bagian satu

10.4K 916 49
                                    

"WHAT THE FUCKING SHIT?! OH, GOD—DAMNIT!!"

Adalah kalimat pertama yang terlontar dari Jiyeon melalui pekikan nyaring saat membuka mata kala itu, menemukan entitas pemuda asing tidur tanpa busana bersamanya dalam satu ranjang. Bergerak refleks akan pemandangan itu, Jiyeon mematut kondisinya yang tidak jauh berbeda. Sama-sama telanjang, dan Jiyeon mendapati beberapa bercak kemerahan yang hadir di tulang selangka, lengan atas, sisi dada, hingga puncak dada yang memerah.

Triple kill—ah, bukan! Savage?

Meneguk ludah mengaliri kerongkongan yang kering, Jiyeon kembali melirik lagi. Tepat disamping, penuh teror. Cukup tampan—ah, Jiyeon tidak menyangkal jika pemuda yang tidur bersamanya sangat tampan. Masih dengan bola mata yang melebar, Jiyeon mencoba beringsut pelan ketika menuruni ranjang. Tidak ingin menimbulkan decitan manakala ia membuat pergerakan yang sayang sekali—

"Mau kemana?"

Disadari hingga tone bariton sexy itu mengudara.

Total Jiyeon mematung, menatap lawan bicara dengan tubuh kaku. Menahan selimut agar tidak jatuh merosot, jangan sampai pemuda ini ereksi lagi. Jiyeon harus segera pulang dan melupakan kejadian ini selama-lamanya. Tidak. Jangan sampai beban hidup baru datang menimpa beban yang sebelumnya belum lenyap.

Mata pemuda itu terpejam, namun mencengkram bagian tepian kain selimut Jiyeon.

"Kita belum membicarakan kejadian pagi ini—"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan," adalah Jiyeon yang menyela cepat. Garis wajahnya sangat tidak karuan, kekhawatiran lebih mendominasi dan terpancar dalam ekspresinya. "We'll just try to forget all of this. Anggap saja kita tidak pernah bertemu, dan mengalami kejadian—"

"Melupakannya?" Kekehan hambar yang rendah menyentakkan Jiyeon. Membuat lidahnya kelu tatkala obsidian tajam bagaikan burung rajawali itu menatapnya. Satu sudut bibir milik pemuda itu lantas naik dengan ringan, sembari berujar, "Tidak semudah itu, Nona. Semalam kau berhasil merugikanku dan meng—"

"Ck! Aku tidak pernah menduga jika melupakan suatu kejadian sesulit itu," ujar Jiyeon cepat. Menelan kembali aksara pemuda itu. Sedikit meremehkan frasa lawan bicara yang masuk ke pendengaran, lantas Jiyeon berkata, "Intinya lupakan saja, aku tidak mau terlibat masalah apapun dengan pemuda asing sepertimu—"

"Choi Taehyung."

"A-apa?" Kening Jiyeon sontak berlipat.

Maka, Taehyung membawa tubuhnya terduduk. Dalam satu sentakan menarik kuat kain selimut yang Jiyeon cengkeram hingga harus terlepas. Belum sempat mencerna kejadian itu dalam kepalanya, Taehyung menindih. Mengungkung tenaga kecilnya dalam kuasa Taehyung yang luar biasa kuat.

Iris legam Taehyung mengunci Jiyeon dalam perasaan berdebar dan tidak menentu. Deru napasnya mulai memburu ketika Taehyung mengikis jarak, dan Jiyeon menjadi tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Kenapa tidak memberikan penolakan—barangkali menendang alat vital pemuda Choi itu, atau menusuk kedua mata—yang sialan sekali sangat tajam dan menawan, menggunakan jemarinya.

Jiyeon hanya mati tidak berkutik, membiarkan Taehyung mendekat. Berbisik rendah tepat di depan wajahnya yang memasang ekspresi penuh kengerian.

"Panggil aku Taehyung. Sekarang kita bukan orang asing lagi."[]

-gookakoola
17 Agustus 2020

ᴇʟᴇᴜᴛʜᴇʀᴏᴍᴀɴɪᴀ [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang