Bagian 1 : Moon Taeil

6.8K 1K 289
                                    

ㅡOoOㅡ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅡOoOㅡ

Musim Panas 2005...

Saat ini berada di hadapanku, gadis cantik yang telah bersamaku selama lima tahun terakhir.

Karen Scott.

Kami berjumpa pada suatu perkemahan musim panas di London. Saat itu aku masih tinggal di Inggris bersama dengan bibi dan pamanku.

Pertemuan pertama kami sangat biasa saja. Hanya mengobrol santai dalam sebuah kelompok kecil dan saling berbagi pengalaman.

Aku dan Karen memiliki sedikit kesamaan. Selebihnya, kami adalah orang yang berbeda.

Kata orang, aku cenderung pendiam dan lebih suka mendengar cerita orang lain daripada berbicara tentang diriku sendiri. Sedangkan Karen adalah pembicara terbaik yang pernah kutemui.

Kata orang, aku ini adalah definisi dari air tenang menghanyutkan. Bukan, bukan karena aku pintar, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa aku adalah lulusan terbaik di salah satu sekolah seni di London. Tapi gelar itu sebenarnya karena aku adalah sosok pendiam yang jika bersuara akan mengeluarkan kata - kata tajam. Sedangkan Karen adalah gadis manis dengan mulut manis yang begitu tulus dan memikat.

Kata orang, aku tampan. Padahal menurutku, aku hanya beruntung saja. Sedangkan Karen adalah gadis yang benar - benar cantik. Bukan, bukan cantik karena parasnya. Sikap dan tutur katanya yang lembut dan berbeda dari kebanyakan gadis Amerika pada umumnya.

Aku dan Karen memiliki satu kesamaan. Kami sama - sama mencintai seni dan musik. Kami berkerja sama dalam panggung teatrikal drama dan musik. Dari situ, kami semakin dekat.

Tiga tahun lalu, ketika aku dan Karen memasuki usia 23 tahun, aku melamarnya. Saat itu, di depan sebuah gereja kecil yang selalu kami kunjungi setiap hari Minggu, Karen melakukan penolakan pertamanya padaku.

Aku tak apa. Saat itu mungkin Karen masih ingin melanjutkan karir yang baru saja ia mulai sebagai artis teater. Aku sendiri saat itu baru memulai pekerjaanku sebagai guru vokal di salah satu sekolah menengah persis setelah aku lulus dari universitas.

Hampir setiap 5-6 bulan sekali aku melakukan aksi melamarku pada Karen. Tapi hasilnya tetap saja sama, Karen menolak.

Setahun lalu, aku mengajak Karen untuk tinggal di Korea, tanah kelahiranku. Awalnya kupikir Karen akan menolak, namun ternyata dugaanku salah. Karen menerima dengan senang hati.

Selama menjadi sepasang kekasih, aku dan Karen berbicara secara bilingual sejak tahun ketiga hubungan kami, bahasa Inggris dan Korea. Sebenarnya, saat itu Karen tiba - tiba memaksaku mengajarinya bahasa Korea karena ia sedang terserang demam Winter Sonataㅡsalah satu drama Korea yang terkenal masa itu.

Aku sendiri sampai sekarang masih mempertanyakan bagaimana cara Karen mengetahui tentang drama ituㅡbahkan aku sendiri tidak tahu bahwa Winter Sonata sudah dirilis tahun lalu, saat itu tahun 2003 ketika aku menyadarinya.

VOICE [Ilyoung]Where stories live. Discover now