Malam Ramadhan

1.8K 214 27
                                    

Kompleks Seoltang malam ini ramai sekali, terlebih di sekitar masjid besar yang didirikan di tengah-tengah kompleks. Beberapa anak kecil hingga remaja sibuk menabuh bedug, tak jarang juga ada yang bermain kembang api ataupun petasan.

"Ramadhan di sini rame, ya?" tanya ibu Min yang kini tengah berkumpul dengan ibu-ibu kompleks yang lain setelah melaksanakan sholat tarawih pertama.

"Malah biasanya lebih rame lagi, Bu. Ini aja yang remaja udah pada berkurang, asik main HP kalo sekarang," jawab emak Jung sembari melirik anak bungsunya a.k.a Hobi yang tengah anteng main HP di sudut teras masjid.

"Begitu ya, tapi lebih rame di sini Bu dari pada di kompleks saya yang dulu. Boro-boro pada kumpul anak-anaknya sambil main kembang api, orang tuanya aja pada sholat tarawih separuh terus tinggal pulang. Saya kalo sholat suka di barisan depan, ehh pas selesai sholat tinggal tiga orang."

"Waah, kalau itu sih kacau namanya. Kalo anak-anaknya gimana, Bu?" tanya mama Kim yang tengah nyemil kerupuk milik Taehyung yang tadi dititipkan padanya.

"Anak-anak gak ada yang ke masjid, Bu. Abang Jaebum aja baru kali ini ikut sholat tarawih, seneng banget kayanya si abang." Ibu Min tersenyum melihat Jaebum tertawa riang sembari memukul bedug dan mengucap takbir dengan semangat.

"Iya, Bu. Anak-anak pasti seneng banget kalo tarawih pertama, tapi ya gitu, semangat main petasannya soalnya pasti rame. Itu Jimin juga baru pertama kali saya ajak, tapi malah gak mau sama ayahnya maunya sholat samping saya," jawab bunda Park.

Disela-sela obrolan para ibu, tiba-tiba ayah Min datang dengan kopyah yang sudah tak karuan beserta si rambut yang sudah acak-acakan. Dalam gendongannya ada buntelan kapas, eh.. maksudnya bayi Ugi yang tengah terisak dengan mata yang memerah.

"Duh, Bu ... ini, ayah gak sanggup lagi, Ibu aja yang ngajak main Ugi sana," keluh ayah Min. Ia lantas menaruh Ugi di atas pangkuan ibu Min dan segera membenarkan sarungnya yang nyaris melorot.

"Waah,gede ya punya ayah Min, gak kaya punya papanya Tae kecil."

"Eeh?" tanya ibu-ibu serentak kaget dengan ucapan mama Kim.

"Hehe, itu lho sarungnya ayah Min gede, pas gitu nutup semua, lah punya papanya Tae masa dia beli yang ukuran anak SMP, katanya harganya lebih murah."

Ibu-ibu yang lain pun terbahak, beda dengan ibu Min yang kini tengah menetralkan nafas. Nyaris saja tadi mama Kim akan dilempari baki yang berjajar di samping ibu Min, bekas orang-orang bawa nasi tumpeng tadi.

"Bubu, bang ain," lirih Ugi dengan tangan yang menunjuk kepada sang kakak.

Bibir Ugi mencebik saat gelengan kepala ia dapat dari sang ibu. Ibu Min lantas membantu Ugi berdiri, merapihkan peci putih khas pak haji yang dikenakan Ugi dan juga stelan baju koko mini dan sarung mini yang melekat di badan mini Ugi.

"Ugi gak boleh main sama abang, di sana banyak petasan nanti kalau Ugi kena petasan gimana?" Ugi memiringkan kepalanya tak paham.

"Asan asan? Tus tus doolll."

Ugi memperagakan letusan dengan tangannya yang gemuk. Ibu-ibu terkekeh melihat tingkah bocah dua tahun itu.

"Ehh ada Ugi, lho kok Ugi pakai peci sih?" tanya Jimin yang baru saja datang pada sang ibu untuk meminta uang, mau beli petasan curut lagi.

