4. Step One

78 36 4
                                    

"Pertemuan pertama... Akankah menyembuhkan luka?"
-Puma





Merry menatap ke arah Jun yang tengah menyodorkan tangannya.
"Ahh.. Jun?" ucap Merry sambil turut menyodorkan tangannya.

"Apa nama panggilanku terlihat aneh, Nona? Atau mau memanggilku 'J' dengan pelafalan Inggris juga tidak apa-apa." ucap Jun tersenyum.

"Tidak-tidak. Jun saja. Opsi ke dua ditakutkan akan menjadikanmu buruk dan jahat seperti lelaki itu." ucap Merry sambil menunduk.

Jun menimpali perkataan Merry dengan anggukan dan senyuman-- seakan tahu yang dimaksud Merry barusan.

"Kau mau terus duduk seperti tunawisma di sini, Nona?" ucap Jun.

"Ow, kau ketua keamanan di sini? Memangnya aku terlihat seperti seorang tunawisma, ya? I still pretty and have my own house, Sir, don't worry. " jawab Merry sambil berdiri. (Aku itu masih cantik dan punya rumah sendiri, Tuan, jangan khawatir)

"Begitukah? Apakah style rapi dan santai sepertiku ini terlihat suka 'mengamankan', Nona?" tanya Jun lagi sambil tersenyum. "Memang sih, kau terlalu cantik untuk ukuran seorang tunawisma." lanjut Jun dengan tawa manisnya.

Merry mengangkat bahunya, "Dengan setelan rapi, memberiku akses untuk masuk ke dalam pesawat secara ilegal dan menyuruhku berdiri juga pergi secara tidak langsung, ku pikir kau memang kepala keamanan di sini."

"Sayangnya saya bukan orang seaman itu, Nona. Bahkan kepala keamanan pun tidak berhak untuk membuat orang asing tanpa keterangan jelas masuk begitu saja ke zona penerbangan." jawab Jun.

Merry menautkan alisnya bingung.

"Hanya pemilik dan manajer di sini yang memiliki akses." timpal Jun.

"Ow, manajer rupanya." ucap Merry datar lalu melangkah pergi.

"Lain kali jangan menunggu yang sudah pergi... Merry." ucap Jun yang langsung memberhentikan langkah Merry.

Merry membalikkan tubuhnya serta berjalan menuju hadapan Jun, "Tunggu. Kau-- tahu namaku? Dan aku baru ingat, dari tadi kau seakan membicarakan kekasihku yang tadi ada di sini dan kini pergi menghilang."

"Kau mengenalnya? Mengenal 'J'??"

"whoaaa, satu-satu jika ingin bertanya, Nona..." timpal Jun

"Okay, pertama, tentu mudah mengenalmu. Kau Merry, penulis muda yang sedang populer, benar? Kedua, kau memang terlihat seperti sedang frustasi ditinggalkan kekasih, jadi saya berkata seperti itu.."

"Saya tidak mengenal begitu dekat dengan 'J' yang kau maksud. Hanya saja, saya banyak melihat kasus seperti itu."

"Wah.. bahkan inisial nama kami sama, ya. Pantas saja kau tidak suka tawaran untuk memanggilku dengan sebutan 'J'." ucap Jun.

Merry mendengus kesal sambil mencengkeram lengan Jun, "Kau tidak sedang menyembunyikan 'J', kan?! Katakan jika kau tahu! Antarkan aku padanya!"

Petugas keamanan yang melihat Jun diteriaki dan diperlakukan kasar langsung berlari mendekati.
Tapi Jun mengisyaratkan mereka dengan gelengan kepala.

"Tolooong.." lirih Merry menunduk, diiringi lelehan air mata yang membasahi pipinya.

Jun merasa hatinya ikut sakit melihat wanita cantik di depannya menangis.

"Hey.. Nona. Ah--Merry. Enough, you shouldn't cry like this." ucap Jun sambil menghapus air mata Merry. (Cukup, kau tidak seharusnya menangis seperti ini)

Dreaming Is Coming √Where stories live. Discover now