Prologue

21.8K 839 60
                                    

Haii ini cerita petama ku, please kasih saran ya...

==Topeng ?==

Leo POV

"EGOIS." kata itu mungkin udah melekat banget dalam diri gue, terlebih jika itu menyangkut seorang cewek yang kini sedang mengaduk choco cheesnya di depan gue. Entah kenapa jika menyangkut dia, gue harus bener - bener terlibat, meskipun gue nggak tau apa yang menjadikan gue seperti itu.

Namanya Diandra Francessa atau sering dipanggi Dii , cewek yang gue kenal semenjak gue duduk di bangku smp. Cewek ini nggak jelek, nggak juga kuper, ataupun udik, mungkin menurut temen-temen gue, dia adalah cewek yang memiliki ketiga predikat yang baru aja gue sebutin.

Mereka nggak salah memberikan ketiga predikat itu untuk Dii, bukan mata mereka buta, tapi gue yang udah butain cara pandang mereka terhadap Dii. Gue yang nyuruh Dii untuk selalu ngiket rambutnya dan memakai kaca mata tebal serta memakai seragam yang kedodoran. Bagi cewek lain , mereka nggak akan mau menuruti ide gila itu, terlebih saat mereka sudah mengenakan seragam putih abu-abu, tapi lain dengan Dii, cewek satu ini setuju pake banget dengan ide yang gue buat untuk dia saat berada di sekolah.

Gue nyuruh dia dengan berpenampilan seperti itu bukan tanpa alasan. Justru itu cara gue untuk ngelindungin Dii dan juga cara gue agar dia hanya deket ama gue.

Egois. Ya, gue emang egois, gue ngelakuin itu karena gue nggak mau ada manusia yang nantinya akan menyakiti Dii terutama manusia bergander cowok. Gue Cuma nggak mau kalo mereka mendekati Dii bukan karena tulus tapi karena nafsu. Itu adalah hal yang mendorong gue untuk mencetuskan ide gila itu.

Seperti yang gue bilang, Dii nggak jelek, malahan cewek yang satu ini kelewat cantiknya. Kulit putih pucat yang bersinar saat matahari menerpanya, juga dengan rambut hitam panjang yang menjuntai indah dipunggungnya serta mata jail yang selalu membuat siapa saja tidak dapat mengacuhkan tatapannya. Itulah Dii yang sebenarnya, cewek yang berada di depan gue sekarang, bukan Dii si kutu buku yang kuper yang selalu pendiam jika berada di sekolah.

Dii yang sekarang berada di depan gue benar-benar seperti bidadari yang entah turun dari mana, penampilannya berbeda, sangat berbeda, bagaimana gue mendeskripsikannya.

Dii yang berada di hadapan gue sekarang menggerai rambutnya yang sudah ia keriting gantung dari tengah kebawah, Sebuah garis hitam tipis terlukis di atas bulu matanya yang melengkung sempurna seperti menggunakan bulu mata palsu, Bibir tipisnya yang merah muda, juga menambahkan kesan menarik.

Cewek itu mengenakan minidress selutut berwarna biru lembut dengan sepatu fantofel berwarna biru garis putih. Gue akui, saat ia tersenyum jantung gue berdebar dengan kencang, juga saat dia sedang menatap mata gue diiringi dengan kedipan reflek , gue bener-bener nggak bisa berpaling darinya, Itulah mengapa gue takut jika manusia yang berada di sekolah gue melihatnya dengan penampilan seperti sekarang.

Meskipun gue udah sering banget ngeliat Dii yang menggerai ramutnya juga melepas kaca matanya, tapi gue tetep terpesona oleh kecantikannya saat gue berhadapan dengannya. Dii bukan pacar gue, dia hanyalah sahabat gue, dialah salah satu cewek yang gue biarin berada di samping gue.

Meskipun gue dan Dii hanya bersahabat tapi hubungan kami sangatlah dekat bahkan seperti adik kakak. Mengapa gue bilang Dii salah satu cewek yang gue biarin berada disamping gue setiap saat, karena gue mempunyai sahabat cewek lain selain Dii, gue juga bukanlah satu satunya cowok yang sering melihat Dii menjadi dirinya sendiri.

Siapa mereka? Dua cowok dan satu cewek kini datang menghampiri kami berdua yang sedang asik mengobrol satu sama lain, Cewek itu bernama Ninda, Dua cowok lainnya bernama Alex dan Rafa, mereka adalah sahabat gue yang lainnya selain Dii, Mereka juga sahabat Dii, awalnya mereka tertipu dengan topeng yang selallu Dii kenakan disekolah, tapi mereka tetap mau berteman dengan Dii, meskipun teman-teman kami yang lain menjauh dari Dii bukan dari gue.

"Woi Le kenapa lo bengong!!!" Sambar Dii saat tahu gue sedang menatapnya dalam diam.

"Kebiasaan deh lo Le, kalo natep Dii segitunya, Kalo suka ngomong aja kali Le." Sahut Ninda menimpali.

Gue berkedip beberapa kali sambil berdehem."Diem lo" Sahut gue kesal.

"Jadi lo beneran suka ama gue Le?" Tanya Dii dengan gamblangnya, Gue tau tatapan mata Dii sekarang, kedipan jailnya ngebuat gue pingin sembunyi dalam tas.

"Apa lagi Dii, nggak usah di dengerin deh." Gerutu gue.

Dii dan Ninda tertawa renyah, sedangkan Alex menepuk - nepuk bahu gue, tanda simpati yang aneh karena saat ini cowok itu juga cengar cengir memasang tampang innocent-nya.

Diantara kami berlima, Rafalah yang paling pendiam, dia hanya tersenyum saat kami tertawa geli, Cowok itu juga nggak banyak bersuara, hanya kadang kadang jika dia merasa perlu untuk bicara.

Lain dengan Alex yang selalu membuka mulutnya untuk mengeluarkan kata kata jailnya yang bisa saja membuat orang marah ataupun tertawa terbahak bahak.

Berbeda dengan Alex berbeda juga dengan Ninda, cewek yang satu itu, cerewetnya bikin kuping gue panas, Setiap kali dia bicara gue selalu ingin nyumpelin tuh mulut pake tisu, Dan cewek itu juga gak kenal malu , lidahnya tajam setajam silet, kalo ngomong asal jiplak tanpa harus menyaringnya terlebih dahulu.

Kembali keawal, gue nyuruh Dii pake topeng, sebenernya karena gue nggak mau dia berada dalam bahaya, lebih tepatnya dari seseorang yang bakal nyakitin dia kalo saja dia tau siapa Dii sebenernya, bukan karena tampilan fisiknya tapi karena masa lalu nya, yang kini mati matian gue bayangin dari kenyataan.

===Topeng ?===

Mulmed : Diandra
^^ :D

26 Oktober 2014

Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang