D U A

16.9K 1.4K 65
                                    

Sebelumnya, diharapkan untuk memberi vote yah sayang 😃, komentnya pas ceritanya udah kelar dibaca.

Happy reading.

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Maya menatap air kolam yang tenang dan jernih. Terduduk sendirian dengan memeluk kakinya dengan tatapan sayu.

" May...kamu nggak ikut gabung? " Esti namanya, wanita beranak satu itu tengah memegang stenlis sambil membawa taplak meja. Berdiri disisi pintu dengan menatap bingung kearah Maya.

Maya tersenyum.
" Ntar nyusul kok Mbak. Duluan aja, Maaf nggak bantuin, kayanya aku kurang enak badan deh. " Esti mengangguk dan pergi dari sana. Meninggalkan Maya seorang diri.
Maya merasa dia adalah orang asing.
Dengan kedatangan sepupu-sepupu Gara dan para sahabatnya yang membawa istri dan anak masing-masing membuat Maya minder sendiri.

Kenapa? Rasanya terasa aneh ketika para istri sepupu-sepupu Gara dan istri sahabatnya sangat Akrab dengan Amara-wanita yang masih berhubungan rumit dengan suaminya. Sepupu kandungnya sendiri.

Yah, sepupunya itu datang. Membawa senyum bagi mereka yang tak dikenal Maya. Hal itu membuat Maya patah semangat detik itu juga, rasa asing dalam dirinya mendadak membangunkannya.

Dengan Mata berkaca-kaca Maya melihat dari kaca Transparan itu kedekatan mereka. Maya sedih karena merasa dia tak berguna menjadi istri. Dia merasa sedih karena Amara yang sangat akrab dengan wanita-wanita itu bukan dia.

Dan Maya merasa hatinya hancur, ketika tak ada satupun sahabat Gara yang diperkenalkan suaminya itu kepadanya. Hanya menatap datar kearahnya ketika wanita-wanita itu mengambil tempat untuk menjadikan pembahasan gosipan. Tak mengajaknya sama sekali membuat Maya merasa tak penting diantara mereka.

Rasanya hatinya hancur sekali. Rasanya Maya ingin menangis terus-menerus. Tanpa kehentian yang akan membuat perasaannya lega.

Maya menutup mulutnya, berusaha meredakan suara isakannya. Kenapa Gara terlalu jahat dengannya? Selalu mematahkan perasaannya ketika Maya mencoba untuk bangun lagi dan lagi.

Bibir Maya terukir, dan berkedud. Suaminya hanya berbeda ketika mereka melakukan hal intim. Kehangatan itu muncul hanya untuknya walaupun sangat tipis.

Seringkali Maya berfikir, Apakah dia hanya berstatus istri hanya untuk boneka seks pria itu. Rasa Marah benci menjadi satu. Namun hatinya selalu lemah ketika Gara selalu mampu meluluhkannya walaupun dengan hal kecil.

Maya menghapus jejak air matanya pada pipinya. Dia bangkit dan pergi dari sana. Maya ingin istirahat, dia tak akan bergabung diantara mereka, bergosip ria, membangun keakraban. Maya meringis dalam hati yang retak.
Itu sama sekali tak diinginkannya hanya untuk berteman tanpa ada rasa kekeluargaan. Maya tahu sendiri, bagaimana memulai hubungan pertemanan dengan wanita yang baru saja dikenal. Dan itu tidak nyaman.

Perfect Wife || SUDAH TAMAT Where stories live. Discover now