CHAPTER 1 - Surat Dalam Diam

36 4 1
                                    

Ernest Hemingway: "Write hard and clear about what hurts."

Acacia

Aku membaringkan tubuhku ke gubuk tua yang reyot. Seperti biasa, beberapa daun bambu kering jatuh, saat aku menghempaskan tubuhku. Langit terlihat begitu cerah, begitu biru dan matahari terasa begitu terik, mengingatkanku akan berbagai kenangan yang hanya disaksikan oleh birunya langit.

"Aku masih mencintainya..." Gumamku.

Berbagai memori dengan sejuta rasa muncul. Di saat emosi gak sanggup lagi aku tutupi, gubuk tua ini seolah menjadi saksi antara pedih-perih-air mata yang ada di hidupku. Lokasi gubuk yang berada di dalam Sektor 1.2 ini strategis. Terletak di pojokkan komplek, sehingga sepi, jarang ada kendaraan yang lewat. Cocok dengan aku yang suka menyendiri.

Aku menyeka air mataku, kembali duduk sembari mengambil galaxy note 2 yang kubawa dan mulai mengetik,

Perasaanku sangat kacau. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku kesepian. Aku merindukanmu, vey. Andai saja aku bisa bertemu denganmu sekali lagi.

Ini bulan September 2013 dan terakhir aku bertemu denganmu? Bulan Mei! Di saat itupun, kau hanya menatapku tajam seperti biasa. Aku gak tahu isi benak pikiranmu. Aku selalu ingin tahu..

Vey, andai kamu mau sedikit saja berbicara padaku. Aku gak masalah dengan kejujuran dan sifat blak – blakan mu itu, tapi aku gak akan bisa mengerti kalau hanya dengan tindakan. Kamu harus memberitahuku apa yang harus aku lakukan. Bilang saja,

"Gw gak bakal bisa sama lu. Tolong pergi dari hidup gw!"

Dan aku akan baik – baik saja. Karna dengan kamu yang seperti ini, aku malah semakin berharap banyak. Pertama, tiba - tiba kamu follow twitter aku, padahal kamu gak pernah follow siapapun bahkan menge post apapun di twitter. Lalu kamu menyapaku di line, tapi mendadak hilang..

Vey, aku selalu percaya..

Suatu saat aku akan menemukan seseorang yang membuatku merasakan keinginan besar akan ketiadaan malam dan datangnya pagi. Selalu percaya bahwa akan ada saatnya aku jatuh cinta hingga aku sendiri tak mengerti perasaanku, sama seperti yang terdapat dalam film yang kutonton, novel dan komik yang kubaca. Cinta itu digambarkan begitu indah dan menakjubkan. Aku terhipnotis oleh setiap adegan dan perkataan di dalam cerita – cerita romantis.

Pikirku hanya satu, "Aku ingin menemukan cinta.."

Dan di saat itulah aku menemukanmu. Iya, klise.

Aku, gak pernah ingat bagaimana atau kapan kita bertemu. Aku sendiri gak ingat sejak kapan aku jatuh hati. Tapi yang kutahu pasti, aku merasakan kupu – kupu di dalam perutku seperti yang ada di setiap novel romantis. Jantungku seolah – olah berhenti sejenak setiap aku bertemu denganmu, pipiku merona, cara bicaraku yang tak wajar ketika ada di dekatnya, perasaan – perasaan yang bercampur aduk dalam diriku..

Sudah hampir 7 tahun, Vey. Aku merasa benar – benar kacau.

Publikasikan. Klik.

Aku mempublikasikan tulisanku di sebuah blog dengan nama samaran Canon. Menuliskan segala uneg – uneg, perjalanan cintaku dan teman - temanku, dalam blog tersebut. Harapanku satu, agar para pembaca bisa mengerti, kalau mereka gak sendirian. Ada aku, dan masih banyak manusia lainnya yang mengalami pedihnya patah hati.

"Dor!" Aku merasakan sebuah tangan kecil menepuk pundakku dengan keras.

Hampir saja, galaxy note 2.10-nya jatuh ke aspal. Untung saja, smart phone dengan casing biru itu, langsung ditangkap oleh tangan kecil yang muncul dari belakangku. Gadis berbadan mungil muncul dan menampakkan giginya yang tersusun begitu rapi,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VERGADERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang