" Teman "

185 12 2
                                    

Tak gampang
Membuka hati
Jika itu terjadi
Maka dapat dipastikan
kamu Berbeda

***

" Mom, Dad, Di.. " teriak Dira sambil berlari kedalam rumahnya

" Sayang jalan aja gak perlu lari, ingat kamu bukan anak kecil lagi " nasehat Dirga

" Dad aneh deh, selama ini Dira lari-lari boleh kenapa sekarang gak boleh ?" jawabnya dengan sedikit rasa aneh

" Mulai sekarang kamu harus belajar masak yah sayang " ucap Dian yang datang dari dapur

" Are you serious mom ? " jawab Dira yang merasa tak percaya dengan ucapan mommynya

Bukan apa- apa hanya dari dulu Dira tak pernah memasak, jangan kan memasak
masuk dapur saja Dira tak pernah.

"Ia sayang, daddy ingin sekali merasakan masakan putri kesayangan daddy, kamu mau kan ? " tanya Dirga lalu mendapatkan anggukan dari Dira

" Makasih sayang, mom and dad sayang banget sama kamu " ucap Dian sambil memeluk putrinya penuh cinta

" Yah udah Dira ke kamar dulu yah mau mandi soalnya uda lengket banget badan Dira " ucap Dira sambil berjalan ke kamarnya dilantai dua

" Mom dan dad ko aneh, apa ada yang mereka sembunyiin dari gue yah , tapi apa ? "

Tak mau berpikir hal yang tidak-tidak, Dira lalu kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak butuh waktu lama Dira sudah keluar dari ritualnya lalu menuju meja makan untuk makan siang

~

" Dion dimana mom ? Kok gak keliatan " tanya Dira sambil terus memakan makanannya

" Lagi tidur siang sayang, kecapean maen sama teman-temannya " jawab Dirga sambil menatap putrinya

Ada rasa tak iklas ditatapan itu tapi Dirga rasa ini yang terbaik untuk putrinya.

" Maafkan daddy sayang jika keputusan daddy membuatmu sedih tapi daddy rasa ini yang terbaik " batin Dirga

" Dad kenapa ? Kok kayak mau nangis gitu. Dira ada salah yah ? Atau Dira uda nakal yah dad ? " tanya Dira yang merasa ada yang aneh

" Gak sayang daddy cuma merasa bukan daddy yang baik untuk kamu " ucap Dirga

" Sapa bilang kayak gitu ? Daddy tau gak kalau dad itu daddy terbaik di dunia. Gak ada laki-laki sebaik daddy " ucap Dira sambil memeluk daddynya

~

Dira merasa aneh dengan tingkah mom dan daddynya . Sudah jam 22 : 00 tapi Dira belum juga tidur. Dia masih saja kepikiran dengan tingkah aneh kedua orang tuanya.

" Apa gue buat salah yah ? Eh tapi gak mungkin, gue udah lama gak ngikutin balapan lagi semenjak dad diamin gue 6 bulan yang lalu. Jadi apa donk yang buat mereka jadi aneh gitu "

" Tuhan .. Dira gak minta banyak. Cukup mom, dad dan Dion bahagia aja udah cukup kok. Dira akan ngelakuin apapun asalkan mereka bahagia walaupun Dira gak suka itu. Dira mohon buat dad senyum lagi, Dira gak suka liat dad kayak gitu Amin . " Doanya dengan tulus

~

" Sayang, tadi mas udah ngomong sama Dirga soal perjodohan Rendi sama Dira dan Dirga udah setuju, menurut kamu gimana ?" tanya Anjas kepada Sarah

" Serius mas ? Dirga setuju ? Yess akhirnya Dira jadi putriku " jawab Sarah begitu antusias " Aku setuju mas kalau bisa dipercepat yah mas " lanjut Sarah sambil memeluk suaminya

Sarah memang sangat menyukai Dira. Tiap kali Sarah berlibur ke Jerman pasti selalu ke rumahnya Dira.

" Ya udah besok mas ngomong ke Rendi sayang " balas Anjas sambil membalas pelukan Istrinya

-

Pagi ini terasa begitu menyebalkan bagi Dira. Bagaimana tidak, baru saja sampai sekolah perutnya sakit dan dengan sangat cepat Dira berlari ke toilet yang berada di lantai 2 karna toilet yang berada di lantai 1 sedang direnovasi.

