(2)

65.6K 3K 68
                                    

Aku balik lagi nih, guyssss.....

Enjoy!

=====

Hari ini... Hari bersejarah itu di mulai. Hari dimana mereka bukan lagi menjadi 2 melainkan telah menjadi satu.

Mereka yang sudah dipersatukan, tak mungkin lagi dipisahkan. Hari ini.. Genap 1 tahun usia pernikahan Tristan dan Luna.

***

"Ehmm" Luna menggeliat, membuka selimut yang menutupi setengah dari wajahnya.

Terasa ada yang berbeda di minggu cerah ini.. Saat Luna bangun, tak ada Tristan disampingnya, Luna mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Jadi daritadi yang aku peluk itu guling?" Luna bertanya pada dirinya sendiri.

Luna langsung meraih jam di atas nakasnya, jam 6 pagi. Kemana suaminya itu? Luna tak mendengar suara air di kamar mandi, berarti suaminya tidak sedang mandi.

Hey, kemana perginya suami tersayang Luna itu di minggu pagi begini? Biasanya, dia akan bangun jam 9 pagi... Huft...

Luna langsung turun dari kasurnya, dan memakai sendal bulu-bulu bergambar mini mouse berwarna pink hitam kesukaannya, oleh-oleh Abi dari Hong Kong.

Ibu satu anak ini langsung mengecek keberadaan anak tunggalnya itu, ternyata anaknya masih tertidur lelap. Tangan mengepal di kedua sisi kepalanya, dan kepalanya menengok ke arah kanan serta mulutnya membentuk huruf O tak sempurna. Membuat Luna gemas dan mencium pipi anak itu.

Ciuman Luna yang lama membuat Hansel tak nyaman rupanya, matanya terbuka dan menatap kosong ke arah tangannya yang masih di kepal. Sebentar ia bertahan dengan mata terbuka, lalu perlahan mata itu tertutup lagi. Menandakan sang empunya masih ingin berlama-lama untuk terjun ke dunia mimpi...

Eits, jangan salah loh, bayi itu juga bisa mimpi...

Hal itu membuat Luna mau tak mau tersenyum. Selama 1 bulan ini, Tristan telah mengajarinya menjadi ibu yang sebenarnya. Tristan menuntunnya dengan sabar, walaupun sampai sekarang ia masih suka ikutan rewel kalo Hansel menangis kencang.

Ngomong-ngomong soal Tristan, dimana dia?

Luna kembali memikirkan dimana suaminya itu. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamar, membiarkan anaknya itu tidur pulas di dalam sana. Kali ini fokus Luna jatuh pada Tristan.

Sudah 15 menit Luna menjelajahi seisi rumahnya ini, namun tak ditemukan keberadaan suaminya itu. Di wc, di dapur, di ruang kerja, di ruang makan, di taman belakang, di taman depan, gak ada... Di gudang juga gak ada, yang ada malah barang-barang berdebu yang bikin alergi Luna kambuh...

Dan yang lebih parahnya lagi.... MOBILNYA GAK ADA!!!

Luna mendesah frustasi, akhirnya ia kembali ke kamarnya dan menemukan kalau Hansel sudah bangun, dan lucunya dia tak menangis sama sekali. Ia hanya membuka matanya dan mencoba menggerak-gerakkan kaki serta ia mengepal-ngepalkan tangannya, seakan ada sesuatu di dalamnya untuk ia remas.

Luna tersenyum melihat anaknya itu, dan dia mengangkat anaknya itu, dan setelah itu Luna mengambil ponselnya yang ia simpan di nakas. Luna berbaring dan menaruh Hansel di atasnya, kalau nanti Hansel haus, ia akan merangkak sendiri mencari 'makanannya'

Luna tak memikirkan Hansel yang masih ingin bermalas-malasan diatas perut Luna, ia hanya memikirkan kemana Tristan...

Ia menekan angka-angka di ponselnya, angka yang sudah ia hafal di luar kepala...

Nyambung...

"Ya, sayang?" Suara halus Tristan menyapa pagi Luna yang sepi.

"Kakak dimana?" tanya Luna langsung.

Happily Ever After ✅Where stories live. Discover now