Bagian 17 : Moon Taeil

2.5K 502 146
                                    

ㅡOoOㅡ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅡOoOㅡ

Setelah ratusan purnama berlalu...

ㅡOoOㅡ

Musim Panas 2007...

Aku lelah sekali akhir-akhir ini. Mengajar mahasiswa-mahasiswa yang harusnya telah melewati masa pubertas itu ternyata melelahkan juga. Belum lagi mengatur waktu untuk briefing dalam persiapan mengatur segala macam tata acara pelaksanaan ajang menyanyi itu.

Lebih-lebih ketika Kim Dongyoung tidak ada di rumah. Rasanya letihku bertambah berkali-kali lipat dari biasanya. Ah, aku ini seperti seorang suami yang ditinggalkan istrinya pergi.

Dasar, Moon Taeil bodoh.

Sambil menghela napas, aku menaruh beban kepalaku bersadar pada bantalan sofa. Ah, hari ini melelahkan sekali.

Aku baru keluar dari gedung agensiku sekaligus penyelenggara Voice 2007 pukul 11 malam. Aku yakin kalau sekarang pasti sudah lewat tengah malam. Aku hanya mengira saja, sebab lampu ruangan ini masih padam. Satu-satunya penerangan berasal dari cahaya rembulan yang berhasil menembus jendela dapur.

"Ya Tuhan, aku lelah sekali!"

Moon Taeil ingin istirahat.

Aku ingin tidur.

Niatku biar sejenak saja aku memejamkan mata dengan posisi seperti ini. Namun nyatanya aku berakhir terlarut dalam tidur, lalu terbangun keesokan harinya.

-OoO-

Aku menggeliat tak nyaman. Masih di atas sofa ternyata. Hanya saja, posisiku sudah terbaringㅡterlentang dengan sebuah bantal menopang kepalaku dan sepotong selimut menutupi sepanjang tubuhku. Lalu...apa ini sebuah kain basah di keningku?

Otakku yang sedang mencari sinyalnya hanya bisa terdiam, mengamati sekitar sambil menggaruk-garuk pelan tengkuk dan pipi.

"Hyung? Sudah bangun?"

Seketika kesadaranku terkumpul sepenuhnya.

"Hyung semalam demam. Maaf karena kau sama sekali tidak bisa dibangunkan, jadi aku terpaksa membiarkanmu tidur di sofa. Pasti tidak nyaman ya?"

Aku bahkan tak bisa mengatakan apapun yang kurasakan. Sebab demi Tuhan, ketika aku melihat wajah manis itu lagi, serasa tubuhku perlahan membaik.

"Ini, minum."

Tanpa banyak bertanya, aku meminum air hangat dari gelas yang diminumkan oleh Dongyoung. Ah, kurasa ini air madu dan lemon.

"Kapan kau pulang?"

Dongyoung menaruh gelas ke atas meja.

"Kemarin sore. Aku sadar saat hyung masuk ke rumah. Tapi kurasa, hyung yang malah tidak menyadari keberadaanku," katanya seraya menyunggingkan sebuah senyuman.

VOICE [Ilyoung]Where stories live. Discover now