Aneh tapi tetap saja tampan.

Sebenarnya, ganteng itu relatif. Tapi kalau Jaehyun, itu sudah mutlak.

Astaga, sejak kapan aku jadi sering memujinya?!!

Kakiku berjalan menuju rak tempat susu. Jaehyun memilih untuk berjalan di sebelahku dengan tangannya yang masih mendorong trolli. Pria itu berjalan dengan santai sambil bergumam pelan.

Aku mengambil dua kaleng susu rasa vanilla caramel kesukaan Ella. Seharusnya ini akan cukup untuk satu bulan. Jaehyun pergi sebentar ke rak sebelah dan kembali dengan membawa sebuah kotak susu besar di tangannya. Awalnya aku tak menyadari apa yang ia ambil, namun ketika tanganku meletakkan susu Ella di dalam troli, mataku membulat.

"Ngapain beli ini?!"

"Hana, kata spgnya tadi itu baik untuk ibu hamil." Ia menjawab polos.

"Kamu hamil?"

"Bukan, kamu yang hamil."

"Astaga, aku nggak hamil ya! Kamu tuh yang hamil, perut buncit gitu ada anaknya kali di dalemnya!"

"Loh, kok aku? Tugasku itu menanam, Sayang."

Aku melotot kemudian memukul bahunya keras. Jaehyun sempat meringis namun terganti oleh kekehan pelan. "Aku cuma mau nyetok aja, siapa tahu yang kemarin berhasil."

"Ngaco, kemarin kita nggak ngapa-ngapain!"

"Yaudah kalau gitu nanti malam aja ngapa-ngapainnya."

"DIEM NGGAK?!" Aku menyubit pinggang Jaehyun dengan keras. Sudah tak waras pria satu ini, bisa-bisanya membahas hal vulgar di tempat umum!

Dengan cepat aku mengambil semua barang yang biasa ku belanjakan tiap bulan. Tak lupa aku juga mengambil beberapa bahan makanan yang Mami titipkan. Jaehyun masih setia mengikuti kemanapun aku pergi. Pria itu mendadak bungkam dan tidak membuka suara lagi.

"Kamu masih suka yogurt?"

Aku menoleh ketika sedang mengantre untuk membayar. Jaehyun sempat izin untuk kembali masuk dan ternyata pria itu kembali dengan membawa beberapa kemasan yogurt... kesukaanku.

Ternyata ia masih ingat.

Aku mengangguk. "Balikin setengah, jangan banyak-banyak belinya."

"Biar kalau kamu nggak susah nyarinya, aku mau nyetok aja."

"Jung..."

"Hana... please? Beli semua pabrik yogurt juga nggak bakal bikin aku jatuh miskin."

Cih. Sombong sekali dia.

Aku memilih untuk membuang muka. Dasar, padahal baru saja aku tersentuh karena ia masih mengingat kesukaanku. Inilah sebabnya, Hana. Sudah kuperingatkan kepada diriku sendiri sejak awal bahwa tinggal bersama Jaehyun harus menyetok kesabaran yang banyak. Pria itu... ah sudahlah, aku malas membahasnya.

Setelah membayar, Jaehyun kembali mendorong troli yang berisi barang-barang yang sudah terbungkus plastik. Belanjaan kami cukup banyak hingga memerlukan troli untuk membawanya ke besement. Aku dan Jaehyun mampir sebentar untuk membeli dua lusin donat. Satu ukuran normal dan satunya donat dengan baby size, pesanan Ella. Ini dia sisi baiknya, aku akan bisa mengetahui satu per satu kesukaannya.

Setelah membantu Jaehyun memasukkan belanjaan kedalam bagasi mobil, aku mengambil tempat di sebelahnya, samping kemudi. Aku melirik Jaehyun yang sedang fokus menyetir.

Sebenarnya ada rasa iba saat melihat wajah letihnya. Hari ini pasti merupakan satu dari hari-hari sibuknya. Namun, aku bersyukur karena diantara kesibukannya, Jaehyun masih sempat untuk membagi waktunya dengan Ella.

DEGREES ft. JaehyunWhere stories live. Discover now