Bab 24

95 10 0
                                    

"You Can't Fix Yourself...

By Breaking Someone Else..."

----------------------------------------------------------------------

Pagi yang hening, suasana yang cerah. Membuat orang-orang yang sedang tertidur enggan untuk bangun, apalagi beraktivitas. Waktu 2 minggu, seakan tidak cukup untuk ke-6 anak pemuda dan pemudi ini. Berlibur di kota Paris, membuat mereka enggan untuk kembali ke tanah air, Indonesia.

Berkeliling kota Paris, menikmati wahana, dan mencicipi makanan khas negara Paris, membuat mereka betah untuk berlama-lama di negara indah tersebut. Hanya kurang berapa hari lagi, untuk mereka kembali ke Indonesia dan melaksanakan aktivitas mereka kembali.

Kembali ke kehidupan normal mereka lagi, dan memfokuskan otak mereka untuk UN dan ujian-ujian lainnya. Mempertaruhkan waktu tidur, waktu bermain, dan waktu senggangmu hanya untuk belajar, belajar, dan belajar.

Peganganmu bukanlah handphone ataupun alat elektronik lainnya, melainkan buku, kamus, dan buku lagi.

Pukul 07 : 30 PM waktu Paris. Ketiga gadis yang masih bergulung di bawah selimut enggan untuk bangun. Padahal matahari sudah menyelonong masuk untuk membangunkan mereka. Cara, Xenia, dan Kris. Tertidur dengan nyenyaknya tanpa ada keinginan untuk bangun.

Tok... Tok...
Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Namun, tidak membangunkan salah satu dari ketiga gadis tersebut.

Tok... Tok...
Tok.. Tok...

Suara ketukan pintu terdengar lagi, dan baru bisa membangunkan ketiga gadis tersebut.
"Siapa sih, elah... Gak tau orang ngantuk apa?" Ucap Cara dengan kesal, karena membangunkannya dari tidur.
"Buka dong Car, gak usah ngedumel napa" Ucap Kris dengan suara paraunya.
"Gak ah, gak mau. Gw ngantuk, bodo amat. Ketok dah tuh pintu, sampai tangan lo biru juga gak bakal gw buka" Ucap Cara dengan geram, lalu bangun dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Sialan, gw pikir mau bukain pintu. Malah nyelonong ke kamar mandi lagi" Gumam Kris dengan kesal.
"Siapa sih, Kris?" Tanya Xenia dengan suara paraunya.
"Gak tau, gw males turun buat bukain pintu. Bukain gih" Ucap Kris yang kemudian tertidur lagi.
"Tai banget gw punya temen kaya gini" Gumam Xenia.
"Gw denger" Gumam Kris dengan pelan. Xenia yang mendengar ucapan Kris tidak memperdulikannya dan langsung membuka pintu.
"Ada apaan, sih?" Tanya Xenia kepada si pengetok pintu.
"Katanya mau ketemu Diane. Ayo, dia lagi free. Gak ada jadwal" Ucap Stefan, si pengetok kepada Xenia.

Xenia hanya mengangguk, lalu menutup pintu kembali.
"TUNGGU SETENGAH JAM LAGI, GW MAU SIAP-SIAP" Teriak Xenia dari dalam kamar, yang membuat Stefan tersenyum sendiri.

Setelah selesai bersiap-siap, Xenia dan Stefan bersiap-siap untuk menemui Diane. Mereka berpamitan kepada teman-temannya dengan beralasan ingin mencari udara segar.

Walau teman-temannya tau, jika antara Stefan dengan Xenia tidak ada apa-apa, dan mereka juga tau jika Stefan sudah mempunyai pacar bernama Diane. Namun, mereka tidak berniat untuk membawa Cara, Kris, Joe, dan Hafif untuk menemui Diane, entah karena alasan apa.

Sekarang mereka ada di mobil, menuju ke arah Cafe De Flore. Cafe paling ramai, terletak di pinggir jalan dengan suasana yang nyaman. Membuat orang betah untuk berlama-lama di cafe tersebut, entah untuk merilekskan badan ataupun hanya nongkrong.

Setelah sampai di Cafe De Flore, mereka berdua, Xenia dan Stefan memasuki cafe tersebut dan melihat Diane yang sudah melambaikan tangannya dan tersenyum saat melihat Xenia dan Stefan, atau lebih tepatnya Stefan.

"Hai" Sapa Xenia kepada Diane. Yang dibalas Diane dengan senyuman.
"Hai juga, kau pasti Xenia. Stefan menceritakan banyak tentangmu. Dan kau tau, kau sudah dianggap seperti adiknya sendiri" Ucap Diane dengan excited saat melihat Xenia.

Diane memang dapat berbahasa Indonesia, Stefan yang mengajarinya. Walau tidak fasih, namun Diane dapat dengan lancar berbahasa Indonesia.
"Well, hai baby" Sapa Stefan dengan cuek.
"Oh my baby, you look so handsome. What are u doing at Indonesia. Until you look very handsome" Ucap Diane sambil mencubit kedua pipi Stefan.

Xenia yang melihatnya hanya tertawa, Diane yang melihat Xenia dan perlakuannya kepada Stefan membuat dirinya ikutan tertawa.
"Tertawalah sepuas kalian, aku hanya akan melihat kalian tertawa sampai kalian diam. Dan gantian diriku yang membuat kalian tersiksa" Ucap Stefan dengan kesal.
"Ooowww, jangan marah oke" Bujuk Diane dengan lucu, dan malah membuat Xenia semakin tertawa dengan terbahak. Membuat pelanggan lainnya melihat ke arah Xenia, Diane, dan Stefan.
"Kau belum memesan sesuatu?" Tanya Stefan kepada Diane. Diane hanya menggeleng sambil tersenyum.
"Baiklah akan kupesankan sesuatu" Ucap stefan, yang kemudian berjalan ke arah bar untuk memesan makanan dan minuman.

Xenia dan Diane dapat mengenal dengan cepat, bahkan saat Stefan kembali dari memesan makanan obrolan kedua gadis ini tidak terganggu sama sekali. Tak lama setelah menunggu selama 15 menit, pesanan mereka akhirnya datang juga.

"Merci" Ucap Stefan, Diane, dan Xenia berbarengan yang dibalas dengan senyuman oleh pelayan yang mengantar makanan tersebut.

Setelah mengobrol selama berjam-jam mereka memutuskan untuk berkeliling, lebih tepatnya yang memutuskan adalah Xenia dan Diane, karena Stefan hanya mengikuti dari belakang.

'kalian pikir aku bodyguard apa?' batin Stefan berucap.

Mengelilingi Paris dengan berjalan kaki, membuat mereka merasa terpuaskan. Apalagi bagi Xenia, karena waktunya di Paris tidak akan lama, kemungkinan 2 hari lagi ia akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan kehidupannya beserta penyiksaan yang ia alami.

Berfoto di berbagai tempat, membuat kenangan tersendiri bagi mereka berdua. Dengan berbagai gaya, ekspresi, bahkan tingkah laku mereka membuat mereka dinilai orang adalah sahabat lama, yang bahkan mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu.
Setelah meminta Stefan untuk memfoto mereka berdua, mereka bersepakat untuk memasukkan foto tersebut ke akun Instagram mereka berdua.

XeniaDeli

125.000 likes and 65 comments
XeniaDeli Un Nouvel Ami @DianeLucyous

DianeLucyous

3.500 likes and 35 comments
DianeLucyous My Best Friend @XeniaDeli

Setelah selesai memasukkan foto mereka ke akun Instagram masing-masing mereka pun memutuskan untuk pulang, lebih tepatnya berpisah. Xenia dan Diane pun bertukar ID Line, agar tidak terjadi lost contact. Diane pulang dengan memakai taksi, dan Stefan dan Xenia pulang dengan memakain mobil Hotel.

Selama perjalanan arah hotel, suasana hening. Xenia dan Stefan tidak ada yang bersuara, hanya menikmati keheningan yang mendera.
"Dia baik" Ucap Xenia, setelah sekian lama mereka terdiam dalam keheningan.
"Aku tau" Ucap Stefan.
"Kau beruntung memilikinya" Ucap Xenia lagi.
"Yah, aku beruntung. Sangan beruntung" Ucap Stefan dengan pelan.

Setelahnya keheninganlah yang mendera mereka berdua, sampai hotel.

tbc


Feels - Merry Stevany (Event Novelet You&I Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang