"Kau kenyang?". Tanya Kai, dia berusaha meminta maaf untuk membuat Lisa tidak badmood lagi. "Sini, kalau kau kenyang berikan saja padaku".

Lisa menautkan alis, kesal. Apa Kai tidak ikhlas, mentraktirnya? "Kau niat mentraktir tidak?".

"Eoh?".

"Kau meminta makananku, apa kau tidak berniat untuk mentraktirku?". Kesal Lisa, sudah  sedang tidak mood karena Jung yang membatalkan. Alih-alih di hibur, malah makin naik pitam saja.

"Ya ya ya baiklah". Kai melanjutkan makannya, dia melirik kearah luar restaurant dan di sana ada Jungkook bersama ibunya. Memasuki, restaurnt, seberang. "Bukannya, itu Presdir Jeon?".

Lisa melirik arah telunjuk Kai, sedikit termenung pada pandangannya. "Aku merasa sesuatu yang salah". Gumamnya, kemudian menyendok makanan dingin di mangkuknya. "Hm?". Tanya Lisa, dengan menaikan alisnya pada tatapan Kai.

"Tadi kau berkata apa?".

"Tidak".

"eum, Lis.. Aku sudah memutuskan mem—". Tatapan Lisa cukup serius, pada arah Luar. Kai memundurkan kepala, kebingungan."Ka—kau kenapa?".

"Kai, saat aku pertama kali bertemu denganmu.. Aku berada di rumah sakit bukan?". Gadis itu, masih menatap lekat presensi Jungkook dan Ibunya. "Ibu mengatakan, bahwa aku kecelakaan bersama ayahku. Kira-kira itu dimana?".

"Huh?". Pemuda itu masih meloading respon apa , yang akan dia berikan oada Lisa. "Ah.. Eum, aku kurang tau".

Lisa mengigit bibir bawahnya , perasaan gusar selalu merangsek masuk. Jika mencoba mengingat, apa yang berada di masalalunya.

"Kau kenapa?". Tanya Kai lagi, melihat wajah Lisa yang memucat.

"Ah?".

"Kau sakit?".

"Ah, tidak.. Hanya sedang tidak enak badan saja". Katanya, kemudian Lisa menyatukan sendok dan garpu ditengah piring. "Aku sudah kenyang".

Karena Lisa seperti ini, membuat Kai selalu khawatir. Bagaimanapun, Lisa adalah saudaranya. Meski tidak sedarah. "Aku akan membayar". Sesudah itu, kai berdiri. Dan membayar, sesuai pesanannya.

Mereka akhirnya keluar dari Restaurant, dan pulang kerumah. Diperjalanan, Lisa tidak berbicara apapun. Dia hanya memijat, pangkal hidungnya. Kai memarkirkan mobil, tepat di depan taman sungai Cheong.

"Ingin bersantai disana?".

Lisa melirik sekilah kearah Kai, kemudian ketempat yang pemuda itu tunjukan bergantian. Dia menyetujuinya, dan duduk di bangku taman. Kai meninggalkann Lisa, membeli minuman kaleng untuk gadis itu.

Ada atmosfir, yang lumayan familiar Ia kenali. Entah, mengapa perasaan itu keluar masuk. Seperti memiliki bilik sendiri, dihatinya. "Ada apa denganku?". Tanyanya kepada diri sendiri, "Mengapa, Seoul memberikan sebuah sensasi yang ku rindukan... Tapi, juga membuat aku tidak tenang".

Trrrrr

Ponselnya berdering, panggilan dari Kai masuk.

"Ya?". Jawab lisa, setelah menggeser icon hijau. Dilayar, Ponselnya.

".....".

"Kenapa dengan Jennie?".

"....".

"Hmm, baiklah". Kai menelpon Lisa, karena mendapatkan kabar bahwa Jennie sedang membutuhkannya. Dia menarik nafasnya malas, menginjakan kaki ketanah dan berdiri. Berjalan-jalan, kaki di sekitar sana. "Seperti apa aku dulu?".

Lalis

Lalis

Suara teriakan, yang masih tidak didengar oleh Lisa. Gadis itu, masih berjibaku pada pikirannya sendiri. Sangat susah, kepalanya sungguh sakit. Dia membiarkan, rambutnya tergerai dan diterpa angin.

LALA LOST [END]Where stories live. Discover now