5 (END)

4.1K 234 134
                                    

Dia pergi
Dan aku tidak bisa melakukan apapun
Seperti orang bodoh aku hanya berdiri terpaku disini
Jika ini belum terlalu terlambat,
bisakah kita kembali bersama?
Aku seharusnya memperlakukanmu dengan lebih baik saat masih memilikimu dulu
(BIGBANG - IF YOU)

__________________________________________

"Eomma, aku lelah. Kumohon maafkan aku."

Taehee menggenggam tangan dingin Yoongi, dalam hatinya merapal kalimat bahwa dia memaafkan Yoongi. Kemudian dia mengingat kalimat yang diucapkannya pada Yoongi tadi siang. Bagaimana dia berkali-kali meminta Yoongi pergi.

Sungguh, Taehee tidak ingin Yoongi benar-benar pergi jauh.

Genggaman tangan Taehee pada Yoongi mengerat mengingat kecupan dan ucapan lirih Yoongi. Suatu pengakuan yang seingat Taehee sangat jarang atau nyaris tidak pernah terucap dari bibir mungil itu.

"Aku sayang eomma, terima kasih."

Air mata Taehee kembali mengalir saat mengingatnya. Harusnya dia sadar, harusnya dia peka. Sayangnya dia justru memilih untuk mengabaikan firasat buruknya. Bahkan di saat-saat terakhir ketika dia melihat Seokjin menggedor pintu kamar mandi penuh amarah.

'Eomma juga sayang pada Yoongi, maafkan eomma nak,' batin Taehee.

Wanita itu mengusap wajah Yoongi penuh kasih sayang. Hatinya kembali terasa perih ketika dia merasa telah gagal merawat si tengah yang dia besarkan penuh kehati-hatian. Taehee merasa dia lengah. Dua puluh empat tahun -- atau lebih tepatnya dua puluh satu tahun karena Yoongi diketahui menderita hemofilia di usia tiga tahun -- dia menjaga Yoongi seperti menjaga sebuah permata yang tidak boleh tergores sedikitpun. Tapi dia lengah selama tiga tahun dan semuanya berakhir seperti ini. Lalu apa gunanya dia mempertahankan hidup Yoongi selama dua puluh empat tahun sebelumnya? Apa gunanya perawatan dan terapi tanpa henti itu?

Taehee menyusut air matanya, wanita itu segera menepis hal buruk yang dia pikirkan saat tanpa sadar dia menpertanyakan kehendak Tuhan dan menyesali pengorbanan yang dia lakukan untuk kehidupan Yoongi.

Tidak. Taehee sebenarnya tidak berburuk sangka pada Tuhan, dia hanya terbawa emosinya. Lebih tepatnya dia hanya kesal pada dirinya sendiri yang telah lengah menjaga Yoongi hingga akhirnya dia harus dihadapkan pada fakta semacam ini.

Ah, atau apakah Tuhan marah karena Taehee tidak berlaku baik pada Yoongi tiga tahun ini? Marah pada Taehee yang lengah padahal Tuhan sudah berbaik hati memberi waktu hidup yang terhitung lama bagi penderita hemofilia seperti Yoongi?

"Apa mereka memberinya transfusi tadi?" pertanyaan Seokjin memecah keheningan yang berlangsung selama sepuluh menit dalam ruang rawat itu.

"Appa tidak tahu, mereka hanya berkata berhasil menghentikan pendarahannya," jawab Seunghoon pelan.

"Jika mereka tidak melakukannya dan hanya menghentikan pendarahan...keterlaluan sekali."

"Seokjin sudahlah!"

"Aku tidak mau kehilangan adikku lagi appa!"

"Appa juga tidak mau! Tapi sudahlah," Seunghoon merengkuh Seokjin dalam pelukannya, "Sudah nak," Seunghoon mengusap punggung Seokjin.

'Aku hanya ingin pulang hyung.'

'...maafkan aku dan hyung tidak akan mendengar permintaan maafku lagi.'

"Appa, dia bilang dia ingin pulang. Dia sempat meminta maaf padaku. Aku tidak mau. Sekarangpun aku juga tidak mau memaafkannya jika dia tidak bertahan."

Frozen (Complete)Where stories live. Discover now