" Oh God kenapa bisa mules gini sih, kayaknya dari kemarin gue gak makan yang aneh-aneh deh " gumam Dira

~

Baru saja Dira ingin kekelas tapi dia mendengar suara tangisan sambil meminta ampun dari arah gedung yang sudah tak terpakai. Dira dapat mendengar dengan jelas karna jarak gedung itu yang sangat dekat dengan toilet.

Rasa penasaran Dira mengantarkan ke tempat itu dan betapa terkejut Dira melihat seorang siswi sedang dikelilingin oleh tiga orang siswi dengan make up yang menurut Dira seperti badut.

" Ehmehm ... Kok beraninya keroyokan sih, mental kok kerupuk banget " ucap Dira sambil berjalan mendekati mereka

" Lu siapa ha ? Berani-beraninya lu ganggu urusan gue, mau mati lu " bentak cewek berambut pendek

" Hahahaha mbak beraninya jangan tiga lawan satu. Kalau emang si mbanya jago kayak bacotnya ya satu lawan satu. Tapi gue bisa sih sendiri lawan mba bertiga " remeh Dira

" Heh anak baru jangan cari hal deh sama Agnes, dia itu calon pacarnya pemilik sekolah " ucap Sinta

" What .. CALON PACAR Pemilik sekolah ? tanya Dira yang dibuat seolah-olah kaget " Berarti lu pelakor donk ? Lu suka sama om-om ? Aduh kasihan banget sih lu bisa-bisanya naksir sama suami orang " lanjut Dira dengan gaya meremehkan

" Njing.. Maksud gue Rendi. Calon pacarnya Agnes itu Rendi anak kelas XI IPA 1 " ralat Sinta

" Kasihan cantik- cantik bodoh, ehh gak .. Kalian gak cantik malah kayak badut dengan makeup itu " jawab Dira sambil menunjuk wajah mereka bertiga

" Apa lu bilang ? " Agnes ingin menampar Dira tapi tangannya ditahan oleh Dira

" Jangan pernah sekali-kali tangan lu yang bau ini nyentuh gue " ucap Dira sambil menahan tangan Agnes dengan kuat sampai membuat Agnes meringin kesakitan

" 1 yang lu semua harus tau, gue gak perduli lu itu pacarnya pemilik sekolah atau pacarnya Rendi tapi jangan pernah sok jago dan nyakitin orang laen. NGERTI ? " ucap Dira penuh penekanan lalu membanting tangan Agnes sampai ia terjatuh

Dira lalu berjalan keluar dari gedung itu tapi sampai dipintu Dira balik dan melihat siswi yang dibuli belum juga beranjak

" Lu mau terus disitu atau mau ikut gue, itu uda bel " ucap Dira

Cewek yang menjadi korban bully itupun bangun dan mengikuti Dira yang berlalu ke toilet bukan kekelas

~

" Makasih yah lu udah nolongin gue " ucapnya dengan senyum " gue Ria, lu Dira kan ? Kita sekelas " lanjut Ria

" Ia gue tau, udah gak usa dipikirin lagi kan sekarang lu ama gue " balas Dira

" Lu mau gak jadi teman gue ? Kalau loh mau berarti kita bertiga " ucap Ria antusias

" Bertiga ? Buaknya kita cuma berdua yah ? " jawab Dira dengan wajah bingungnya

" Kalau disini emang kita cuma berdua tapi sama Amel juga teman sebangku gue. Anaknya baik kok walaupun agak cerewet "

Dira masih belum yakin apakah dia harus menerima ajakan Ria untuk menjadi temennya, karna sifatnya dia takut kalau teman-temannya akan tersakiti karnanya. Tapi melihat senyum tulus Ria, Dira meyakinkan dirinya kalau mungkin ini yang terbaik.

" Ok... Mulai sekarang kita berteman " Jawab Dira sambil tersenyum " kalau udah yuk kekelas udah masuk dari tadi nih " lanjutnya

***

Yeeee Dira akhirnya punya temen 😉
Bae" yah Dira
Oia semoga ceritanya gk terlalu jelek
Karna aku emang bener-bener masih awam 😍
Dukung aku dengan cara vote dan komen yah gyus ❤

HURT ( DIRA DINATA )  ✅✔☑Where stories live. Discover now