|| 11 ||

1.1K 44 2
                                    

Sesampainya di Rumah Sakit Panthera, Alya berjalan melewati lorong lorong rumah sakit memimpin kedua remaja dibelakangnya.

Dia berhenti di depan sebuah ruangan dan melihat suasana di dalam ruangan tersebut dari kaca pintu.

Setelah itu baru ia masuk ke dalam ruangan. Vena yang melihat kedatangan kekasih putranya tersenyum ramah. Bahkan putranya masih mempunyai tujuan jika nanti terbangun.

"Malem Tan, maaf Alya dateng nya jam segini" ucap Alya ramah sambil memeluk ibu Sandi

Aldy yang melihat itu terkejut dalam sepersekian detik kemudian ia segera menetralkan wajahnya. Siapa yang tidak terkejut melihatnya Alya wakil ketua OSIS yang terkenal dengan omongan ketusnya berubah menjadi gadis ramah disini.

"Tara ikut juga?" Ucap Vena setelah melihat Tara

"Iya Tan, diajak Alya tadi" jawabnya dengan senyuman

"Ini siapa Al?" Tanya Vena tetap dengan senyumnya seraya menatap Aldy

"I-in-ini c-ca-cal-calon pilihan papa" jawabnya sedikit gugup namun dengan cepat ia selesaikan kalimatnya.

"Oalah ini, nggakpapa Al nggak usah gugup gitu, kalo Tante tau calon kamu ganteng gini Tante ikhlas aja" jawab Vena tetap dengan senyuman ramahnya.

"Gantengan Sandi, dia ga sebaik Sandi juga" ucap Alya sedikit ketus

"Dosa ngatain calon suami sendiri" sahut Aldy dengan kekehannya

"Ye siapa, calon gua lagi bobok ganteng" jawab Alya kemudian menjulurkan lidahnya kepada Aldy

"Ya gitu Alya sebenernya, nggak bisa kalo nggak ngelucu, tapi semenjak Sandi koma enam bulan lalu dia sedikit berubah" ucap Vena melihat kelakuan kekasih putranya entah masih bisa disebut kekasih atau tidak

Aldy hanya mengangguk dan tersenyum sedangkan matanya tetap melihat pergerakan Alya.

Setelah mengejek Aldy dia segera mendekat kearah brankar Sandi entah sudah berapa lama ia hanya tidur di brankar.

"Heh kebo bangun! Mana nih rival aku di olimpiade? Dua bulan lagi ada olimpiade lho San, kamu nggak mau bangun trus jadi rival aku lagi di finalnya? Mana yang sering ganggu aku waktu pemantapan materi, yang spam aku waktu aku lagi belajar buat olimpiade? Ayo dong San bangun" ucap Alya seraya menusuk nusuk pipi milik Sandi.

"Aku udah bangun" jawab Sandi dengan mata terbuka seraya menampilkan senyum manisnya ditambah dengan lesung pipit di pipi sebelah kanannya

"Loh? San? Kok nggak ada yang bilang?" Ucap Alya terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Bunda cuma ngabarin Rama aja, takutnya kamu ngebet kesini tapi nggak boleh sama papa kamu, jadi aku nunggu kamu kesini sendiri" jawab sandi

Mendengar itu Alya segera memeluk tubuh Sandi dengan eratnya seolah Sandi akan pergi lagi.

"Aku mau duduk dulu, nggak enak rebahan terus" ucap Sandi dengan kekehannya

Vena membantu putranya untuk duduk di brankar kemudian kembali ke sofa.

Setelah duduk di brankar mata tajamnya tak sengaja bertubrukan dengan mata hitam milik Aldy. Alya yang memperhatikan keduanya menegang kemudian.

"San dia te-"

"Aku denger kok Al, tenang aja" ucap Sandi memotong ucapan Alya

"Maksudnya?" Tanya Alya

"Bunda udah cerita dan tadi waktu kamu dateng aku pura pura tidur aja" jawab sandi tetap dengan kekehannya

A L D Y (E N D)Where stories live. Discover now