5

39 4 0
                                    

13:00 di rumah Revan
Excel yang sedari tadi mondar mandir sehabis home schooling, karna firasat nya menunjukkan ia harus mengunjungi tempat dimana ibunya dibunuh. Ia masih bingung itu firasat atau sekedar rasa kengen terhadap ibunya.
"oke aku kesana" monolog Excel sambil bergegas mengambil kunci mobilnya dan berlari ke garansi untuk menaiki mobilnya. Mobil mercedes sport hitam yang cukup elegan dengan desain yang menawan yang diberikan papah Excel waktu ulang tahunnya yang ke 13 tahun. Dengan kecepatan sedang ia mengendarai mobilnya. karna dia tidak mau berurusan dengan polisi. Akan repot bukan? apalagi dia belum memiliki sim. Memang bisa dibilang agak jauh tempatnya hingga memerlukan waktu 1 jam lamanya.

Kini ia berada di depan kontruksi bangunan gedung tua tempat dimana kejadian kelam menimpa ibunya. Perlahan ia memasuki gedung itu dan menaiki tangga tepat dimana ibunya tertembak dulu. "tempatnya masih sama seperti 5 tahun yang lalu apa mereka tidak menyelesaikan kontruksi gedung ini lagi? aah persetan dengan itu" ucap Excel hingga ia menemukan tas yang tertutup dengan debu "tas mamah?" gumam Excel .

Ia mengambil tas itu dan membersihkan debu yang menempel lalu membukanya
"kertas?"monolognya perlahan ia membuka lipatan kertas itu. kertas yang sedikit usang tertelan oleh waktu tapi masih dapat ia baca.

Dear putriku yang paling cantik Excel,

mungkin ketika kamu menemukan surat ini mamah udah ngak ada. Tapi Excel harus kuat, harus jadi anak mamah yang pemberani. Mamah tau kamu itu perempuan yang kuat.
Kamu jangan nakal ya.
Oh ya jangan lupa jaga kesehatan kamu ya nak. Mama titip tolong jaga kakak kamu Revan.

Your Mom.

"mm mamah" tanpa ia sadari bulir matanya menetes

- 14:00 Lapangan Basket -
Mereka sudah sampai Lapangan basket yang terletak di dekat caffe Icy cafe yang kemarin Revan kunjungi. Disebelahnya memang ada lapangan basket. Langsung saja mereka bermain melawan tim Basket dari SMA Elang.
Revan memang ketua basket SMA Garuda. Tentu dengan 5 sekawannya juga ikut serta dalam basket tersebut memang dari kelas 10 mereka bersama hingga saat kelas 11 mereka tak terpisah. Ibaratnya nempel terus.ehh. Dan apakah kalian tau siapa pemenang nya? tentu saja Revan dkk. Skill main basketnya yang tinggi ditambah kerja sama tim yang bagus tak lupa juga kawan nya mereka semua jago main Basket. Kini mereka di parkiran lapangan

"yosh bro kita menang lagii" Ucap Bara

"hhh nantangin kok kita" Ucap Ken

"yaudah nih mau kemana nih mumpung masih jam segini" Tanya Sam

"kerumah lo gimana Van? mumpung deket nih "Ucap Dielta

"boleh" sahut Revan. Mereka semua langsung mengendarai motor ninjanya ke rumah Revan.

"Rumah lo kok sepi sih van? Bokap lo mana?"
tanya Gabra yang melihat rumah Revan hanya ada pembantunya yaitu Bibi Laurent dan seorang satpam yang membukakan pintu gerbang tadi.

"ya emang rumah Revan Sepi kali makanya kita ke sini biar rame" sosor Ken

"Bokap gw kerja lah. kalian kalo mau minum bilang aja sama bibi Laurent gw mau ke atas dulu" ucap Revan sambil menaiki tangga.



mereka berlima memainkan game di ponselnya yang mana lagi kalau bukan Mobile Legends. Game yang dirilis oleh Moonton Developer, Permainan Multiplayer Online Battle Arena yang dirancang untuk ponsel dengan pertarungan 5 vs 5. Sedangkan Dielta yang masih asyik main playsstation milik Revan.

Hingga seseorang masuk ke dalam rumah Revan siapa lagi kalau bukan Excel adik Revan!?.

"Itu siapa van?" tanya Dielta ke Revan sambil menunjuk seseorang itu dengan dagu
"bukan siapa siapa" ketus Revan
"adek lo ya?" tanya sam
"gw g punya adek." Revan
Excel yang dengar ucapan Revan hatinya teriris ketika revan tak mau menganggapnya adik
"terus siapa kalo bukan adek lo?" tanya Dielta
"anak pungut!."ketus Revan "anak nya bibi Laurent" lanjut Revan

Deg Excel yang masih mendengar ucapan Revan kali ini seperti disayat hatinya 'oke ini keterlaluan' batin Excel langsung pergi kekamarnya








VoTe GuYs

Reveal : HatredWhere stories live. Discover now