16 - It's Killing Me

1.6K 230 5
                                    

1 Hari Sebelumnya..
- Bighit Ent. Cafetaria-

Jungkook POV

"Halo? Soojin-ah.. aku ke cafetaria duluan ya."

"Arraseo oppa, tunggu aku sebentar lagi turun ya."

Akupun menutup telfonnya dan memasuki lift untuk menuju cafetaria. Tapi lift itu naik dan berhenti di lantai 6. Dan saat itu aku melihat dia, dia yang mengubah hidupku. Wanita ini.. Park Chaeyoung.

Karena aku gugup aku jadi memalingkan pandanganku padanya.

Ia sangat cantik.

Kenapa? Kenapa dia disini?

Apakah aku harus bertanya?

Jangan.. itu akan membuatmu terlihat aneh.

Tapi kalau aku tidak bertanya padanya, aku akan kehilangan moment ini.

"Sedang apa kau disini?" tanyaku.

Aish.. kenapa aku terdengar sangat menyebalkan.

Ia tidak menjawabnya, kau ini kenapa Jungkook-ah? Ia kembali, kenapa kau terdengar sangat bodoh.

Jantungku berdegup sangat kencang, tapi aku sangat penasaran kenapa dan sedang apa ia disini. Haruskah aku bertanya lagi?

"Kau tidak mau menjawabku?" tanyaku lagi.

"Untuk apa aku menjawabnya, kau akan tau sebentar lagi." Jawabnya.

"Kau belum berubah." ucapku.

Lagi-lagi.. kenapa aku terdengar sangat cuek di saat seperti ini. Dasar bodoh.

"Kau banyak berubah." jawabnya.

Tidak, aku tidak bisa melihat wajahnya. Terlalu menyedihkan untukku.

Kemudian pintu lift itu terbuka, ada banyak staff yang masuk, aku dan Chaeyoung terpaksa mundur paling belakang. Lift sudah pasti penuh saat jam makan siang.

Orang-orang ini sangat berisik dan bergerak-gerak membuatku mendorong Chaeyeong ke pojok. Aku harus menahannya agar ia tidak terlalu sesak nafas. Aku khawatir kalau ia sampai kehabisan oksigen karena hal ini.

Tiba-tiba orang di depanku mendorongku sampai-sampai aku sedikit menyentuh dadanya dengan punggungku. Aku merasakan jantungnya bedegup sangat kencang.

Manis sekali. Ia masih gugup saat bersamaku.

Setelah sampai di lantai 8, mereka semua keluar dan hanya tersisa kami berdua.

Haruskah aku bertanya ia ingin ke lantai berapa?

Jangan bodoh Jungkook-ah..

"Mau ke lantai berapa?"

Astaga, aku masih terdengar sangat dingin padanya. Aku tidak berani melihat wajahnya.

"Hm.. 15. Sudah kau tekan." Jawabnya.

"Ingin makan?"

"Iya.. kau juga?" tanyanya.

"Iya aku juga."

Akhirnya kami sampai di lantai 15 dan berjalan keluar dari lift. Aku akan berjalan sangat lambat dan membuatnya berjalan di depanku. Aku masih tidak bisa melihat wajahnya.

We Meet AgainWhere stories live. Discover now