12. Confused

32 10 2
                                    

“Aku tersadar bahwa aku terlalu bahagia di sini. Tanpa tahu ada tempat di mana aku harus kembali. Kembali ke tempat orang yang sedang menunggu.”
-PUMA



“Ah ya, kami baru saja membawanya dari tempat peliharaan.”

“Kami, ya?”

Merry tersenyum, “Ya, aku dan kekasihku. Dia memberikannya padaku untuk kami rawat bersama.”

“Wah, kalian sepasang kekasih?”

“Iya. Apa kau ke sini untuk mencari peliharaan juga?”

“Kau beruntung sekali, ya. Tidak, sudah banyak peliharaan yang aku pelihara. Aku memungutnya dari berbagai tempat.”

“Benarkah? Kau baik sekali. Pasti mereka merasa senang karena dirawat oleh orang sebaik dirimu. Mereka pasti menggemaskan.”

“Tapi tidak semua peliharaan itu menggemaskan, bukan, nona? Sayangnya ada satu yang menjengkelkan dan rasanya ingin ku kembalikan saja ke dunianya. Kadang aku lelah berusaha menyenangkan orang lain tetapi ia tidak tahu diri, malah membuat orang terpenting bagiku berpaling padanya dan menjadi bodoh karenanya.”

Merry merasa bingung dengan perkataan wanita di sampingnya. “Sepertinya cukup untuk kali ini, kekasihmu akan datang sebentar lagi. Sampai bertemu di lain waktu, nona. Semoga segalanya menjadi lebih mudah.” ucap wanita itu sambil tersenyum dengan berbagai arti.

Merry tersenyum dan membungkukkan kepala ketika wanita itu pergi.

***

“Hei, ada apa?” ucap Jun. Terlihat bahwa Jun sedang menenteng perlengkapan Dreamy seperti keranjang tidur, makanan juga alat mandinya.

“Hah? Ah, tidak ada apa-apa. Hanya baru bertemu seseorang.” jawab Merry.

“Tanganmu masih sakit, aku bantu, ya?” lanjut Merry bertanya.

“Tidak usah, kau gendong Dreamy saja, nanti juga supir taksi bisa membantuku.” Jun merasakan sesuatu yang aneh, “Siapa yang kau temui tadi?”

“Seorang wanita.”

“Wanita?”

“Ya. Dia cantik tetapi auranya dingin sekali padahal aku pikir dia orang yang baik. Tapi dia sedikit aneh.”

“Aneh bagaimana?”

“Dia bilang dia memiliki banyak sekali peliharaan tetapi dia terlihat tidak begitu senang. Katanya ia memungut peliharaan itu dan ada satu yang sangat menjengkelkan hingga rasanya ingin ia kembalikan. Padahal menurutku itu sikap yang mulia sekali, ia rela memungut mereka dan merawatnya. Iya kan?” ucap Merry sambil mengelus kepala Dreamy yang masih berada di belakangnya.

“Dreamy ayo sini, kita akan segera pulang.” ajak Merry pada Dreamy.

“Dia kenapa?” tanya Jun.

“Tidak tahu. Menurutku sejak wanita tadi datang menyapa, dia terlihat tidak suka. Padahal wanita itu menyapa biasa saja.”

Sungguh feeling Jun saat ini terasa gundah. Dia ingin berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia urungkan karena tak ingin salah menduga dan mengambil langkah.

“Dreamy ayo kita pulang. Aku membawa banyak sekali makanan untukmu.” ajak Jun. Dan akhirnya Dreamy kembali normal dan mau beralih ke dalam pangkuan Merry lalu kembali pulang ke apartemen Merry menggunakan taksi.

***

Sesampainya di apartemen Merry, Jun membereskan dan menata barang-barang Dreamy di pojok ruang tengah, tak jauh dari televisi. Sedangkan Merry tengah asyik bermain bersama Dreamy. Oh, bahkan sedari tadi Dreamy menggonggong gemas saat Merry menyuruhnya untuk berdiri. Hingga saat Merry mencium Dreamy, Jun melihatnya cemburu. Sungguh, ia tengah cemburu pada seekor anjing.

Dreaming Is Coming √Where stories live. Discover now