E N A M

14.5K 1.4K 61
                                    

Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan Bintang!

xxxx

Dia Hanya Istri Di Atas Kertas!!

Maya tersentak dalam tidurnya. Nafasnya memburu cepat. Kalimat Sarkas Gara masih terngiang-ngiang dalam Pikirannya. Sampai sampai kalimat itu mampu memasuki mimpinya.

Maya menatap jam dinding. Tak terasa sudah Pukul 06:30 P.m. hari menjelang Malam dan Maya sendiri baru menyadari jika dia sudah berjam-jam tidur untuk meredam tangisnya.

30 menit lagi. Acara itu akan dimulai dan Maya mendadak tak rela untuk berjumpa dengan mereka lagi. Maya terduduk, menautkan jemari-jemarinya sampai matanya menatap benda mungil yang melingkari jari manisnya.
Maya tersenyum lembut sambil menahan genangan dipelupuk matanya.

" Mas Gara ingin minum apa? "

" Tidak perlu. Saya tidak haus. "

" Mas Gara, kenapa mau menerima perjodohan ini? "

" Saya tidak memiliki Alasan untuk menikahimu. "

Memutar kenangan hambar itu membuat Maya terisak pedih detik itu juga. Maya dulu begitu senang menerima pinangan dari Gara. Bahagia dalam kebutaan.

Lalu. Maya menyadari sekarang. Betapa bodohnya dia. Betapa lugunya dia ketika senyum tipis diawal pertemuan mereka hanya kebohongan. Hanya kepalsuan yang berakhir membuatnya tersenyum indah.

Maya menarik keluar cincin pernikahannya. Memisahkannya dengan jarinya. Mungkin pepatah memang benar. Jika dia memang takdirmu, sejauh apapun kakimu melangkah dia akan kembali kepadamu.

Yah mungkin. Jika memang benar Gara takdirnya suatu saat nanti mereka akan dipertemukan kembali. Dengan waktu yang berbeda, dengan hati yang sudah tertata ulang dan dengan kepribadian yang berbeda.

Ada saatnya kita menyerah ketika jalan yang kita tempuh memang tidak akan pernah sama seperti bayangan kita. Hanya ada rencana lain, yang sudah ditakdirkan Tuhan tanpa sepengetahuan kita.

Maya bangkit berdiri. Dia harus bersiap. Melawan mereka yang akan meremukannya dalam kepurukannya. Jika bisa, Maya akan menunjukan kepada mereka, jika dia lebih dari yang sudah mereka bayangkan.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan diri. Maya yang sudah memakai gaun hitam panjang itu dihadapan kaca menatap dirinya sendiri dengan dagu terangkat. Mencoba bersikap pongah seperti yang dilakukan Felicia selama ini terhadapnya.

Maya terkekekeh sendiri. Sampai senyum itu membuat bibirnya menipis menahan tangis.
Maya menarik nafasnya, menunduk untuk menghapus jejak basah di kantung matanya.
Lalu kembali melirik dirinya dengan perlahan.

Maya tersenyum percaya diri. Melangkahkan kakinya dengan mantap kearah pintu dan pergi dari sana.

~~~~~~~

" Selamat Hari pernikahan untuk mu istriku. Terimakasih buat selama ini yang masih setia berada disisiku. Walaupun selama sebulan penuh ini aku tak melihat wajah cantik mu yang mulai menua. " semuanya terkekeh akibat Godaan pria berperawakan tinggi itu. Pria tua yang sedang menatap istrinya penuh binar kebahagiaan.

Perfect Wife || SUDAH TAMAT Where stories live. Discover now