah sakit terlonjak kaget.

Pria itu mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis berjalan tergesa-gesa kearahnya dengan air mata yang mengalir di pipinya sekaligus hidung yang memerah.

"Loh, She--

"Kenapa lo bisa kecelakaan, sih!! Sebenarnya lo becus gak sih pake motor!! Kalo gak becus pake motor yaudah jangan pake!! Lo bikin gue khawatir tau!! Gue takut lo kenapa kenapa! Kalo lo mati gimana? Gue bilang apa sama Mama Papa dan bang Qiqy?" Cerocos gadis itu kemudian memeluk pria yang duduk di atas brankar dengan perban yang melakat pada tubuhnya.

Pria itu tersenyum lembut, kemudian membalas pelukan gadis itu dan mengusap-ngusap punggungnya, "Gue gak papa Sheika,"

Sheika melepaskan pelukannya dan menjauhkan tubuhnya dari Pria itu, "Kak Ferdi gak tau khawatirnya gue tadi, " ucap Sheika kemudian kembali menangis lagi.

Pria yang tak lain adalah Ferdi terkekeh pelan, "Udahlah, cengeng banget sih, lo, muka lo jelek banget sumpah."

Sheika menghapus air matanya mengerucutkan bibirnya sebal kemudian kembali memeluk Ferdi.

"Ehh, Arsya!!" Pekik Ferdi kaget ketika melihat Arsya yang hanya berdiri mematung di ambang pintu, ia melepaskan pelukannya dengan Sheika.

"Lo dateng bareng adek gu--

"Jadi lo kakaknya Sheika, Fer?" Potong Arsya kemudian berjalan mendekat ke arah Ferdi.

"Ah iya, lo baru tau ya? Gue gak pernah cerita tentang keluarga gue ke temen-temen basket yang lain, termasuk lo juga, ya." Ucap Ferdi kemudian terkekeh pelan.

Arsya membuang nafas panjang, "Gimana keadaan lo?"

"Ahh, haha! Gue baik-baik aja, kok. Yahh, mungkin cuma luka gores dikit lah," Ferdi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Lagian luka kayak gini mah kecil, lah."

Plakk!!

Sheika memukul tangan Ferdi yang diperban sontak membuatnya mengaduh kesakitan, Sheika menatap tajam Ferdi, "Gak usah sok kuat!"

"Gak pake mukul juga kali, sakit, nih!" Ferdi mengerucutkan bibirnya kesal.

Arsya termenung meratapi dirinya ketika melihat kedekatan Sheika dan Ferdi yang tiba-tiba membuat dirinya rindu, "Kapan lo balik, bang." batinya.

"Gue keluar dulu." Ucap Arsya kemudian berjalan meninggalkan mereka.

Sheika mengedikkan bahunya acuh kemudian menjatuhkan bokongnya di atas sofa yang telah di sediakan pihak rumah sakit.

Ferdi menatap Sheika dengan tatapan menyelidik, "Sejak kapan lo pacaran sama Arsya?" Tanyanya to the point.

Sheika mengangkat sebelah alisnya, "Siapa juga yang pacaran sama dia??"

"Yaa lo, lah, siapa lagi. Kok lo gak bilang kalau udah jadian." Ferdi menyilangkan kedua tangannya di dada kesal.

"Apaan sih lo, sotoy. Gue gak pacaran sama dia, gue emang kebetulan aja lagi bareng sama dia!" Sheika berseru kesal.

"Masa?" Keukeuh Ferdi yang masih tak percaya.

"Kalo gak percaya, terserah, deh." Balas Sheika malas.

"Lo kesini sama Arsya naik apa, Shei? Motor atau mobil?" Tanya Ferdi menatap Sheika dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Sheika menaikkan sebelah alisnya bingung, "Naik motor."

He's My BoyfriendWhere stories live. Discover now