Bagian 12 : Kim Dongyoung

3.3K 603 252
                                    

ㅡOoOㅡ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅡOoOㅡ

Masih musim gugur 2006...

Aku tidak mengingat apapun saat aku membuka mata. Aku hanya bisa merasakan beban di sisi kiriku.

Taeil hyung.

Suara gemuruh hujan terdengar sampai ke dalam kamar. Aku teringat akan keluargaku yang saat ini di Busan. Kupikir appa benar, mungkin mereka tak akan pulang malam ini.

Taeil hyung pun mengatakan hal serupa. Mereka belum kembali.

Aku tidak menanyakan pukul berapa saat ini. Yang kupikirkan adalah perut mungilku terasa lapar.

Aku memutuskan untuk membersihkan diri dan mempersiapkan makan malam. Meskipun aku sendiri tidak yakin dengan apa yang akan aku sediakan nantinya.

Melangkah perlahan keluar dari kamar. Tujuan utamaku adalah kamar mandi. Tapi...mengapa Taeil hyung mengikutiku?

Lalu saat kutanya, dia hanya diam. Tersenyum canggung. Aku kan jadi...malu...?

Aku berusaha menutupi rona merah yang menghiasi kedua pipiku. Buru - buru kututup pintu dan menarik napas dalam dengan kedua paru - paru.

Astaga! Taeil hyung itu benar - benar!

Karena hari sudah malam, aku memutuskan untuk mencuci muka dan membersihkan tubuhku secara singkat. Tidak lupa menggosok gigi supaya tidak berlubang. Terdengar seperti anak kecil memang. Tapi aku benar - benar punya trauma besar terhadap sakit gigi. Rasanya aku mau mati saja kalau mengingatnya!

Ah, sudahlah, membahas hal - hal menyakitkan hanya akan mengingatkanku pada Jeon Yooseok. Pria kurangajar yang seenaknya mengaturku seolah ia pemilik hidupku. Aku benci mengingatnya, sebab aku akan membenci diriku yang tidak bisa melakukan perlawanan.

Demi apapun, aku benar - benar membencinya.

Membuang segala pemikiran itu, aku segera keluar dari kamar mandi, lalu berpamitan pada Taeil hyungㅡyang tengah duduk di bangku meja makanㅡuntuk mengganti pakaian.

Sampai di kamar, aku segera mencari stelan piyama tidur ternyaman yang kumiliki. Aku bercermin sebentar, merapikan tatanan rambutku dan mulai tersenyum.

Apa aku sudah terlihat manis?

Entah sejak kapan aku lebih menyukai panggilan itu. Rasanya, tampan tidak akan cocok denganku. Kurasa, aku menyukainya, ketika aku disebut manis.

Apa Taeil hyung akan menyukaiku jika aku terlihat manis?

Oh, apakah aku harus mengganti pakaianku supaya terlihat lebih manis?

Ah, tidak!

Aku menepuk keras kedua pipiku bergantian. Mengapa otakku tiba - tiba memikirkan Taeil hyung?

Ah, rasanya pipiku menghangat lagi.

Aku menatap pantulan wajahku di cermin, benar saja, pipiku memerah.

VOICE [Ilyoung]Where stories live. Discover now