12

1.6K 217 2
                                    

"Jin, ngapa deh?"

"Gak papa."

"Cewek nih?"

"Enggak bang elah."

"Biasanya kan cewek."

"Siapa si?"

"Audrey?"

Hyunjin berdecak, sungguh kakak tingkatnya ini sangat cerewet dan keingin tahuannya sungguh luar binasa.

Untung kakak kelas, coba kalo adek?

Gue kasih ke si Ucep biar gak ngusilin lagi.

Jeka terkekeh, tadinya hanya asal bicara doang ehh taunya bener. Keliatan dari raut wajah adik kelasnya ini, Jeka orangnya emang peka sih.

Tempat nya buat curhat, yaa di Jeka ini. Tapi Hyunjin lagi sungkan kalo bahas Audrey, diem-diem dia masih sebel sama dia.

Gak tau karena apa, intinya sebel aja gitu. Tapi aneh sih gak tau apa penyebabnya, yaudah ini urusan Hyunjin.

"Nah kan, ketebak njir. Cerita aja sini ah, ala bat lo sama gue."

Mereka berdua duduk dikantin, Jeka baru aja selesai latihan basket malah belum sempet ganti baju, masih pake baju basket.

Tau lah baju basket bentuk nya kayak apa, tanpa lengan apalagi sekarang si Jeka lagi keringetan.

Pas banget dikantin ada banyak fans nya Jeka ini, si ketua basket.

Kesempatan bagi fans nya Jeka, cury-cury pandang lumayan, weiz.

Njir bang Jekaaa...

Apaan, pacar gue itu..

Dihh..mamas akoh..

Gada-gada..itu suami gue..

Ganteng bat..

Ehh, itu keringetnya..

Punya gua cup..

Dan masih banyak lagi mulai dari bisikan sampai ngomong blak-blak an, si Jeka aja sampe denger.

Sesekali tebar pesona pake senyumannya.

Cukup Jekk, cukupp.

"Lo mau dengerin cerita gue atau mau ngeladenin mereka?"

Jeka yang lagi sibuk ngedipin mata, sontak menatap kearah Hyunjin dengan ekspresi cengo nya.

Gaje emang, untung ganteng.

"Yauda cerita."

"Gak jadi."

"Dih ngambek? kayak cewek aja, pantes Audrey gak mau sama lo."

Dari kejauhan, seseorang tanpa sengaja mendengar pembicaraan tersebut.

Cukup terkejut.

Namun ia segera pergi meninggalkan kantin dan pergi ke suatu tempat.

***

Haechan celingukan kesana kemari, mencari keberadaan orang yang sejak pagi belum ia temui. Ia berlari melewati panjangnya koridor, membuat rambutnya menari kesana kemari.

Haechan berhenti berlari, melihat kearah ponselnya yang tak kunjung mendapat balasan apapun.

Kemana dia?

Hanya ada satu tempat yang belum ia pijak hari ini, rofftop.

Tapi masa iya dia kesana?

Gak yakin dehh, tapi apa salah nya mencoba?

Haechan menaiki satu persatu anak tangga itu, di ujung sana ada sebuah pintu yang menghubungkan dengan tempat yang ia tuju sekarang.

Cklek..

Angin kencang langsung berhembus, menerpa wajahnya ini. Haechan menutupi sebagian wajahnya, agar tidak kelilipan oleh debu.

Mengedarkan pandangannya keseluruh sudut rofftop, namun dugaannya benar.

Tidak ada siapa pun, ni anak kemana sih?

Saat hendak berbalik ia dikejutkan oleh seseorang yang berdiri tepat dibelakangnya, sampai-sampai membuatnya terkejut dan terjungkal kebelakang.

"Ehh, nape dah lu."

Haechan merintih kala bokongnya menyentuh lantai rofftop itu, temannya pun sampai ikut meringis.

Lalu menjulurkan tangan, berniat membantu yang langsung disambut oleh Haechan langsung.

"Lo ngagetin tau gak sih."ujarnya sambil menepuk bagian celananya yang kotor

Renjun terkekeh,"yaa habisnya tadi gue liat ada orang yang naik ke sini, jadi gue ikutin deh, ternyata elu."

"Ngapain kesini?"lanjutnya lagi

"Cari angin."

"Cari angin kok lari-lari kayak lagi nyari sesuatu."cibirnya lalu berkacak pinggang sambil menikmati melihat gedung-gedung tinggi dari rofftop ini

"Yaa iya, kan tadi gue ngomong mau cari angin dobleh."

"Iya juga ya."

"Makanya, bego dipelihara. Kalo mau pelihara nihh kaya gue pelihara nya."

Renjun menatap Haechan yang sedang membetulkan rambutnya yang berantakan, walau nantinya berantakan lagi karena kena angin.

"Lo pelihara apa emangnya?"

Haechan menghentikan aktifitasnya, namun tidak berpindah posisi.

"Tirek nohh dirumah."

"Anjir."

"Tirek lo pelihara, nohh piara dulu kebegoan lo biar bener dikit."

"Apaan gue ganteng, kayak Hecan ensiti."

Setelahnya Haechan beranjak dan duduk dikursi kayu disana, Renjun hanya membuntutinya dan duduk disebelah Haechan.

"Chan, beli kopi sana."

Haechan yang baru aja main permainan masak-masakan di ponsel nya berdecak lalu mem-pause dan melirik malas ke arah Renjun si anak durhaka ini.

"Kopi apaan?"

Renjun tersenyum senang, tandanya ucapannya kali ini tentang kopi telah direspon dengan baik dan benar oleh sang human satu ini.

"Gak tau apa mereknya, intinya yang kemaren habis di endors sama si Lucas."

Haechan membulatkan matanya, menatap Renjun yang sedang menatap nya balik karena mengharapkan kopi tersebut.

"Kapan si Lucas main endors-endors an?"

"Gak tau intinya gue mau kopi itu, ayolah."

"Bentar gue mau stalk IG nya Lucas dulu."











To Be Continued...
-----------------------

Mas Pacar Haechan [END]Where stories live. Discover now