"Memangnya kenapa kalo pakai peci? Itu yang bener, gak kaya kamu, ke masjid malah pake topi pantai," jawab bunda Park yang membuat Jimin melengos dan memandangnya dengan alis menukik.

"Bunda sih tadi Jimin minta peci malah suruh ambil sendiri. Peci Jimin kan di atas lemari ya mana sampe. Yang di bawah cuma ada topi ini sama ciput ninja Bunda."

Bunda Park pun geleng-geleng mendengar pembelaan sang anak, tapi masih pintar lah anaknya kalo pilih topi pantai, coba tadi Jimin pilih ciput ninja, udah kek kura-kura ninja si Jimin, udah badan gembul menonjol kemana-mana terus pake ciput ninja pula.

"Mama, mama mana klupuk a- AAAAAAA MAMAAAAA ... kok klupuk Tae diabisin sih, huhuhu ini tinggal sambal pitisnya aja huwaaaa--

"Tup tup tup, huhu no no Ahung."

Tentram hati ini dek jikalau ada dikau. Mungkin begitu yang akan Taehyung ucapkan jika saja mulutnya tidak mama Kim sumpal pakai plastik bekas krupuk tadi.

"Mama jahat! Tae mau ikut ibu Min aja.. Ibu Min, bawa Taetae pulang, jadi mantu juga mau sekali huhuhu."

Hampir saja mam Kim bungkus Tae dan mau buang di kali kecil di depan kompleks sebelum sadar jika Taehyung satu-satunya anaknya yang tampan. Bukannya anak-anaknya jelek, cuma emang mama Kim cuma punya satu.

"Ugi, main sama Jimin ayo, kita main petasan curut."

"Curut curut bapak kau lah Jim, mana ada Ugi masih piyik kamu ajak main petasan," sergah bunda Park

"Huwaaaaa, jadi jadi selama ini Jimin anaknya curut? Huwaaa gamau, Jimin gamau punya ayah curut."

Bunda Park tepok jidat, susah ngomong sama gumpalan aci yang dikasih nyawa. Akhirnya bunda Park pamit pulang, mau ngejar Jimin yang udah ngibrit pulang duluan. Tak perlu khawatir, rumah keluarga Park hanya beberapa meter dari masjid.

"Tae kalo mau ajak main Ugi mainnya di sini saja ya, jangan dekat-dekat petasan nanti kalo kena gimana?"

"Siap Ibu meltua, Taetae akan jaga-jaga plincess di sini."

"Prince dong Tae, kan Ugi laki-laki," protes ibu Min yang tak terima anak uculnya dipanggip princess, padahal kan cantik bu si Uginya.

"Tapi tapi, Ugi kan-"

"Udah-udah, rame banget ini bocah. Udah sono main, ajak tuh bang Hobi biar gak ngejugruk aja di pojokan." Ketika emak Hobi bersabda, Taehyung pun kehilangan kekuatan super aliennya dan memilih tunduk padanya.



"Bang Hobi, main yukk disuluh emaknya bang Hobi," pinta Tae pada Hobi yang masih asyik menggulirkan layar HPnya ke atas dan ke bawah tanpa menjawab.

"Bang Hobi iihh ayo main." Masih tidak dijawab, Hobi ternyata sedang browsing 'kiat-kiat menjadi lelaki idaman bocah cilik'.

Ah elah, Hobi ... Itu penulisnya pedopil pasti.

Merasa tak digubris, akhirnya si gembul beraksi. Ugi tanpa aba-aba menjatuhkan diri di atas tubuh kerempeng Jung Hobi.

"Alamak!! Ugi jangan dulu, belum waktunya kita main kuda-kudaan, belum juga pemanasan."

Tuh kan,, salah situs itu pasti si Hobi.




















Tbc




Hufffttt.... Entahlah apa yamg daku tulis, efek lama banget gk nyentuh ini book dan kegaringanku makin lama makin sempurna.
Gk bikin ketawa ya? Yaudah jangan ketawa nanti giginya garing takutnya bikin haus dan batalin puasa.

MbuLkachu ©✓Where stories live. Discover now