Abang Ngambek

869 132 26
                                    

Abang Jae itu sayang sekali lho sama bayi gembul sejuta umat alias Ugi. Tapi, ada kalanya si abang bakal merasa iri saat ayah atau ibu Min lebih suka menggendong Ugi ketika sedang jalan-jalan keluar. Yah, memang si abang ya tak tahu diri. Ugi yang usianya dua tahun saja sudah bikin pinggang ayah mau copot, apalagi dirinya yang berusia sepuluh tahun.

Seperti saat ini. Abang Jae jalan cepat dengan kaki sedikit dihentakkan di atas lantai marmer di salah satu mall besar di kotanya. Ibu Min tahu jika anak sulungnya tengah ngambek. Tapi mau bagaimana lagi, Ugi yang tadi abis jatuh kepleset es krimnya sendiri yang jatuh jadi lebih manja ingin digendong. Dengkulnya memar dan sedikit lecet karena memang tadi ia hanya memakai celana pendek yang memamerkan kaki pendek nan gembulnya.

Sekarang posisinya, Ugi digendong ayah Min dan ibu Min sedang membawa beberapa belanjaannya. Lebih tepatnya beberapa paper bag berisi skincare dari berbagai merek.

"Anaknya ngambek tuh, Yah," tunjuk ibu Min dengan dagunya.

Si abang sekarang lagi jongkok di depan toko CD. Ia teringat sesuatu dan berdiri sebentar untuk meraba seluruh saku celananya.

"Ah, ketemu!" Ia mengeluarkan tiga permen Yuppe yang sudah penyet karena itu permen sudah seminggu yang lalu ia taruh di dalam saku. Sepertinya sempat tercuci juga di mesin cuci.

Jae kembali jongkok di depan toko, tak lama ibu dan ayah Min sampai di tempat yang sama. Melihat sang anak yang berjongkok sembari menitikan air matanya membuat ibu Min merasa bersalah.

Ibu Min lantas ikut berjongkok, menyamakan posisinya dengan sang anak. Ia mengusap rambut lepek Jae yang sedari kemarin lusa belum keramas. Ibu Min lupa beli sampo.

"Maafin Ibu sama ayah ya, Bang. Abang kan tahu adek abis jatuh, Ibu lagi pegang banyak belanjaan jadi gak bisa gendong adek dan ayah gak bisa gendong abang."

"Huhuhuhu ... jahat, dasar orang tua durhaka!"

Ibu dan ayah Min melotot tak percaya. Tangis Jaebum semakin menjadi hingga si ibu Min jadi kelabakan. Bahkan beberapa pengunjung mall yang lewat di depan toko itu melempar pandangan aneh pada ibu dan anak itu.

"Aduh, Abang. Jangan nangis dong. Malu dilihat orang, Ibu minta maaf ya?"

"Abang sumpahin ibunya kecebur ke kolam cupang terus dimakan sama piranha, huwaaa ...."

"Eh Abang jangan ngadi-ngadi, ya. Masa ibu disumpahin dimakan piranha."

Ibu Min sudah tak tahan, anaknya itu sudah malu-maluin sekarang malah nyumpahin dirinya dimakan piranha. Ayah dan Ugi yang melihat itu hanya melongo. Tapi Ugi melongonya tidak lama, soalnya dari tadi dia lagi jilatin lolipop yang dikasih kakak cantik di depan toko kosmetik tadi.

"Iiihhh ... Ibu ngapain sih ganggu-ganggu. Abang kan lagi lihat film itu tuh. Sedih tahu! Ibunya jahat, anaknya disuruh-suruh terus, dibentak-bentak, dipukul-pukul," jelasnya sembari menunjuk layar besar di bagian depan toko CD itu yang menampilkan sebuah film dengan cerita seperti yang Jaebum ceritakan.










.
.
.








"Udah gak marah lagi kan?" tanya ibu Min pada Jaebum yang nampak senang meski hidungnya masih merah akibat terlalu lama menangisi cerita film tadi.

"Jelas lah gak marah, orang minta sogokannya ke Ayah. Dua Barbie dan berbagai printilannya itu gak murah lho, Bang."

Ayah Min kini yang menangis meratapi isi dompetnya yang kandas. Sudahlah tadi dikuras di toko kosmetik, sekarang Jaebum juga ikut-ikutan nguras dompetnya di toko mainan.

"Untung kamu anak yang pengertian, Dek. Huhuhu, Ayah bangkrut ini."

"Bangtut? Bangbangtut mbak ulang ling, Yayah tut embak laja aling."

Si Ugi malah nyanyi bangbangtut. Memang si Ugi yang cerdas, gara-gara kemarin Jimin dan Taehyung yang mengajarinya lagu itu, sekarang jadi lagu favorit si baby mbul.

MbuLkachu ©✓Where stories live. Discover now