Bab 26

109 12 0
                                    

"My shadow's dancing
Without you for the first time
My heart is hoping
You'll walk right in tonight
Tell me there are things that you regret
'Cause if I'm being honest I ain't over you yet
It's all I'm asking
Is it too much to ask?
Is it too much to ask?"

--------------------------------------------

Dua orang yang berbeda gender sedang berhadapan. Tidak ada yang berbicara. Tidak ada yang mencoba untuk memulai pembicaraan. Sepertinya keheningan lebih baik daripada, pembicaraan. Suasana sangat canggung, saat ini. Bingung untuk memulai pembicaraan. 2 orang itu hanya terdiam, saling melirik dan jika ketauan akan langsung berpaling atau menunduk.

Padahal suasana disekitar mereka sangat ramai, ada yang berbincang, tertawa, selfie dan wefie pun juga ada. 2 orang tersebut adalah sahabat lama. 2 orang tersebut adalah Xenia dan Alex.

Setelah pertemuan tadi di lobby, yang sangat mengejutkan. Alex membawa Xenia, lebih tepatnya menarik Xenia untuk masuk ke dalam mobilnya. Namun, Xenia memberontak dengan alasan ingin ke laundryan untuk melaundry pakaiannya. Tetapi, Alex dengan cepat membawa masuk keranjang pakaian Xenia ke dalam mobilnya beserta Xenia.

Di perjalanan mobil Alex berhenti di tempat laundryan, dan membawa keranjang pakaian Xenia ke laundryan tersebut. Setelahnya, Alex melajukan mobilnya ke cafe yang tidak terlalu jauh dari tempat laundryan tadi.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Xenia. Setelah keheningan yang mencekam selama 15 menit, Xenia memutuskan untuk memecah keheningan tersebut dengan pertanyaan basa-basi.
"Aku merindukanmu" Ucap Alex. Itu bukan jawaban atas pertanyaan Xenia, melainkan pernyataan Alex untuk Xenia.

Terdiam, itu yang dilakukan Xenia saat ini saat mendengar pernyataan Alex.
"Kau yakin?" Tanya Xenia kepada Alex dengan pandangan datar.
"Aku yakin. Kita tidak bertemu...Bukan, kita jarang bertemu. Kau sibuk dengan urusanmu...." Ucapan Alex terpotong oleh perkataan Xenia yang sangat tajam.
"Dan waktumu habis untuk Bella" Ucap Xenia dengan tajam. Alex terdiam, lidahnya kelu untuk membalas ucapan Xenia.
"Jangan membuat keadaan seolah-olah aku yang salah disini. Kau duluan yang memulai, menghabiskan waktu dengan bella, melupakan segala sesuatu yang kita buat" Lanjut Xenia dengan pelan, namun terdengar sangat menyakitkan.
"Maaf....."Ucap Alex.
"Aku tidak perlu maafmu. Kau tidak mempunyai salah kepadaku" Ucap Xenia dengan pelan.
"Aku merasa aku perlu minta maaf" Ucap Alex sambil menatap Xenia dengan sendu.
"Aku memaafkanmu" Ucap Xenia.
"Terima kasih, sudah memaafkanku" Ucap Alex dengan tersenyum.

Semudah itu, semudah kau meminta maaf maka dengan mudah kau membuat kesalahan.

Setelah pembicaraan ringan di kafe tadi, Xenia dan Alex memutuskan untuk berkeliling sambil menunggu pakaian yang di laundry, mereka ingin mencairkan suasana yang tadinya tegang menjadi sedikit cair.

Berkeliling ke pantai, membuat Xenia tersenyum dengan senang. Pasalnya, terakhir kali ia ke pantai bersama Alex itu sekitar 7 bulan yang lalu. Saat mereka merayakan ulang tahun Alex yang ke 17 tahun.
"Pantai....." Ucap Xenia dengan antusias.
"Ya, kau senang?" Tanya Alex dengan tersenyum.
"Tentu saja" Jawab Xenia.

