Bagian 13 : Moon Taeil

3.2K 568 134
                                    

ㅡOoOㅡ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅡOoOㅡ

Musim Semi 2007...

Aku duduk diam di sofa panjang milikku. Dalam kegelapan, hanya terdengar deru napas teratur yang keluar dari paru - paru ke hidungku. Aku tengah menunggu. Beberapa saat lalu, jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, namun sosok yang kutunggu belum terlihat batang hidungnya.

Aku menghela napas kasar. Akhir - akhir ini Dongyoung menjadi anak aneh yang suka berkeliaran sampai malam sepulang sekolah. Entah apa yang dilakukannya, hanya saja membuatku terheran. Kemana perginya bocah polos yang dulu tidak pernah tidur di atas jam sepuluh malam?

Ceklek

Pucuk dicinta, ulam tiba. Dapat kudengar langkah kaki berjinjit dari arah pintu apartemenku. Oh, masih mau sembunyi - sembunyi rupanya.

Aku sebisa mungkin menahan untuk melakukan pergerakan. Bukannya apa, hanya saja, ini pertama kalinya aku memergoki Dongyoung pulang selarut ini. Biasanya aku akan ke kamar dan tidur, lalu terbangun saat tengah malam hanya untuk mengecek apakah kelinci kecilku itu sudah kembali atau belum. Sejauh ini, dia memang selalu tertidur di ranjangnya pada jam - jam itu. Namun, pada akhirnya ini hanya menyiksaku, membuat rasa gusar dalam hati, sebab aku sendiri tidak mengetahui kapan pulangnya bocah 18 tahun itu.

"Huh...semoga Taeil hyung sudah tidur..."

Aku menahan tawa saat mendengat suaranya berbisik dalam gelap. Ia mendekat ke arah pintu kamarku yang berhadapan lurus dengan tempat dimana aku duduk sekarang. Ah, kurasa ini saat yang tepat untuk menyalakan lampu.

Klik

"Kim. Dong. Young. Dari mana saja kau?"

Dia membatu di tempatnya berdiri, di depan pintu kamarku. Beberapa detik selanjutnya, ia membalikkan tubuh dan menunjukkan cengiran lebarnya hingga gusi merah muda itu terlihat.

"H-hyung b-belum t-tidur?"

Aku tahu ia hanya sedang mengulur waktu untuk tidak menjawab pertanyaanku. Namun aku hanya diam dan memberi gestur untuk menyuruhnya mendekat.

"Kemari," kataku sambil menepuk paha.

Dengan langkah lesu, Dongyoung berjalan ke arahku. Dilepasnya tas punggung yang tampak begitu berat. Aku membantu dirinya untuk membuka blazer almamater sekolahnya. Setelah itu, Kim Dongyoung terduduk di pangkuanku dengan wajah memelas.

"Maaf," ucapnya.

Aku meperhatikan raut menyesal itu. Kuangkat kedua tanganku untuk menyisir rambut lepeknya. Dongyoung terlihat benar - benar lelah. Apa dia ini bekerja tanpa sepengetahuanku?

"Apa kau bekerja?"

Dapat kurasakan ia berjengit sebentar sebelum menganggukkan kepalanya. Ah, lucu sekali.

VOICE [Ilyoung]Where stories live. Discover now