CHAPTER 2 : IN THE MOOD

1.8K 247 54
                                    

🏍️My Most Wanted Boyfriend🏍️

.
.
.

"Abang! Hana pulang!"

"Abang!"

Arghy mengernyitkan dahi, merasa terganggu dengan suara yang berasal dari luar rumahnya. Tak biasanya seberisik ini, lagipula sudah larut malam, tidak seharusnya orang di luar sana membuat keributan.

Cowok itu mengambil bantal yang berada di sebelahnya, kemudian menggunakannya sebagai penutup telinga.

Sejak kembali dari perdebatan singkat dengan Ayahnya, ia mencoba untuk tidur, berusaha melupakan kejadian yang terjadi hari ini. Tapi entah dari mana makhluk yang teriak-teriak diluar itu berasal, mengganggu waktu tidurnya.

"Abang! Bi Ningsih!"

Arghy terduduk dari tidurnya, dengan wajah menahan kantuk ia masih bersabar menunggu suara itu menghilang.

"Abang!"

"Abang! Bukain dong gerbangnya!"

Akhirnya dengan kesal ia melempar bantal dan menyibak selimut, melemparnya ke sembarang arah.

Cowok itu bangkit, kemudian berjalan menuju balkon. Tanganya menyibak gorden berwarna abu-abu, lalu menggeser pintu.

Untuk sesaat ia memejamkan mata, menikmati usapan angin malam yang menerpa wajahnya. Ia berjalan lebih dekat ke balkon, berdiri dengan tangan yang diletakan di pembatas yang terbuat dari marmer.

Dari atas sana, ia melihat seorang cewek bertubuh mungil sedang berusaha memanjat gerbang rumah bercat biru yang terletak tepat di seberang rumahnya.

"Pendek gitu mana bisa manjat," komentarnya. Menilai tinggi cewek itu yang tak sebanding dengan gerbang yang dia panjat.

Lama ia perhatikan, cewek itu semakin mirip dengan cewek yang muncul tiba-tiba ditengah balapannya.

Benar, ia tak salah lihat. Matanya menangkap tas selempang karakter beruang berwana coklat muda yang menyilang di bagian kanan tubuh cewek itu. Tas yang sama dengan yang dipake cewek dilintasan balapannya.

Seolah tersadar, ia mengernyit heran, "Ngapain juga gue peduli."

Awalnya Arghy mengira kalau cewek itu adalah orang suruhan Rival untuk menggagalkan kemenangannya, tapi jika dilihat dari Rival yang menantangnya lagi, sepertinya dia tidak ada hubungannya dengan cowok itu.

Ia membalikan badan, hendak masuk kembali. Mencoba untuk tidak peduli, hingga suara benda jatuh menghentikannya, ia pun berbalik menuju balkon lagi.

"Yes! Tepat sasaran." Cewek itu melempar salah satu sepatu yang ia kenakan dari atas gerbang rumahnya ke arah pintu. Berharap orang yang ada di dalem menyadari ada seseorang di luar rumah.

Beberapa batu berukuran kecil sudah ia coba lempar ke pintu beberapa kali, namun tidak ada yang menyadari. Merasa frustasi, ia pun akhirnya melepas sepatu dikaki kirinya untuk ia lempar menggantikan batu.

"Siapa di sana? Maling lo ya?!" teriak seorang cowok yang baru keluar dari rumah bercat biru itu sambil membawa kemoceng.

"Ini Hana, Abang!" teriak cewek itu sebelum kakaknya melempar kemoceng ke arahnya.

"Lagian lo ngapain sih, malem-malem manjat gerbang," omel cowok itu pada adiknya.

"Yaudah bantuin Hana turun dulu."

Cowok itu menarik napas sabar, sudah terbiasa diperlakukan bak babu oleh adik tersayangnya.

Ia berjalan ke teras, memakai sendal jepit milik adiknya bergambar Beruang coklat yang ukurannya lebih kecil dari kakinya. Ia terlalu malas mengambil sendalnya sendiri yang diletakan di dalam rak sendal.

My Most Wanted BoyfriendWhere stories live. Discover now