Setelah memarkirkan mobil, Xenia dan Alex berjalan beriringan ke pantai. Xenia dengan antusiasnya bermain air dan Alex yang duduk di pasir dengan setia menonton Xenia yang bermain air.
Merupakan kebahagiaan tersendiri saat melihat seseorang yang kau sayang bahagia, dan itu karena dirimu.
"Sudah?" Tanya Alex saat melihat Xenia yang duduk disebelahnya dengan napas yang tidak beraturan.
"Sudah" Jawab Xenia dengan senang.
"Tunggu sebentar ya, sebentar lagi matahari terbenam aku ingin melihatnya bersamamu" ucap Alex dengan tenang. Xenia hanya tersenyum dan mengangguk.

Namun, belum saja beberapa detik setelah ucapan Alex. Handphone milik Alex berbunyi menandakan telpon masuk.

Baby's calling

Setelah melihat nama yang muncul di layarnya, dengan cepat Alex mengangkat telpon tersebut dan menjauh dari Xenia. Meninggalkan Xenia dengan senyum miris dan hati yang pedih untuk kesekian kalinya.
"Xenia, aku meminta maaf. Bella sedang berada di mall dan tidak ada yang menjemputnya. Aku harus menjemputnya. Kau bisa kan pulang naik taksi" Ucap Alex dengan nada khawatir akan Bella yang belum pulang dan masih berada di mall.
"Ten-- Tentu... Tidak apa-apa.... Jem--- Jemputlah Bella" ucap Xenia dengan terbata-bata. Bukan karena gugup, melainkan menahan tangis. Ia ditinggal di pantai saat menjelang malam dan harus pulang dengan taksi, belum lagi mengambil pakaiannya di laundryan. Hanya demi seorang Bella.
"Baiklah, kalau begitu. Hati-hati di jalan" Setelah mengucapkan itu Alex pergi meninggalkan Xenia. Lagi.

Pulang dengan menaiki taksi dan langsung berhenti di lobby apartemennya. Melupakan pakaiannya yang masih berada di laundryan. Memasuki lobby dengan pandangan menunduk, sesampainya di depan lift ia memasuki lift dan menekan angka 29.

Keluar dari lift dan berhenti. Terdiam dan mematung itu yang dilakukan Xenia sekarang. Menatap 2 orang yang berada di depan dipintu apartemennya dengan terkejut. Marissa dan Liam, kedua orang tua Xenia yang sedang berdiri di depan pintu apartemennya. Berjalan dengan perlahan dan berdehem, membuat Marissa dan Liam menatap ke arah Xenia.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Xenia dengan pandangan datar.
"Kemana aja kamu. Mama sama papa nungguin kamu disini. Bukannya dibukain pintunya malah keluyuran" Ucap Marissa, mama Xenia dengan sinis. Yang dibalas dengan pandangan santai oleh Xenia.
"Ada keperluan apa, sampai kalian harus datang kesini" Ucap Xenia dengan menekan password apartemennya.
"Datanglah minggu depan ada yang ingin dibicarakan oleh mama dan papa" Ucap Liam, papa Xenia. Yang dibalas dengan anggukan oleh Xenia.
"I'm not promised" Jawab Xenia dengan santai.
"Kamu ini, bukannya ajak mama dan papanya masuk dan ngobrol di dalam. Malah ngomong gak janji dateng lagi, DASAR ANAK DURHAKA" Ucap Marissa dengan geram sambil menatap Xenia dengan pandangan sinis.
"Ini sudah malam. Dan saya, sedang tidak menerima tamu" Setelah mengucapkan itu, Xenia menutup pintu apartemennya. Meninggalkan kedua orang tuanya yang menatap Xenia dengan pandangan nanar..

Anaknya sudah berubah, Xenianya sudah berubah menjadi dingin dan tidak mengenal kata 'tidak enak' untuk orang lain. Anaknya sudah berubah.

tbc

Feels - Merry Stevany (Event Novelet You&I Publisher)Where stories live. Discover now