Dua puluh tiga

530 57 19
                                    

" apa kabar Ramlan ..sudah lama tidak bertemu" sapa seseorang

Ramlan yang tengah sibuk memperbaiki motor di bengkelnya sejenak tertegun sebelum akhirnya dia mendongak dan mendapati sosok yang sangat dia kenal berdiri dengan senyum penuh arti

Diapun menghentikan pekerjaannya dan berdiri menghampiri

" Mau apa kau kesini Gerald..aku tidak ada urusan denganmu"

Bukannya marah sosok yang dipanggil Gerald justru menampilkan deretan giginya dengan lebar

"Wah..wah..sifat emosional mu ternyata tak pernah hilang lan..santai bung..kita ini teman lama"

Ramlan mendecih

" Aku tidak pernah menganggap mu teman..simpan basa basi mu..untuk apa kau kesini.."

Gerald menggeleng kepala..dia sangat tau bagaimana Ramlan..mungkin memang lebih baik to the point

" Okay..aku hanya ingin kau menyerahkannya.. dan biarkan aku menyelesaikan urusan yang belum selesai"

Ramlan shock mendengar permintaan Gerald..namun raut wajahnya tetap tenang..

" Menyerahkan apa .. sudah kubilang aku tidak ada urusan denganmu..jadi pergilah kau membuang buang waktu ku"

" Kau dan Permadi memang pintar dalam menyembunyikan sesuatu..hingga aku harus menunggu 20 tahunan untuk bisa mengetahuinya..tapi sekali bangkai tetap saja bangkai..akan tercium juga baunya"

" Tutup mulutmu Gerald..pergi dari sini sebelum aku kehilangan kesabaran" rahang Ramlan mengeras dengan kedua tangan yang mengepal

Gerald cukup bergidik melihat expressi Ramlan..masih segar diingatannya bagaimana seorang Ramlan bisa menghabisi puluhan orang sekaligus dengan tangan kosong..dan dia tak mau mengambil resiko untuk itu..dia memang punya anak buah ..tapi mengerahkan anak buahnya ditempat ramai seperti ini akan memancing keributan dan dia tidak ingin rencana nya gagal

" Taringmu masih tajam lan..tapi jangan kau pikir aku akan menyerah
Ini semua belum berakhir..aku pastikan keluarga mu dan semuanya akan menerima akibatnya karena sudah berani mempermainkan ku" Gerald berusaha mengintimidasi

" Coba saja kau menyentuh keluarga ku..kupastikan aku sendiri yang akan menghabisi mu " Ramlan menekankan kata katanya tepat diwajah lelaki berkacamata minus itu

Setelah Gerald dan anak buahnya pergi..Ramlan segera menutup bengkelnya..dia harus mengambil langkah..keselamatan keluarganya terancam ..Gerald adalah orang yang licik dan bisa melakukan berbagai macam cara untuk mewujudkan keinginannya..

Kemudian dia menelpon seseorang dan setelah memutuskan pembicaraan diapun langsung memacu motornya ..

***

" Ayah..maaf aku telat tadi sedikit macet dijalan" ucap Kevin

" Gak papa vin ..ayah juga belum lama" jawab Ramlan..atas permintaan Ramlan Kevin memang mengubah panggilannya dari bapak menjadi ayah .

" Sepertinya ada sesuatu yang penting  yang ingin ayah sampaikan " tanya Kevin ketika membaca raut kebingungan didalam wajah lelaki paruh baya itu

" Ayah tidak tau harus mulai darimana vin..tapi ini menyangkut keselamatan keluarga ayah terutama Mila vin"

Kevin mengerutkan kening ..

" Mungkin sudah saatnya ayah mengungkapkan sebuah rahasia yang selama ini ayah simpan sendiri"

# flashback on

" Lan..cuma kamu yang bisa menolong.." ucap om Permadi dengan wajah memohon

Between Us (Tamat/Revisi)Where stories live. Discover now