Empat belas

14.4K 962 12
                                    

Videonya di play yah, lagu favorite aku ini.
Berharap kalau tar nikah di nyanyiin lagu ini sama suami. Wkwkwk(ngayal)😂😂

🍃🍃🍃🍃

Menyalahkan matahari yang bergerak ke paduannyapun tidak mungkin bisa Kavin lakukan. Sama halnya dengan menyalahkan takdir.

Kavin duduk menyendiri di dalam kamar hotel. Penampilannya rapi dengan tuxedo hitam dan sepatu oxpord hitam mengkilap. Matanya menatap keluar ruangan lewat jendela di hadapannya. Tangan besarnya menggenggam segelas wine yang hampir kosong. Seharusnya dia tidak menenggak minuman itu.

Malam ini, di salah satu hotel bintang lima dikawasan Jakarta Pusat telah ramai dipenuhi sejumlah kerabat dan relasi penting. Mamanya mengundang banyak tamu untuk merayakan pernikahannya dengan Anna. Ballroom di lantai dua sudah dihias berbagai rupa, penuh dengan bunga-bunga. meja-meja di tengah ruangan terisi penuh dengan berbagai macam makanan.

Menikah dengan seorang wanita yang sudah lama menghilang lalu bertemua kembali bukan perkara gampang. Walaupun dia dan Anna sudah lama saling kenal, tetap saja, pernikahan ini tidak dilandasi oleh perasaan apapun. Entah bagaimana Anna menyikapi hal ini, tapi bagi Kavin, hubungan dengan wanita itu hanya sekedar perjodohan tanpa adanya cinta diantara mereka.

*****

Dikamar sebelah, Anna berdiri tengah dihadapan cermin. Sepasang mata cokelatnya memperhatikan dirinya sendiri dalam balutan gaun pengantin berwana putih. Gaun itu sangat pas ditubuhnya dengan riasan wajah yang menawan. Rambut hitamnya sudah dibentuk rapi, ditambah dengan hiasan rambut model daun mutiara. Membuat penampilannya malam ini sempurna.
Setengah mati Anna berusaha untuk tetap tenang, tapi keringat dingin tidak juga berhenti keluar membasahi telapak tangannya.

Menurutnya ini sangat menegangkan ketimbang acara tadi pagi. Anna meminta Janji suci dilakukan di pagi hari, karena dia tidak ingin di acara sakral itu di padati oleh orang yang tidak dikenalnya. Acara hanya di saksikan oleh keluarga besar Kavin, dipihak Anna hanya Bunda Yanti yang mendapinginya.

"Masih gugup, Ann?" Bella meraih kedua tangan Anna yang terasa sangat dingin.
"Tenanglah, kamu sudah sah menjadi istri Kavin. Sekarang kamu hanya perlu tersenyum bahagia di depan para tamu."

*****

Dengan napas yang berderu Anna berdiri didepan pintu besar ballroom. Anna siap masuk kedalam ruangan besar itu untuk menemui para tamu undangan. Dengan sebucket bunga ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya digenggam erat oleh tangan hangat Kavin.

Flash camera dan alunan musik (Beautiful In White-Shane Filan) menyambut sepasang pengantin yang memasuki ballroom dengan langkah pelan.

Dua jam sudah Anna berdiri dengan heels dua belas centi meter membuat kakinya terasa kram. Ditambah bibirnya yang harus terus tersenyum saat menyalami satu persatu tamu yang memberikan ucapan selamat. Anna memilih mendudukan tubuhnya sebentar.

Kavin melirik wanita yang sudah resmi menjad istrinya sedang memijat betis.
"Sudah capek? Kita bisa langsung pergi ke kamar." Ajaknya

"Tidak"

Kavin berdecak "Ingin terlihat kuat sampai membohongi diri sendiri." Grutunya.

Anna hanya terdiam mendengarnya. Mata Anna sedikit terasa sakit. Sedari tadi mencari keberadaan seseorang tapi dia tidak menemukannya. "Apa dia tidak datang?" Tanyanya pada diri sendiri

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang