31

862 128 8
                                    

Warn! Jangan lupa mendekati akhir part, datanya nyalain dong syg. Sekalian di vote, aku seneng deh. Ajak temen-temen kalian buat nongkrong sambil ngopi Neo disini ya,hshs.gg

HAPPY READING GUYS.🙌






















Lelaki bersurai hitam legam itu kini tengah menikmati semilir angin di rofftop, sendirian. Meneguk colanya dan melipat tangan diatas pembatas.

Hyunjin nggak mau kalau Audrey terus menerus bersama Haechan, walaupun kejadian itu sudah berlalu beberapa tahun yang lalu. Namun Hyunjin masih belum bisa mempercayakan sifat Haechan yang sekarang, takutnya Haechan kembali berulah lagi---sudahlah.

Di awal, waktu Hyunjin tau kalau Audrey menyukai Haechan. Anak itu masih diam dan tidak mau terlalu posesif terhadap sahabatnya, dilihat Audrey yang tidak pernah menyukai seseorang laki-laki--maksudnya tertarik. Dan waktu itu Hyunjin liat kalau Audrey menaruh rasa terhadap Haechan.

Bagaimana Hyunjin ingin melarangnya, seharusnya ia senang jika sahabatnya sudah menemukan pria yang ia sukai, tapi...kenapa harus Haechan?

Banyak pria lain yang sebenarnya menyukai Audrey, namun sifat Audrey yang dingin dan cuek membuat banyak lelaki hanya memendamnya dan menyukainya dari jarak jauh. Sangat sulit pikirnya.

"Ahh, kepala gue pusiinggg.."eluhnya dengan nada merengek. Lelaki itu belum makan dari pagi, dan sekarang sudah minum cola, mampusin aja tuh lambung

"Eh lo!"

Hyunjin berbalik, merubah raut wajahnya yang ditekuk menjadi datar. Sosok ketua osis sedang berdiri menjulang di pintu penghubung antara tangga dan rofftop, Hyunjin yang melihatnya sontak terkejut karena Jeno tidak suka jika ada murid yang menghabiskan istirahatnya dirofftop, karena itu memang peraturannya.

"Kok lo ada disini sih?!"

Jeno berkacak pinggang,"Turun lo, bentar lagi masuk. Waketos kok kelakuannya gitu, udah tau peraturan masih aja dilanggar."

Hyunjin mendekat sembari memasukkan salah satu tangannya ke saku dan meneguk colanya lagi, lantas mendengus,"Yaelah Jen, peraturan itu dibuat untuk dilanggar."

"Totol lo anjing, dimana-mana ya peraturan dibuat untuk dipatuhi, turun sekarang. Masuk ke kelas, atau lo mau gue laporin ke kepala sekolah?"

Anak itu mencibir,"Yaelah ngaduan lo anak mamih, lo aja ngomong kasar. Ketos kok kayak gitu, harusnya ngomongnya dijaga, kasih contoh yang baik buat anggota murid dan adik kelas lo, kakak kelas juga."

"Ya kalo didepan mereka, kalo didepan lo? Ogah banget,"ucapnya, lalu menarik baju lengan Hyunjin dan menyeretnya untuk turun dari sana, Hyunjin sempat memprotesnya namun ia tidak bisa melawan jika disekolah

"Sumpah Jen, lo kayak emak-emak yang mergokin anak lakinya ngerokok di sentongan tau nggak?"

Jeno memukul lengan Hyunjin,"Sembarangan, gue laki ya."

"Berarti papa dong? Papa muda? Ah kayak Samuel lo, main tiktok aja sekalian collab sama dia dijamin langsung naik followers lo."

"Ngaco lo ah, sana-sana."

***

"Jadi...gimana?"

Kedua lelaki itu kini sedang duduk disebuah cafe terdekat, yang diajak berbicara malah menyesap cofee latte nya dulu, habis itu menggidikkan bahu.

"Ya elah Jen, biarin napa. Itu urusan mereka berdua, lo nggak usah ikut campur."

Jeno mendecih,"Gue juga tau, tapi kalo masalahnya tentang nyawa masa iya gue diem aja, lo gimana sih temen lo itu!"

Mas Pacar Haechan [END]Where stories live. Discover now