Epilogue

57.1K 2.4K 79
                                    

Alohaaa teman-teman tersayangku, aku muncul lagi nih. Ada yang kangen? Pasti ngga!!! Oke fine, gapapa~

Jujur yaaa, masa aku terinspirasi buat part ini pas lagi mandi. Hehhe, dan abis mandi langsung aku tulis deh. Oke, enjoy!!

==============================================

==============================================

Hansel selalu begitu. Setiap malam dia selalu sibuk di kamarnya, dengan pacarnya. Eh, maksudnya laptopnya. Hansel dan laptopnya seperti pacaran, selalu bersama. Sulit untuk dipisahkan.

Hanya satu yang dapat memisahkan Hansel dari laptopnya: kameranya.

Hansel berkutat dengan laptopnya, membuat power point untuk tugas-tugasnya, yang setelah itu akan ditampilkan dibahadapan seisi kelas.

Anak itu tak pernah ingin visualnya dianggap remeh, walaupun ia laki-laki, tapi dia ingin visualnya tetap bagus dan menarik.

Dia selalu ingin menjadi yang nomor satu. Terbukti, sejak kelas 1 SD dia memang selalu ranking 1 paralel. Hebat, bukan?

"Hansel sayang," Luna mengelus kepala Hansel, walaupun anak sulungnya itu sudah duduk dibangku kelas 1 SMA, tapi Luna bersyukur anaknya masih mau diperlakukan seperti ini.

Kan banyak, anak laki-laki yang sudah tumbuh dewasa dan malah menjauh dari orangtuanya. Banyak, tapi untuk bukan anaknya.

"Kenapa Mi?" tanya Hansel, masih tetap fokus pada laptopnya.

"Ga mau makan malem dulu?" tanya Luna perhatian. "Ini udah hampir jam 10 loh"

Hansel menatap Maminya sayang. Dari dulu, dari Hansel masih digendong kemana-mana, sampai Hansel kini bisa menggendong tubuh Maminya itu, Maminya tak berubah.

Masih perhatian, dan kasih sayangnya pun tak pernah Hansel rasakan berkurang, malah terus bertambah.

"Mami Luna yang paling cantik," gombal Hansel. "Hansel tadi sore udah makan selesai exkul, ditraktir temen abis jadian," jawab Hansel menjelaskan.

Ya, Luna tau anaknya sudah makan, Hansel sudah mengatakannya 2 jam yang lalu, tapi itukan sore, dan sekarang udah malem. Luna mengerucutkan bibirnya, tanda ia kecewa terhadap si sulungnya ini.

"Yaudahdeh" ucap Luna lalu keluar dari kamar Hansel.

Hansel. Anak itu sangat menyayangi Maminya, ia juga bersikap ramah pada semua orang, tapi tempramen anak itu sangat tidak stabil. Bisa meledak kapan saja kalau ia mau.

Untungnya, dia hanya pernah meledak kalau bertengkar dengan Tristan. Kalau dengan Luna maupun adiknya, Fay, dia tidak pernah bicara sampai nada tinggi. Bisa-bisa 2 wanita itu menangis dibuatnya.

Ya, Tristan dan Hansel memang setipe. Ramah, namun bisa meledak kapanpun mereka mau.

*****

Malam sudah semakin larut, Hansel pun sudah tertidur karena matanya terlalu lelah berjam-jam berhadapan dengan laptopnya.

Namun, sepasang suami istri masih terjaga, bahkan si bungsu yang sudah menguap lebar berkali-kali pun juga. Jam yang tergantung di ruang keluarga itu sudah menunjukkan pukul 11 kurang 5 menit.

Fay, bungsu dari pasangan Luna dan Tristan ini duduk sambil menjadikan tubuh Luna sandarannya. Dan Luna memeluk tubuh kecil Fay.

Fay sekarang kelas 5 SD, bulan depan ia akan berulang tahun yang ke 11 tahun. Tahun masih bulan depan.

"Fay kalo ngantuk bobo dulu gih, nanti Papi bangunin" ucap Tristan yang tega melihat anak bungsunya menguap sudah puluhan kali, namun saat matanya itu mau menutup, berkali-kali terbuka lagi.

Happily Ever After ✅Where stories live. Discover now