E N A M B E L A S

12.6K 1.1K 134
                                    

" Jangan lupa vote yah"

~~~~~~~oOo~~~~~~~

Hal yang sangat di benci oleh Maya adalah terburu-buru. Dia paling anti dengan hal itu. Namun, tepat menjelang malam hari ini, di pukul 06: 45 P.m, Maya harus rela membiarkan dirinya terburu-buru untuk datang ke sebuah acara ulang tahun Managernya Clarisa, Sekaligus bosnya yang sudah membantunya dalam menerbitkan bukunya.

Dengan tangan mengelus lembut tepat di perutnya yang sudah memasuki 3 bulan, kakinya kembali bergerak cepat untuk mendatangi seseorang yang sudah menunggunya tepat di depan lobby. Untung saja karyawan serta staf-staf lainnya sudah berpulangan dan sebagiannya lagi sedang lembur.


Panji disana menunggunya. Pria itu sedang berdiri sambil bersidekap. Kaca mata minus itu masih mampu mengundang ketertarikan pada diri Panji. Ah.. Sayang sekali, temannya sekaligus editornya itu adalah pria menyimpang. Seandainya Panji tidak tertarik dengan sesama jenisnya, Maya tidak akan bohong jika dia tertarik. Hanya saja ketika mendengar dari mulut panji sendiri bahwa dia pria penyuka batang, Maya sedikit....

Bila saja wanita yang tak mengetahui panji luar dan dalam, Maya yakin pasti kaum wanita sangat kecewa mengetahui fakta ketidak normalan Panji.

" Hai, Maya." Maya bersemu dalam kegelian.

" Hai.. Lain kali Mas jangan menjemputku! Gara bisa marah mengetahui ini. " Panji hanya mengangguk datar. Tak tahukah Panji jika Maya sebenarnya takut jika Gara tahu bila pria ini menjemputnya. Untung saja tadi dia memberikan alasan yang sederhana namun mampu meyakinkan suaminya itu.

" Sudahlah. But wait! Kamu yakin ingin pergi dengan..." Maya yang mengerti dari kalimat Panji hanya menatap pakaian yang dikenakannya dengan raut tak pedulih.

Bahunya berkedik.

" Apa aku kelihatan buruk? " Maya memandang pakaiannya sendiri. Dengan kemeja putih di dampingi rok cream bercorak bunga-bunga. Begitu juga dengan sepatunya yang berwarna cream.

" Not bad. Saya hanya meyakinkan mu. Jika kamu tidak masalah yah tidak apa-apa. Oh sudahlah. Ayo keburu kita telat. "

Maya dan panji pun memasuki mobil berwarna putih itu. Dengan di temani Suara radio yang menggema, Akhirnya Panji membuka suara akibat suasana mendadak hening.

" Ngomong-ngomong, kamu sudah permisi dengan suami mu kan, Maya?! "

Maya yang sedari tadi diam sedikit terkejut. Namun, senyumnya mengembang ketika Panji sedikit kelihatan panik.

" Sudah. Untung saja dia lembur malam ini. Mungkin kalau tidak lembur ku yakin Mas Gara akan ikut bersama kita. " Jelas Maya.

Panji menghela nafas lega. Dia hanya takut jika suami Maya yang tak pernah bertatap muka langsung dengannya akan menghampirinya dan marah padanya akibat membawa istri orang malam-malam begini.

"Suami kamu kerja apa sih, May? " Panji penasaran. Penasaran ingin melihat wajah Suami Maya. Kalau tampankan, dia bisa.. bisa..

Bisa apa?

" Mas Gara arsitek. Yah gitu lah Mas... " Maya menjawab seadanya akibat sedikit risih. Entahlah, Maya sedikit tak menyukai pertanyaan itu.

Perfect Wife || SUDAH TAMAT Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora