" Tameng gw Pergi "

201 7 0
                                    

Tak ada
Kehilangan
Yang baik-baik saja

Dira Dinata

***

Langkah kaki ini semakin melambat mendekati pintu itu, suara tangisan seakan menjadi pemberat dikaki ini. Rasa takut menyelimuti ruang dalam diri. Semakin dekat dan suara tangisan itu semakin menjadi.

Tangan seakan begitu berat untuk sekedar membuka sebuah pintu. Mencoba sekuat tenaga membuka pintu itu lalu menatap terpaku dengan apa yang ada dihadapannya.

Apakah itu kau ? Orang yang selalu ada untukku, selalu tersenyum manis dan menjadi tameng setelah daddy.

Perlahan aku berjalan mendekat dengan keyakinan yang dibuat-buat kalau orang yang didepanku bukanlah dirimu. Mencoba sekuat tenaga agar air mata ini tak jatuh.

Semakin mendekat, hati ini semakin teriris. Betapa bodohnya aku yang tak menyadari perubahan fisikmu, betapa bodohnya aku yang mengabaikan dirimu untuk orang yang lebih memilih wanita lain dan betapa bodohnya diriku yang tak sadar kalau hanya kau yang kumiliki.

Ku sentuh tangan yang dulu begitu kekar, rasa sakit dihati semakin menjadi takkalah melihat perubahan fisik itu. Ku coba membangunkanmu karna yang kuyakini, kau hanya tertidur sebentar bukan selamanya.

" Put, Put, Put ini aku Dira "

Aku terus mencoba membangunkannya. Dan aku juga terus menahan agar air mataku tak jatuh. Karna disaat air mata itu  jatuh maka tanpa aku sadari aku mengiyakan kalau kau sudah kembali pada yang Kuasa.

Suara tangisan semakin menjadi. Aku mencoba membangunkannya dengan harapan kali ini dia akan sadar dari tidur sebentarnya.

" Put jangan kayak gini, aku minta maaf udah telat dateng. Tapi tolong buka matamu Put. "

Hati ini seakan dicabik cabik dengan ucapan tanpa jawaban. Tangan itu semakin dingin seakan mengiyakan tangisan yang ku dengar.

" Putra udah gak ada 5 menit sebelum kalian sampai " ucap Troy memegang pundak Dira

Suara tangisan itu semakin menjadi. Devon yang semulai menatap membeku disamping Putra pun ikut mengeluarkan isaknya.

Aku mencoba menatap satu persatu orang dalam ruangan itu. Mami, papi, dua orang tua yang mungkin disebut Putra sebagai om dan tantenya, seorang anak yang mungkin baru sekolah menenga pertama, Devon dan juga seorang gadis yang tak aku kenal. Mereka menangis sersedu-sedu.

" Put, aku tau kamu hanya tidur sebentar karna lama nunggu aku dateng kan ? Aku udah dateng, aku ada disamping kamu. Plis buka mata kamu. Jangan buat aku takut Put. Kamu udah janji akan selalu ada untuk aku, kamu juga janji bakal temani aku sampai aku yang minta kamu untuk pergi. Aku gak mau kamu pergi Put, bangun. Bangun demi aku Put "

Pertahananku runtuh. Air mata itu jatuh tanpa permisi. Rasa sesak dan sakit didada ini semakin menjadi seakan memintahku untuk mengeluarkan semua yang ku tampung.

~

" Dok gimana keadaan anak saya "

" Pasien baik-baik saja bu, hanya dia terlalu tertekan. Sebaiknya jangan membuatnya stress "

" Terimakasih dok "

" Saya permisi dulu "

Rendi mendekati Gladis yang masih terbaring.

" Kamu puas Rendi dengan apa yang kamu lakukan. Tante gak nyangkah kamu bakal nyakitin Gladis seperti ini. Gak puas kamu buat dia hampir mati sekarang kamu buat dia seperti ini. Tante nyesel mendukung kamu " ucap Ratna geram lalu pergi meninggalkan mereka

HURT ( DIRA DINATA )  ✅✔☑Where stories live. Discover now