12. Tell Me Something i don't know !

4.3K 314 15
                                    

Hai sebelumnya saya minta maaf kalo certa ini makin gak jelas... Stuck Ide serius :(

untuk semua yang masih setia baca terimakasih atas dukungan kalian ya.. ^_^

=== Topeng ?===

Author POV

Ian berjalan menyusuri koridor - koridor kelas, ia mencari kelas adiknya, karena memang sekolah telah selesai setengah jam yang lalu. Cowok itu mengamati setiap papan yang berada di atas pintu kelas.

"Ngapain lo disni?" Tanya seseorang yang mengagetkannya.

Ian menoleh, sesaat dia hanya diam sambil mengamati orang itu "Urusan lo kalo gue kesini?"

"Ini sekolah gue" Jawab orang itu kaku.

"Gue tau, ini juga sekolah adik gue!"

"Adik lo?" Tanya orang itu tidak percaya.

Ian diam, dalam hati dia merutuki dirinya sendiri, kenapa dengan bodohnya dia memberi tahu orang itu bahwa adiknya sekolah di Abdi Jaya, tempat dimana, dia harus merelakan ingatan adiknya pulih. Atau lebih berbahaya dari sekedar memori yang sengaja tidak ia ungkit kepada adiknya.

"Rafa, lo tadi liat Dii gak, gue..." Seketika Ninda terdiam saat melihat Ian berdiri berhadapan dengan Rafa.

"ELO!!!" Ucap keduanya bebarengan.

"Lo masih aja sembunyi." Sindir Ian dengan nada tajam.

"Gue...gue harus cari dii, iya cari Dii, gue duluan Raf" Jelas bahwa Ninda tidak ingin membicarakan apa yang akan Ian katakan setelah itu karena saat ini Ninda memilih untuk pergi.

"Lo masih berani munculin diri lo dihadapan gue?" Tanya Rafa tajam.

Ian menatap kedua manik mata yang kini terus menyudutkannya dengan tatapan luka.

"Gue gak ngelakuin itu" Ujar Ian lirih.

"Pembunuh" Umpat Rafa.

"Lo gak tau kronologi ceritanya" balas Ian.

"Gue gak perlu tau! Karena semuanya udah jelas, elo, adik lo, dan Pacar lo merancang kronologi untuk ngejalanin rencana itu"

"Gue gak tau apa apa Raf, dan adik gue gak salah, lo gak tau apa yang sebenernya terjadi" Tutur Ian, jelas dimatanya bahwa ia benar benar bosan dengan argument itu.

Rafa tersenyum pahit, ditatapnya Ian dengan tatapan tajam "kalo gue tau adik lo disni, udah gue uber dia dari dulu, dan gue bakal ngambil apa yang udah lo ambil dari adik gue"

Ian menggerutkan kening tak mengerti, bahkan dia tidak mengenal adik Rafa, apa yang udah dia ambil dari cewek itu, dia tidak pernah tau. "Memangnya apa yang udah gue ambil dari adik lo?"

Rafa mengangkat dagunya, di tajamkan sorotan mata yang kini mengunci tatapan Ian, sehingga hanya Rafalah yang bisa ia lihat, Dengan tegas diucapkanlah satu kata yang mampu membuat Ian kembali siaga.

"NYAWA!"

=== Topeng ? ===

DIANDRA POV

Gue berjalan nyusurin koridor saat langkah gue terhenti, gue ngeliat kak Ian lagi ngobrol ama Rafa, bukan, mereka bukan ngobrol layaknya seorang teman, mereka mengobrol dengan melemparkan tatapan tatapan tak bersahabat.

Ingin sebenernya gue nyapa mereka, tapi gue ngurungin niat, gue milih untuk bersembunyi dibalik tembok dimana Kak Ian dan Rafa sedang mengobrol.

"kalo gue tau adik lo disni, udah gue uber dia dari dulu, dan gue bakal ngambil apa yang udah lo ambil dari adik gue"

Adik ?

Emang Rafa punya adik? Selama ini gue gak pernah tau, terlebih juga dia gak pernah cerita, masa iya si Rafa punya adik, berarti selama ini dia ngibulin gue dong, bilang kalo dia anak tunggal, sialan gue di kibulin lagi sama dia.

"Memangnya apa yang udah gue ambil dari adik lo?"

Itu suara Kak Ian, sebenarnya ada apa dengan mereka, ini kenapa bawa bawa adik si, berarti gue terlibat dong, kan tadi Rafa bilang bakal nguber adik Kak Ian. Nah gue dong adiknya, kok di uber udah kayak ayam aja.

Lama gue gak denger jawaban Rafa, mungkin karena saat ini gue hanya bisa ngedengerin music DJ yang tau taunya nyangkut di telinga gue.

Eh!

Musik DJ, tunggu, gue mendongak, apa yang gue temui? Leo dengan tampang Innocentnya nyengir dihadapan gue.

Gue ngelepas Headphone yang ternyata dari tadi udah gue pake, siapa lagi kalo bukan Leo yang asal makein headphone ke kuping gue, sialan, jadi gak denger kan apa yang diomongin Rafa. Sialan ni Leo.

"Dek!"

Nah itu kenapa suaranya kayak suara kakak gue?

"Ayo pulang" Ajak kakak gue yang udah main narik tangan gue.

"Gue ikut!" Leo ngejar gue.

Gue menoleh sekilas, dan disana berdirilah Rafa, dengan rahang terkatup dan tangan terkepal, tatapannya tajam layaknya elang yang sedang mengincar mangsanya.

Serius saat ini gue ngeliat Rafa seperti bukan Rafa, you know ? Dia kayak orang lain saat ini, tatapan mata yang biasa ngelunak saat natep gue, sekarang enggak lagi, tatapan mata itu dingin, tajem, gak terjangkau. Pokoknya bener bener bukan Rafa yang selama ini gue kenal.

Ada apa sebenernya ? Kejadian akhir akhir ini ngebuat gue seperti berada dalam lingkup keterasingan, kejadian akhir akhir ini juga ngebuat gue seperti boneka, menyaksikan segalanya berputar tanpa sedikitpun gue tau apa yang sedang terjadi, hidup gue seperti dijalankan, tapi gue sendiri gak tau, siapa yang sedang ngejalanin hidup dalam raga gue ini.

Siapa saja tolong kasih tau gue, apa yang perlu gue tau!

====Topeng ? ====

Pendek yach ? maaf ya hehehe...

Tapi janji deh next chapter aku bakalan update 2 kali... moga ada yang suka dan nungguin * berharap *

vomment n comment nya jangan lupa ya ;)

See you next time...

9 Desember 2014

Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang