1. Happiness Is You, 'J'

181 55 4
                                    

"Kebahagiaanku kembali, dengan kau didalamnya. Akankah kebahagiaan ini menjadi sampul cerita yang berakhir menyedihkan?"
- Puma








Akhir-akhir ini Merry selalu merasa bahwa ia adalah wanita paling sempurna di dunia, hiperbola sekali sepertinya. Bukan karena fisik, melainkan karena kebahagiaan yang ia dapat berturut-turut. Hidup dengan pekerjaan yang ia cintai-- yaitu penulis naskah, dihadiahi pula dengan hadirnya sosok pria yang sangat memenuhi kriterianya-- oh, bahkan mungkin kriteria semua wanita.

Pria tampan, penyayang, dan mapan. Yang bila diingat, mereka bertemu dengan cara yang aneh, yang bahkan hingga sekarang pun Merry masih bingung apakah itu mimpi atau nyata. Yang Merry ingat, Jackson tiba-tiba datang menghampiri seolah-olah memang sejak awal ia tahu Merry sudah digariskan untuknya.

Jackson memuji betapa luar biasa nya pekerjaan Merry, bagaimana tulisannya telah melambungkan nama sebuah drama, yang kini banyak dibicarakan oleh seisi kota. Yang entah mengapa hal itu cukup "menghipnotis" Merry untuk mudah mencintainya.

Oh--dan pria yang satu-satunya Merry cintai di muka bumi ini, kini tengah berdiri di samping mobilnya, tersenyum manis sambil melambaikan tangan-- tepat di depan kantor Merry.

Tentu Merry langsung berhambur mendekatinya sambil memeluk erat, dengan segudang rindu yang melekat.

"Kenapa bisa di sini? Kapan kau kembali? Kenapa tidak mengabariku sih kalau hari ini pulang? Ini bahkan terlalu pagi untuk seorang traveller tampan nan sukses mendatangi penulis naskah biasa sepertiku." ucap Merry sambil tetap memeluk dan menengadah ke arah Jackson dengan bibir yang sedikit mencebik karena kesal.

"Eiiiy.. kau ini. Bukannya berkata 'aku merindukanmu, J', malah aku dihujani banyak pertanyaan seperti itu. Aku baru tahu kalau seorang penulis bisa secerewet ini."

"Aku baru kembali pagi tadi,Mer.. hanya pulang ke apartemen untuk membersihkan diri, lalu secepat kilat datang ke sini karena sudah sangat rindu.."

"Dan tarik perkataanmu, kau itu bukan penulis naskah biasa, tapi penulis yang telah lancang menulis naskah masa depanku bersamamu." ucap Jackson sambil tersenyum dan mencubit pipi Merry.

"Habisnya kau selalu bertindak tiba-tiba, J. Baiklah, aku akui kalau aku pun merindukanmu juga. Sangat. Dan kau-- Aihhhh, semakin kita terpisah jauh, semakin gombal saja." ucap Merry. Jackson pun melepas pelukan dan memegang tangan Merry.

"Tiba-tiba tapi suka kan? Menyenangkan sekali rasanya melihat wajahmu yang kesal karena merindukanku" jawab Jackson sambil tertawa.

"Dan kurasa gombal kepada masa depanku itu tak apa. By the way sorry, aku tidak mengabarimu kalau aku pulang hari ini. Kau tahu kan.. aku tak sabaran." lanjut Jackson sambil menggaruk tekuknya.

Merry pun menjawab pasrah "Baiklah, baiklaah.. aku selalu kalah dengan tindakanmu dan itu menyebalkan."

"Kau hari ini sibuk sekali tidak?" tanya Jackson.

"Hmm.. aku ada sesi pembacaan naskah bersama para pemain drama sih, sekaligus pendekatan untuk chemistry di drama nanti. Mungkin sampai jam 3 sore. Kenapa?" Merry menjawab dengan santai.

"Baiklah, nanti malam pukul 07.00 aku tunggu di depan apartemenmu. Ada yang ingin aku bicarakan." ucapnya dengan raut muka yang serius.

"Hm?" Merry terlihat bingung dan takut dengan sikapnya yang berubah serius pun sendu saat bilang bahwa ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

"Ya sudah, sekarang waktu istirahat kan? Bagaimana kalau kita lunch bersama di restoran dekat sini?" Jackson tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

Dreaming Is Coming √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang