Bab 5

75 5 0
                                    

"I won't let these little things Slip out of my mouth
But if I do It's you
Oh it's you
They add up to
I'm in love with you And all these little things"


------------------------------

Seperti janjiku dengan Alex kemarin, hari ini aku akan jalan-jalan dengan Alex, sahabatku, dan juga sahabat Alex. Karena tidak tau ingin kemana hari ini, aku hanya akan memakai baju berlengan panjang dengan bahan jeans.

Aku tidak terlalu suka dengan pakaian yang berbau formal, lagipula ini hanya jalan-jalan saja bukan. Aku melihat ke cermin sekali lagi, untuk memastikan jika dandananku tidak ada yang kurang.

Daaannnnn..... Perfect. Semua sudah pas. Aku pun turun, untuk sarapan. Sekaligus menunggu Alex menjemputku. Rumah sangat sepi, dikarenakan papa dan mama ke California. Sedangkan Bella, entahlah aku tidak terlalu perduli dengan dia.

Sembari menunggu Alex menjemputku, aku membuka aplikasi instagram, line, path, dan twitterku. Mengecek apa ada berita yang aku lewatkan. Hanya itu itu saja, tidak ada yang lain. Aku pun keluar dari aplikasi yang aku lihat, dan meng-unlock handphone ku.

Tak lama, notif line muncul di handphone-ku. Alex, dia sudah ada di depan rumah-ku. Aku pun memintanya untuk menunggu sebentar.

"Hai.... Sudah lama ya menunggu. Maaf." Ucapku saat membuka pintu rumah. Alex hanya tersenyum, sambil menatapku.
"Wow, kau sangat cantik. Hanya jalan-jalan saja kau sangat cantik. Astaga,aku harus menjagamu dengan sangat ketat." Ucap Alex ke arahku, aku bingung kenapa dia harus menjagaku dengan sangat ketat. Aku pun menaikkan satu alisku, bertanya kenapa dia harus menjagaku dengan sangat ketat. Mengerti dengan raut wajahku yang bertanya dia pun menjawab.
"Jika aku tidak menjagamu dengan ketat, aku akan dikejar, diteror, dan dibunuh oleh oma-mu. Karena kau tau, oma-mu itu menitipkan kamu ke aku. Dan satu lagi pastinya nanti aku tidak mendapatkan restu dari kedua orang tuamu untuk menikahi Bella, kakakmu. karena menjagamu saja aku tidak becus bagaimana kalau menjaga Bella, iya tidak" Jawab panjang lebar Alex ke aku, sambil tersenyum.

Sakit... Miris bukan hidupku. Aku pikir karena dia benar-benar ingin menjagaku. Tapi, hanya sebatas permintaan oma dan ingin restu dari papa dan mama untuk menikahi Bella.
Menikah... Bahkan pikirannya sudah panjang sekali.
Aku hanya tersenyum miris memandangnya, yang tersenyum mungkin sekarang dia sedang membayangi dia dan Bella di pelaminan. Tanpa aku, atau penggangu lainnya. Dan dengan akhir yang bahagia.

"Ya sudah ayo. Kita berangkat saja. Takutnya nanti kesiangan. Lagian Joe, Hafif, Cara, dan Kris juga sudah di jalan" Ajak Alex yang membuyarkan lamunanku dari pemikiran pernikahan.

Aku hanya mengangguk, tanpa basa-basi lagi dia menarik tanganku menuju mobilnya. Lihatlah, pegangan tangan yang tanpa dia sadari ini, merupakan hal kecil. Yang mampu membuat kupu-kupu di perutku beterbangan.

Dufan...
Tempat wisata yang kita tuju sekarang.

Aku dan Alex sudah bergabung dengan Cara dan Kris, tidak lupa juga dengan Joe dan Hafif. Jadi, tadi Cara dan Joe datang bersama. Karena, Kris dan Hafif berangkat bersama. Jadi, kita berpasangan. So sweet bukan...

Walaupun kenyataannya kita bersahabat

Saat ini, Alex, Joe, dan Hafif sedang mengantri untuk membeli tiket. Aku dan sahabatku hanya duduk menunggu para lelaki selesai mengantri tiket. Tak lama, para lelaki sudah kembali. Dengan membawa 6 tiket dufan. Sebelum masuk, cara mengajak berfoto bersama. Katanya, untuk kenang-kenangan.

Setelah berfoto, mengeditnya dan menambahkan nama untuk grup ber-6 kita. Subdued namanya. kita pun masuk ke dalam Dufan. Wahana pertama adalah Ice Age.
Setelah Ice Age, kita menuju Roller Coaster. Karena, antriannya yang panjang kita pun ber-wifie ria.

Yang pertama Alex, Joe, dan Hafif yang dengan gaya cool nya mereka.
Yang kedua aku, Alex, Joe dan Hafif yang bergaya seperti tangga. Dengan Hafif, yang paling bawah. Joe yang menumpukkan kedua tangannya di atas kepala Hafif, Alex yang menyenderkan seluruh tubuhnya ke Joe. Dan aku yang berdiri dibelakang Joe dan Alex.
Yang ketiga, Alex tiba-tiba mengangkat kakiku satu seperti orang menggendong. Pose ini membuat para pengunjung dan sahabatku tertawa sampai terbahak.

Setelah bermain, aku dan para subdued atau kalian masih kenalnya dengan sahabatku pun mencari makan. Setelah menemukan tempat makan yang cukup ramai, Cara dan Joe memesan pesanan para subdued. Sedangkan aku, Alex, Kris, dan Hafif mencari tempat duduk.

Setelah pesanan datang, aku dan para subdued menyantapnya. Karena, energi kita sudah habis untuk bermain tadi. Saat sudah selesai makan, Alex pun meminta joe untuk memfoto aku dan dia. Pose bertatapan dengan sangat dekat dan mesra.
Tak taukah dia, dengan pose seperti ini membuatku deg-degan setengah mati. Dan lihatlah dia, dia hanya tersenyum tanpa memikirkan aku yang deg-degan setengah mati.

Setelah selesai bermain ria dan puas di dufan, kami pun memutuskan pulang. Tapi, sebelum pulang. Aku dan para subdued membeli es krim.
Karena, waktu yang sudah menunjukkan malam dan energi kita yang sudah berkurang. Kita pun memutuskan untuk pulang

Tapi sebelum pulang kita berfoto lagi. Dan foto terakhir sebelum kita pulang.

Dalam perjalanan pulang, tidak ada percakapan antara aku dan Alex. Tidak seperti biasanya, yang heboh membicarakan apapun. Karena, aku tau. Alex tidak suka dengan keheningan. Jika ada keheningan pasti ada sesuatu yang akan dia bicarakan padaku. Dan aku merasa perasaanku tidak enak, seperti akan ada sesuatu yang terjadi.

"Aku ingin menembak Bella. Bagaimana pendapatmu?" Tanya Alex kepadaku.

Ya, keheningan itu hilang. Tapi bukan ini yang aku inginkan. Bukan topik pembicaraan ini yang ingin aku dan dia bicarakan.
Aku menatapnya dengan nanar, pandangan yang menyakiti hati. Dia menatapuku sekilas, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke jalan.
Aku tak kuat lagi, bila harus menahan rasa ini. Rasa yang menyakiti hatiku, sampai hatiku hancur tak berbentuk.
Apa aku harus mengungkapkan isi hatiku, dan melihat dia yang menjauh atau mungkin membenciku.
Atau, aku harus memendamnya. Sampai, aku tak kuat lagi untuk memendam rasa ini.
Tuhan, sekali ini saja. Bantu aku, bantu hamba mu ini, Tuhan.

"Aku...."




tbc

Feels - Merry Stevany (Event Novelet You&I Publisher)Where stories live. Discover now