𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐆𝐢𝐥𝐚(Boya♡)✓

8

"Bila anda beli satu,anda dapat satu,bila beli dua,anda dapat dua"

Ya iyalah mbak! Dimana-mana kalo beli satu ya dikasih satu!Ya kali dikasihin dua kalo beli satu.Ngajakin ribut kali tuh penjual!

"Warung nasi laperkenyang"

Ini juga apaan?!Laper kenyang?!Apa coba?!Gak guna!Yaya hanya terus menyumpah-nyumpah dalam hati.

"Boleh dimakan bila beli"

Ya kali kalo ngga beli bakalan dikasih_-...udah fiks!Ini para penjual minta ribut batin Yaya.

"Boy!Boleh ngga kalo gue tiba-tiba ngakak?"Tanya Yaya dengan wajah yang memerah karena menahan tawanya.

"Jangan!Nanti disangkain orang gila mau?"Ujar Boboiboy dengan wajah yang seakan menertawakan.

"Jahattt!!"Yaya pun memukul bahu Boboiboy pelan.

"Yuk masuk!"Boboiboy pun menggengam tangan Yaya dan menuntunnya masuk.

"Mas!"Panggil Boboiboy pada pelayan disana.

"Ya mbak,mas,mau pesen apa?"Tanyanya sembari menyerahkan kertas pesanan.

"Hn...gue pengen nasi goreng!"Teriak Yaya yang langsung menunjuk menu nasi goreng.

"Dah kosong mbak.."Ucap pelayan itu.

"Hah?!Kosong?!"Kejut Yaya .

"Astagfirullah!!Kosong?! Kerj'a lembur bagai kudh'a!Sampai lup'a orang tu'a.."Pelayan itu menepuk-nepuk jidatnya.

"Mas-mas?"Boboiboy menepuk pundaknya.

"Eh maaf...Mas mau apa?"Tanya pelayan itu yang langsung kembali normal.Yaya hanya menatap orang itu dengan mata kanan yang berdenyut-denyut aneh.

"Samain aja!"Ucapnya lalu duduk.

"Oke,tunggu sebentar!"Pelayan itupun pergi.

"Boy...gue ngerasa bukan tempatnya aja nih yang aneh...Tapi orangnya juga hadeuh!!"Yaya hanya menggelengkan kepalanya.

"Ngga papa"Ucap Boboiboy santai lalu terus menatap Yaya.

"Jangan liatin gue terus dong!"Risi Yaya karena terus diliatin.

"Kenapa?Selagi ada didepan mata...Rezeki ngga boleh ditolak"Ujarnya yang fiks membuat Yaya merona.

'Ini si Coboy boleh juga gombalannya'Batin Yaya.

"Ini mbak,mas..."Pelayan itu dengan cepat menyajikan pesanannya.

"Cepet banget mas?"Ujar Yaya melongo.

"Ya iyalah mbak!Kalo ngga cepet entar ane dipecat pegimane?!Kan jadi aduh gituh!Awhh!!Bisa puyeng pala ane!"Ucap pelayan itu dengan laga seperti banci.

"Boy...Ini rumah makan apa sih?"Yaya merasa tidak nyaman.

"Lo ngga liat?Mereka tuh aneh-aneh karena apa?"Tanya Boboiboy sambil menyantap makanannya.

"Hmmm"Yaya menggeleng tidak tahu.

"Karena unik!Mereka semua ini tadinya pengangguran....Terus,pemilik lestoran besar menyelematkan mereka dari pengangguran itu..."Ucapnya santai.

"Lestoran besar dimana?"Tanya Yaya kepo.

"Lo ngga perlu tau...Tempat ini tuh menginspirasi gue,buat bisa beradaptasi dengan sifat mahluk hidup yang berbeda-beda..."jelasnya yang membuat Yaya manggut-manggut mengerti.

Beberapa saat kemudian

"Pulang yuk Boy!"Ujar Yaya ketika makanannya telah habis.

"Bentar!"Tiba-tiba Boboiboy memegang tangan Yaya dan mendekatkan wajahnya.

"Eh Boy!Mau ngapain sih?!"Yaya pun menjauh karena takut.

"Ada sisa makanan dipipi Lo...."Ujar Boboiboy yang membuat Yaya malu.Yaya hendak mengusapnya namun Boboiboy mencegahnya.

"Jangan!Biar gue yang ngusapnya!"Boboiboy menahan tangannya.

"Nggak!"Tolak Yaya kasar.

"Ngapain sih Lo sering banget kek gituh!"Ucap Yaya lalu dengan segera mengusapnya.

"Ya...Gue cuman mau aja...Emang harus ada alasan ya?"Tanya Boboiboy watados.

"Teruussss,kalo tadi Lo mau ngusapin sisa makanan dipipi gue kenapa ngga pake tangan?!"Ketus Yaya tidak suka.

"Ya...Biar beda aja...Udah seringkan adegan kek gituh di film-film romantis...Nah..Gue pengen lebih romantis,gue usapnya dengan nyium pipi Lo"Ucapnya dengan polos.Yaya hanya memandangnya datar bin kesal.

"Gue perjelas oke!Kita belum muhrim Boy!Lo itu harusnya ngejaga kehormatan gue sebagai wanita!"Isak Yaya.

"Maaf Yaya maaf .."Boboiboy pun hendak memeluknya namun Yaya malah pergi keluar duluan.

"Ck!!"Boboiboy hanya mendecak kesal.

"Mas!!Ini bayarnya disini!!"Teriak Boboiboy pada pekerja disana.

"Asyiaaaappp mas!"Teriak pekerjanya.

'Pokoknya Lo harus bersama dengan gue Yaya!Ngga boleh sama siapapun!Gue ngga ihklas ngga ridho dunia akhirat pokoknya kalo sampai Lo sama yang lain!'Batin Boboiboy sambil berjalan keluar dengan tergesa-gesa.

Bersambung...