3

2.5K 219 38
                                    

Jelas sudah.

Kini Hoseok dapat mengaitkan kejadian hari ini dengan hari-hari dimana dia beberapa kali melihat Yoongi mimisan atau mengalami memar tiba-tiba. Hoseok menepikan mobilnya, mengambil ponsel dari phone holder dan mengubah arah tujuan ke Rumah Sakit terdekat. Dia tidak hafal dengan kawasan Daegu, hanya GPS yang dia andalkan sejak tadi.

"Kubilang bawa aku pulang."

"Setelah kita dari Rumah Sakit."

Yoongi menahan tangan Hoseok yang bersiap memutar balik mobil, "Kumohon."

Dalam waktu lima tahun mereka saling mengenal -- dan benar-benar  berteman selama tiga tahun ini -- Hoseok hanya dua kali mendengar Yoongi memohon padanya. Pertama, tiga tahun lalu ketika Yoongi mengharapkan bantuannya untuk memberi pekerjaan dan tempat tinggal. Dan hari ini adalah kedua kalinya.

Cengkeraman Hoseok pada kemudi mengerat hingga buku-buku jarinya memutih, lelaki itu tertawa remeh kemudian.

"Kau seolah memintaku membiarkanmu mati perlahan. Setega itu kau membuatku terlihat jahat Kim."

"Maafkan aku untuk itu. Tapi kujamin kau tidak akan pernah disalahkan bahkan jika aku mati Jung."

"Jika terjadi hal buruk padamu aku akan sulit memaafkan diriku sendiri," Hoseok menoleh ke arah Yoongi. Hatinya mencelos mendapati wajah Yoongi yang semakin memucat. "Kau akan sampai hati membuatku menyesal seumur hidup?"

"Seok, waktuku tidak lama. Bawa aku pada mereka, aku harus minta maaf."

"Kau benar-benar berniat bunuh diri sejak awal huh?!"

Rasanya, Hoseok ingin menghajar Yoongi saat itu juga. Hatinya mulai memupuk kemarahan untuk Yoongi. Bahkan air matanya sudah menggenang, ungkapan dari amarahnya yang meluap dan harus ditahan.

"Ayo Seok, hanya sekitar 200 meter dari sini."

"Persetan Kim Yoongi!"

"Baiklah," Yoongi merapikan maskernya dan memakai tudung jaket. Tangannya bersiap membuka pintu.

"Mau kemana?"

"Pulang."

Hoseok mendengus ketika Yoongi keluar begitu saja dari mobilnya. Berjalan pelan menjauh. Detik itu air mata Hoseok mengalir, dia memukul setir, mengumpat keras dan mengusap air matanya kasar. Dalam hati dia mengucap sumpah serapah paling kejam sekaligus ratapan paling memilukan untuk Yoongi. Pada akhirnya dia mengalah, menjalankan mobil mengikuti Yoongi.

"Masuk Yoon, akan kuantar."

Keduanya terdiam hingga mobil yang Hoseok kemudikan sampai di depan rumah Yoongi.

"Terima kasih banyak Seok."

Hoseok belum memiliki keinginan untuk menyahut ucapan itu, hingga Yoongi mengangsurkan kunci kamarnya di restoran pada Hoseok.

"Jika beruntung, aku akan kembali besok. Jika tidak, kau boleh melakukan apapun pada barang-barangku."

Hoseok masih bergeming, meskipun jujur saja perasaan khawatir dan tidak enak mendominasi hatinya.

Namun semua lamunannya dihentikan paksa ketika Yoongi mendadak memeluknya. Gerakan tiba-tiba yang Yoongi berikan membuat Hoseok terkejut.

"Terima kasih banyak Hoseokie," ujar Yoongi setelah melepaskan pelukan sekilasnya. "Maaf sudah banyak merepotkan. Apapun yang terjadi padaku, jangan menyesal atau merasa bersalah."

"Tidak akan terjadi apapun padamu."

Yoongi tersenyum dibalik maskernya. Dia menghela nafas dalam, sempat tersengal sebenarnya dan Yoongi berdehem demi menutupi fakta itu, "Pulanglah Seok. Maaf aku tidak mengajakmu mampir kali ini."

Frozen (Complete)Where stories live. Discover now