01 ♦ Pacar

129 31 22
                                    

Playlist: Attention-Charlie Puth

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Playlist: Attention-Charlie Puth

~Your votes and comments are amazing for me ♥~

@rarasitifadilla
¦on instagram¦

Kita ini warna, kita ini bagian dari pelangi. --Biru Samudera

• Happy Reading •


Surabaya, Indonesia.
15.45.

"Oy!" seorang anak laki-laki tinggi memanggilku sambil sedikit berlari. Bismi namanya.

"Apa sih ih!" jawabku sambil mencoba melepas genggaman tangan Bismi, karena laki-laki itu menggenggam tanganku.

"Etdah cakep-cakep galak!" tawanya benar-benar menyebalkan, pokoknya semua tentang Bismi selalu menyebalkan. Dan sialnya dia selalu mendekatiku.

Siapapun, tolong hapus manusia yang satu ini.

"Lepasin gak!" nada bicaraku mulai meninggi, anak itu sepertinya takut, tapi tetap tak menuruti permintaanku.

"Jadi pacar gue kuy!"

Hah? Apa katanya? Serius, aku ingin menggaruk wajah main-main itu menggunakan garpu sekarang. Dia kira, kata-kata seperti itu bisa diucapkan sembarangan apa?

Bismi itu tampan sebenarnya, tapi ketampanannya tertutupi oleh sifat menyebalkan yang dia miliki. Anak laki-laki itu terkenal memiliki banyak mantan, pembuat onar dan masih banyak tingkah anehnya.

"Gila lo, dah ah gue mau balik." aku memukul kepala Bismi, tidak terlalu kencang, tapi dia sedikit meringis kesakitan. Dan rambut yang semula hair-up itu, sekarang menutupi sebagian matanya.

Oh, atau mungkin aku memukulnya terlalu keras? Tidak peduli, anak itu memang pantas menerimanya.

"Gue anter--"

"Lepasin!"

Tiba-tiba datang laki-laki bertubuh sedikit lebih tinggi, entah darimana, dia mendadak muncul. Suara dinginnya membuat suasana mencekam. Auranya memang tidak main-main, pantas saja banyak siswi yang mendekatinya.

Arjuna.

Kakak kelas yang aku sukai sejak MOS. Rambut hitamnya, mata hazelnya, dan alis tebalnya selalu luar biasa dimataku. Entah kenapa, sekarang jantungku berdebar saat Arjuna menatap dingin kearah Bismi. Seolah menyuruh anak laki-laki usil itu untuk pergi.

"Siapa sih--"

"Arjuna, 11 Ipa 2."

"Oh kakel yang--"

"Gue bilang lepasin tangan Jingga!" Ucapnya penuh penekanan. Alis tebalnya kini menyatu, menatap Bismi seolah ingin memakannya.

Bismi melepas tanganku, anak laki-laki tinggi itu pergi sambil cengengesan. Dasar pengganggu.

TENTANG BIRUWhere stories live. Discover now