Bab 16

80 8 0
                                    

"I imagine you are home,
In your room, all alone,
And you open your eyes into mine,
And everything feels better"

-----------------------------------------------------------------------------

Namaku Annabelle Deli Watson, anak pertama dari keluarga Watson. Aku memiliki seorang adik, yang mungkin sekarang tidak mengakui aku menjadi kakaknya. Jahat. Tapi, itu yang akan aku lakukan saat di posisinya.

Bukan dia yang jahat, bukan. Tapi, aku. Karena segala keegoisan, keirian, dan segala kebodohan yang ada padaku. Seandainya, aku bisa mengembalikkan waktu mungkin sekarang aku dan dia adalah siblings goals. Tapi, itu tidak akan terjadi.

Setelah kepergiannya satu setengah jam lalu, membuatku berpikir. Kata-katanya yang sangat menusuk hati. Dia benar, kasih sayang orang tua adalah segalanya daripada kasih sayang oma. Bahkan, adikku lebih dekat dengan Bik Asih, daripada aku dan orang tua kita.

Seharusnya, aku tidak melakukan itu. Seharusnya, aku jujur. Seharusnya, aku yang salah. Namun, karena kepengecutan diriku membuat aku menjadikan adikku sendiri kambing hitamnya. Tersenyum kecut itu yang kulakukan sekarang. Menatap miris kebodohanku ini.

Huft... Maafkan aku adikku. Walaupun aku tau, kata maaf tidak akan dapat mengubah semuanya.

Seorang gadis, sedang terdiam di pantai. Kata orang tempat untuk menenangkan diri adalah pantai. Angin yang bersiur-siur, ombak yang memanjakan mata, dan ketenangan yang didapat jauh dari perkotaan.

Dan gadis itu, menikmatinya. Terlihat dari matanya yang terpejam, tubuhnya yang bersandar di pohon, dan kakinya yang diluruskan di atas pasir.

Tak lama, gadis tersebut membuka matanya. Matanya merah, terlihat jika dia sedang memendam sesuatu. Kesedihan, kesakitan, dan segala sesuatu yang berat yang seharusnya tidak dia miliki. Namun, dia tidak pernah membicarakan beban hidupnya pada seseorang. Hanya dipendamlah dia dapat hidup. Walaupun kenyataannya, bukanlah seperti itu. Namun, setiap manusia memiliki pilihannya bukan.

Menatap ribuan ombak yang saling bertabrakan, dan angin yang sepoi-sepoi adalah suatu yang membuatku tenang. Terdiam lalu memenjamkan mata adalah sesuatu yang sudah aku lakukan selama 15 menit terakhir.

Ingatanku kembali saat pembicaraanku dengan Bella tadi. Apa maksudnya tadi, iri karena aku mendapatkan kasih sayang oma. Yang benar saja, dia bahkan sudah mendapatkan kasih sayang mama dan papa. Tapi masih iri. Astaga.

Aku memejamkan mataku sebentar, lalu membukanya dan bangun dari dudukku, berdiri dan berjalan menuju parkiran. Mengingat kembalu di mana aku parkir mobilku tadi.

Itu dia, mobil pemberian oma, Rolls Royce Phantom. Terlihat mewah dan aku membencinya, sangat membencinya. Namun, mau bagaimana lagi mobil itu adalah mobil pemberian oma dan aku harus menghargainya, bukan.

Mengendarai mobil ini membuatku teringat dengan oma. Terakhir kali aku mengendarai mobil ini sekitar 2 tahun yang lalu. Oma memberi mobil ini, untuk hadiah ulang tahunku yang ke-14. Dan terkejut, itu reaksi pertama yang aku lakukan.

Melihat kanan dan kiri, membuat pikiranku tenang. Hidupku tidak akan jauh dari mama dan papa yang membenciku, Bella yang dengan tidak jelasnya membenciku, Alex yang mencintai Bella, dan oma yang terus memaksaku untuk ikut dengannya.

Memberhentikan mobil ini di lampu merah, dan menatap pandanganku ke samping jok pengemudi. Handphoneku menyala, namun aku membiarkannya saja. Kalau tidak Cara dan Kristina, palingan Stefan.

Menjalankan mobil ini kembali saat lampu hijau, dan tersenyum. Aku sama seperti mobil ini, mobil ini baru begitu juga denganku. Aku adalah Xenia Deli yang baru. Xenia yang mandiri. Xenia yang tidak memiliki beban hidup. Dan itu, yang akan aku lakukan.

Feels - Merry Stevany (Event Novelet You&I Publisher)Where stories live. Discover now