3

50 4 0
                                    

Pemakaman mama Excel, Lexcy Alexander Lenard sudah satu jam berlalu. Kini seluruh keluarga Pound dan Maccquenza berkumpul diruang keluarga.

Revan yang masih sedih atas kepergian ibunya dan Excel kecil yang masih menangis di pelukan neneknya.

"Kenapa kamu masih disini?!!" teriak Revan mengarah ke Excel kecil
" Seharusnya kamu yang mati! bukan mama" lanjut Revan dengan mata yang memerah, emosinya sangat memuncak.
Excel kecil hanya bisa diam saat itu di pelukan neneknya
"Revan! kenapa kamu ngomong gitu ke adik mu sendiri!?" sergah nenek

"Dia sekarang bukan adik ku lagi dan Dia (sambil menunjuk Excel kecil dengan jari telunjuknya) yang menyebabkan mama meninggal!" tegas Revan

"Revan! Keterlaluan kamu" seketika nenek langsung berteriak dan akan menampar Revan tetapi ia urungkan ketika sampai tepat lima centimeter didepan pipi Revan.

"Apa!? Kenapa? Nenek mau menamparku demi membela anak sialan ini?!" bentak Revan "seharusnya dia yang ditampar!" lanjut Revan.
seketika Revan menarik Excel yang ada di pelukan Neneknya dan menyeret Excel kedapur.

"kemari kau!" Tegas Revan yang langsung menampar pipi kanan Excel

"Akhh , s sakit kak " ringis Excel
Plaakk
kini pipi kiri Excel yang ditampar oleh Revan
"akhhh hiks hiks ampun kak" gumam Excel sambil memegangi ke dua pipinya yang memerah.

tak lama kemudian Revan mengambil pisau yang ada di dapur lalu berjalan mendekati Excel.
"seharusnya kamu yang mati! bukan mama" ucap Revan sambil mengangkat pisau nya

belum sempat Revan mengangkat lebih tinggi pisaunya kakek Revan datang dan langsung mengunci tubuh Revan dan mengambil pisau, yang tadi Revan pegang lalu membuangnya.

"Revan kamu apa apaan!" kakek Revan
"Dasar anak sialan!" lanjut kakek Revan dengan tegas

"dia yang sialan!!" jawab Revan sambil melihat Excel

kakek langsung membawa Excel di Ruang keluarga dan mengatakan

"Excel akan bersamaku! tidak baik untuk dia disini." tegas Kakek Excel ke Semua orang yang ada di ruang keluarga

"tapi kenapa yah??" tanya salah satu paman Excel

"dia hampir di bunuh Revan" Tegas kakek lalu menyuruh istrinya yaitu nenek Excel untuk membereskan pakaian Excel dan pakaiannya ke koper.

"aku akan membawa Excel pergi jauh!" tegas kakek

"tapi bagaimana dengan Veer? tanya salah satu paman karena Veer (ayah Excel) sedang metting mendadak dengan klienya dikantor
" aku akan memberitahunya ketika aku sudah sampai" ucap kakek





















"Revan" sapa seorang perempuan berkulit putih nan bersih membuyarkan Revan dari lamunannya

"Eh Zon, lo kok bisa disini?" Tanya Revan ke perempuan berkulit putih. Dia teman satu kelas Revan. Kagura Azona Salsa yang biasanya dipanggil Zona.

"Em tadi gue cari caffe yang bagus gitu buat makan terus dapet nih caffe yaudah gue kesini, oh ya lo kenapa kok dari tadi gue liat lo ngelamun?" tanya Zona

"Eh, ngak kok. gue pulang dulu ya" pamit Revan
"oke hati hati Van"
















- Meja makan di rumah Revan -

Kini Revan, Excel, dan ayah Excel sedang makan malam bersama tapi sebelumnya Revan menolak tetapi ayah nya membujuknya hingga ia mau.

"ehm Excel besok kamu sekolah yang sama kakak kamu ya?" pinta papah Excel

"emm" blm sempat Excel menjawab Revan memotongnya "ngak Revan ngak mau!"
"Tapi kenapa Revan! dari dulu setelah mamah mu meninggal sikap mu berubah 180 derajat ke adikmu!"tegas papah ke Revan
"hm udah pah" ucap Excel ke papah sambil memegang tangan papahnya "Excel home Schooling aja" lanjut Excel

Sebenarnya Excel sudah S2 di Italia. Tetapi yang mengetahui hanya kakek dan nenek nya yang merawatnya disana. papanya hanya berkunjung kesana 3 bulan sekali jadi tidak mengetahui kalau Excel sudah lulus S2. Karna Kecerdasannya lah yang membuatnya di usia 14 tahun sudah lulus S2. Dia juga mempunyai Perusahaan di beberapa negara. Sebenarnya dia tidak mau kembali ke Indonesia tapi karna bujukan kakek nya dia mau.

Reveal : HatredWhere stories live. Discover now