6. Bersikap biasa ?

6.5K 407 39
                                    

Hii kali ini absurd, jadi maafkan lah saya hehehee....

===Topeng ?===

Rafa POV

"Non kenapa?" Bi Yuna langsung berlari kearah gue yang saat ini gue yakin penampilan gue berantakan dengan memar yang ada di wajah gue.

"Tolong bukain kamar Diandra Bi, Biar saya yang membawanya." Ujar Gue

"Baik Den." Bi Yuna udah ngacir gitu aja, gue nggendong Dii menuju kamarnya yang kebetulan berada dilantai atas, dalam keadaan normal gue nbgak bakalan mau ngelakuin ini, tapi saat ini entah kenapa gue cuma mau Dii tenang dan tetap menyandarkan kepalanya pada dada gue.

Dengan pelan gue naruh tubuh Dii dikasur, cewek itu menatap gue nanar, Ada keinginan untuk tetap tinggal, tapi gue nggak bisa. Enggak tau kenapa, gue pingin keluar dari rumah itu, meskipun sebagian hati gue tetep teriak kalo gue harus tinggal disana lebih lama.

" Nggak bakal ada yang nyakitin Lo dirumah ini, gue pulang ya." pamit gue.

Dii terduduk dan mencekal tangan kanan gue "Gue nggak mau sendiri." Suaranya serak.

Gue diem "Please Raf, gue takut." Pintanya.

Gue menghelai nafas, dengan pelan gue dorong tubuh Dii agar merebah ke kasur, gue tarik selimutnya dan gue duduk di kursi sebelah kasur Dii. Dengan pelan gue usap kepalanya, memberikan ketenangan yang gue nggak tau apa itu bisa mempan untuk Dii.

"Gue takut..." Dii mencicit hampir nggak terdengar

"sssttt, Lo nbgak boleh takut oke, Gue ada disini buat Lo." Kata Gue pelan.

"DII!!!" Panggil seseorang dari ambang pintu, gue menoleh dan mendapati Leo udah berdiri disana.

"Raf, Thanks banget Lo udah nolongin Dii." Ucap Leo menepuk bahu Gue.

"Lain kali, jangan nitipin orang gitu aja, manusia bukan barang Le." Kata Gue sedatar yang gue bisa. Sebenernya gue nggak keberatan Leo nitipin Dii ke gue, tapi gue ngerasa marah aja waktu ada orang yang diberi kepercayaan untuk menjaga seseorang dia malah seenaknya pergi dari tanggung jawab itu.

Leo mengangguk "Ini yang terakhir." Janji Leo.

"Gue balik Le." Pamit gue. Tapi tangan Dii yang menggenggam tangan gue semakin erat, matanya mengisyaratkan agar gue tetap disitu. Gue menggeleng pelan dan tersenyum , gue dekati kuping Dii "Gue sayang ama lo" Entah keberanian dari mana Gue ngucapin kata kata itu.

"Gue pamit Dii, istiraha lo ya." Kata Gue , Dii melepaskan cengkramannya tapi satu yang mebuat Gue menyesal, Dii menangis

=== Topeng ? ===

LEO POV

Gue syok saat Rafa nelpon gue dan ngasih tau kalo Dii diculik, Tapi Rafa juga gak ngasih tahu dimana , Alhasil gue Cuma muter-muter nggak jelas diluasnya kota Jakarta. Setelah satu jam gue bingung nyari Dii dimana, satu SMS masuk ke ponsel gue.

From : Rafa

Dii udah dirumah, kesini Lo

Membaca itu, gue langsung menancap mobil gue menuju rumah Dii. Sampai disana gue masih ngeliat mobil Rafa terparkir di halaman rumah Dii, gue turun , Bi Yuna udah berada diluar, gue juga gak tau apa yang dilakukannya.

"Bi, ngapain disini?" Tanya gue

"Nunggu Den Ian pulang Den." Jawabnya

Gue menaikan alis "Emang Bibi udah sms, telpon atau ngabarin Ian?" Tanya gue

Bi Yuna menepuk jidatnya " Belom, bibi lupa Den."

"Yaudah Bibi masuk buatin makanan sama ambilin obat." Printah gue "Ntar Gue yang ngabarin Ian."

Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang