Bab 22

94 5 0
                                    

"Out on the terrace

I don't know if it's fair but I thought

How could I let you fall by yourself

While I'm wasted with someone else?"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketiga gadis yang baru saja sampai di Paris tersebut memilih untuk menistirahatkan tubuhnya dari perjalanan yang panjang selama 17 jam. Memilih tidur daripada makan ataupun membersihkan diri. Memilih tidur daripada melihat pemandangan sekitar. Memilih tidur daripada mengurusi barang yang mereka bawa.

Hotel Shangri-La, menjadi tempat mereka untuk beristirahat. Hotel dengan harga yang lumayan fantastis, tapi sebanding dengan pemandangan yang dapat mereka lihat untuk 2 minggu ke depan saat bangun tidur ataupun ingin tidur. Menara Eiffel.

Hotel dengan segenap kenyamanannya. Hotel yang di luarnya terlihat sederhana, namun di dalamnya sangat mewah dan juga nyaman. Memiliki segalanya. Dan hanya orang yang tidak memiliki aktivitas padat dan uang berlimpah yang dapat menginap di hotel tersebut.

Waktu sudah menunjukkan 08 : 00 Am. Namun, ketiga gadis tersebut masih nyenyak dalam tidur mereka masing-masing. Sampai akhirnya, tidur ketiga gadis tersebut terganggu.

Tok.. Tok...
Tok.. Tok...

Ehhhh.... Suara lenguhan salah satu gadis tersebut. Membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Siapa sih... Ganggu aja. Gak tau orang ngantuk apa?" Dumel gadis tersebut. Melihat kedua temannya masih terlelap, membuatnya bangun dari tidurnya dan beranjak membuka pintu kamarnya.

Ya, mereka memilih 1 kamar dengan 2 ruangan tidur. Sebenarnya mereka ingin memilih 2 kamar. Namun, saat tau harganya mereka memilih 1 kamar dengan 2 ruangan tidur.

Cklekk...

"Apaan sih...?" Tanya gadis tersebut dengan mata yang masih terpejam.
"Bangun, neng. Lo kesini mau jalan-jalan apa numpang tidur doang lo?" Ucap orang tersebut.
"Joe, lo kalo mau ngomel jangan sekarang ya. Gw masih ngantuk suer" Ucap gadis tersebut.
"Gw gak mau tau ya, Car. Pokoknya lo bangun trus ajak Kris dan Xenia buat sarapan di bawah. Ampe 30 menit lagi lo gak turun gw bakal bawa kalian semua pulang ke jakarta" Ancam Joe. Cara yang mendengar ancaman Joe, mau tak mau langsung membuka matanya dengan paksa dan menutup pintu kamar dan membangunkan kedua sahabatnya.

Cara seperti itu, bukan karena takut. Takut sih iya, cuman Joe gak pernah main-main ama ancamannya.

"XENIA KRIS BANGUN. JOE UDAH NGANCEM. CEPETAN BANGUN. AWAS AJA KALAU GAK BANGUN. NANTI JOE, BAWA KITA PULANG KE INDO. GW BELOM MAU PULANG. BANGUN WOY" Teriak Cara, yang membuat Kris dan Xenia terbangun dari tidurnya.
"Tai banget sih gw kan ngantuk" Gumam Kris dengan kesal lalu bangun dan menyandar di kepala ranjang.
"Ban*$@t" Ucap Xenia dengan pelan, namun terdengar oleh Cara dan Kris yang ditanggapi dengan kekehan.

Hari ini, mereka sudah siap untuk turun ke bawah sarapan. Dengan penampilan modis mereka.

"Lo tai semua tau gak. Gak ngerti gw capek apa" Omel Kris kepada Joe.
"Ya lagian. Siapa suruh bangun siang amat. Lo kesini mau jalan-jalan apa numpang tidur doang, neng" Ucap Hafif dengan menggoda ke arah Kris.
"Bodo Pip, bodo" Gumam Cara ke Hafif.
"Lagian kebanyakan duit kali, kalo numpang tidur di Paris. Ntar kaya meme-meme gitu. Tidur di Paris, makan di Singapore, minum di Hongkong, mandi di Jepang, be*@k di celana. Hahahah" Ucap Joe dengan bodohnya membuat Cara, Kris, Xenia, Hafif, dan Stefan yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak.
"Lo bego atau tolol. Udah bener-bener di dengerin dari awal, akhir-akhirannya be*@k di celana. Hahaha" Ucap Cara dengan tertawa yang masih terbahak.
"Oyot, oyot" Gumam Xenia.
"Punya temen gini amat ya" Gumam Kris.
"Klasik bener gw punya temen kaya lo, Joe" Ucap Stefan.
"Jarang-jarang kan lo punya temen kaya gw, hahaha" Ucap Joe dengan membanggakan dirinya sendiri.
"Udah ah, ayo turun kapan jalannya nih kita" ucap Stefan.

Setelahnya mereka turun, mengikuti Stefan yang jalan duluan.

"Bonjour, puis-je avoir 1 table avec 6 personnes vides? (Selamat pagi, boleh saya minta 1 meja berisikan 6 orang yang kosong?)" Ucap Xenia kepada seorang pelayan.
"Bonjour aussi, bien sûr, je vais trouver une table de 6 personnes vides. Juste une minute (Halo juga, tentu saja, saya akan mencarikan 1 meja berisikan 6 orang yang kosong. Tunggu sebentar ya)" Ucap pelayan tersebut lalu meninggalkan Xenia dan kawannya. Tidak lama, pelayan tersebut kembali lalu mengantarkan Xenia ke meja tersebut.
"S'il vous plaît. tout le monde veut commander seigneur et dame. (silahkan. Ada yang ingin dipesan tuan dan nyonya)" Ucap pelayan tersebut.
"Y a-t-il un menu spécial pour le petit-déjeuner aujourd'hui. Recommandation du chef peut-être (Apa ada menu sarapan spesial untuk hari ini. Rekomendasi dari chef mungkin)" Ucap Stefan lalu menatap pelayan. Pelayan tersebut mengangguk sambil tersenyum.

Joe dan Hafif saling menatap, lalu menatap Stefan bersamaan.

"Aujourd'hui, il existe un menu spécial. voulez-vous commander le menu spécial. ou recevoir une recommandation du chef (Hari ini ada menu spesial. apa tuan ingin memesan menu spesial tersebut. atau menerima rekomendasi dari chef)" Ucap pelayan tersebut, kemudian menatap Stefan, Cara, Xenia, dan Kris secara bersamaan.
"Divisé par 2 seulement. 3 menus du chef et 3 autres menus du menu spécial (Dibagi 2 saja. 3 menu dari chef dan 3 menu lagi dari menu spesial)" Ucap Cara kepada pelayan tersebut.
"D'accord, il y a plus que tu veux commander, seigneur et femme (Baiklah, ada lagi yang ingin dipesan tuan dan nyonya)" Ucap pelayan tersebut dengan senyumnya.
"Rien (tidak ada)" Ucap Kris dengan tersenyum sambil menggeleng.
"D'accord s'il vous plaît, excusez-moi et attendez la commande (Baiklah jika begitu saya permisi dan mohon tunggu sebentar pesanannya)" Ucap pelayan tersebut lalu pergi dari meja Xenia dan kawannya.
"Gw pikir lo sama kaya gw ama Hafif. Yang gak bisa bahasa prancis. Ternyata lo jago ya" Puji Joe kepada Stefan. Yang dibalas dengan senyuman.
"Iyalah, gimana gak jago. Orang pacarnya aja orang sini. Gimana sih lo Joe" Ucap Xenia. Yang membuat Cara, Kris, Joe, dan Hafif menegang.

Tidak lama setelah mendengar ucapan Xenia, pesanan mereka datang beserta pelayan yang tadi.
"Désolé, vieux seigneur et dame (Maaf lama menunggu tuan dan nyonya)" Ucap pelayan tersebut.
"Pour le troisième de ce petit-déjeuner. C'est un menu spécial aujourd'hui (Untuk ketiga sarapan ini. Ini adalah menu special hari ini)" Lanjut pelayan tersebut dengan menaruh ketiga piring di atas meja.
"Et pour la troisième assiette, c'est une recommandation du chef. profite de ton seigneur et madame (Dan untuk yang ketiga piring ini adalah rekomendasi dari chef. selamat menikmati tuan dan nyonya)" Ucap pelayan tersebut lalu meninggalkan Xenia dan kawannya untuk sarapan.

tbc

Feels - Merry Stevany (Event Novelet You&I Publisher)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt