Tiga

20.1K 1.4K 4
                                    

Sahuuur, sahuuur
Selamat sahur dan selamat menunaikan ibadah puasa 🙏🏻🙏🏻🙏🏻


Anna adalah mahasiswa semester akhir jurusan manajemen disebuah Universitas ternama di ibu kota, begitupun dengan Rissa. Anna mendapatkan beasiswa dari prestasinya, dia anak yang sangat pintar. Sedangkan Rissa mendapatkan bantuan dari salah satu donatur tetap panti asuhan yaitu PT. Aeron Ap. Mereka seperti anak kembar, harus selalu bersama.

Dipojok kanan ruang perpustakaan. Anna duduk menghadap jendela, dia sangat fokus mengerjakan tugas kuliahnya. Tiba-tiba ponsel di dalam tas bergetar, ternyata Rissa yang menghubunginya. Rissa mengajak Anna untuk makan siang dan ingin memperkenalkan seseorang.
Anna segera merapihkan buku dan bergegas ke kantin kampus untuk menemui Rissa. Di sanalah Rissa, dimeja paling pojok duduk saling berhadapan dengan seorang laki-laki yang memiliki punggung tegap.
Anna berjalan dengan pelan, ia tidak ingin mengundang tatapan orang lain.

Rissa menyadari kedatangan Anna, dia pun tersenyum dan melambaikan tangan agar Anna mendekat.
"Ann, kenalkan ini Kavin anak Bu Bella Blossom" Rissa memperkenalkannya dengan senyuman ceria.

Di sinilah Anna mengenal laki-laki itu, dia adalah Kavin Ardana Abiputra. Benar, dia laki-laki yang sangat tampan, memiliki mata hitam yang tajam. Mereka saling berkenalan, menyebutkan nama masing-masing. Anna tersenyum sangat manis membuat Kavin tertegun seperti terhipnotis oleh senyuman manis itu.

***

Tidak butuh waktu lama Kavin dan Rissa untuk saling mengenal. Mereka memutuskan menjalin sebuah hubungan. Beberapa kali Kavin menjemput sang kekasih ke kampus, dan berakhir dengan kencan.
Kemana sepasang kekasih itu pergi Anna akan selalu bersama mereka.

Bukan keinginan Anna mengikuti mereka, dia selalu dipaksa Rissa untuk ikut bersamanya. Anna selalu menolak, tetapi Rissa selalu memaksanya. Rissa tidak ingin Anna pulang kuliah sendirian seperti anak ayam yang tidak punya siapa-siapa.

Kavin pun tidak pernah keberatan atau terganggu dengan keberadaan Anna disetiap dia menjemput sang kekasih. Kavin tau Anna adalah gadis yang sangat pendiam, dia tidak akan pernah berbicara sebelum Kavin mengajaknya bicara.

Setiap Kavin berkunjung ke panti, dia selalu di suguhkan secangkir kopi hitam. Kavin sangat menyukainya, rasa paitnya pas di lidah tidak terlalu manis.
"Kopinya enak, rasanya pas" terang Kavin kepada Rissa
"Iya, tangan Anna pandai dalam meracik kopi. Kue buatannya pun tidak kalah enak. Kapan-kapan aku akan meminta dia membuatkannya untuk kamu." Mendengar penjelasan Rissa membuat Kavin berhenti dalam kegiatan menyesap kopinya 'ternyata selama ini ia menikmati kopi racikan tangan gadis pendiam itu'.

Dibalik dinding pembatas ruang tamu, Anna berdiri dan mendengarkan apa yang Kavin ucapkan tentang rasa kopi itu 'ternyata Kavin menyukai kopi buatannya'. Anna tersenyum senang, dia melangkah melanjutkan niatnya menuju halaman belakang panti dimana tempat favoritnya berada.

Tanpa Anna sadari ada sesosok perempuan tua yang sedang memperhatikan Anna yang tersenyum.

******

Bulir peluh terus mengalir di sela surai Kavin. Tak sedikit pula yang menetes membasahi pakaiannya, bersamaan dengan pijakan kaki menghentak lebar. Bahkan embun pagi dan dingin yang menggigit sudah lenyap terserap sinar malunya matahari.
Rasa lelahnya pun dia abaikan. Belum ada tanda jika Kavin akan menghentikan kegiatan larinya.
Hingga persimpangan blok di dekat rumahnya, Kavin menyerah menghentikan larinya. Nafasnya terengah, Kavin perlahan membungkukan badan menarik nafas dalam-dalam.

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang