4. Diusir ? Sialan...

7K 465 47
                                    

Hai Hai... Kembali lagi saya, langsung aja deh hehehee

===Topeng ?===

Rafa POV

"Maaf." Ucap gue "Nggak usah nangis lagi, Bekas bibir Devan udah ilang, maaf kalo gue selancang itu."

Dii diam, nggak nimbulin reaksi apapun, dia natep gue dengan sorot mata yang nggak bisa gue artiin, apa Dii marah ? Enggak mungkin. Karena saat ini bukan tatapan kemarahan yang Dii pancarkan, tapi... entahlah gue nggak bisa ngartiin itu.

"DII!!!" Panggil beberapa suara secara kompak, reflek gue menoleh kebelakang.

Leo, Alex dan Ninda udah berada di ambang pintu kamar Dii, ketiganya langsung menghampiri Dii, beruntungnya gue mereka dateng , jadi nggak ada kecanggungan diantara gue dan Dii.

Gue langsung berdiri dari duduk gue saat mengetahui Leo kini berjalan kearah kami, dan duduk tepat dimana tadi gue duduk. Seperti biasa gue hanya diam tanpa suara.

"Princes lo sakit?" Sambar Leo langsung, cowok itu udah ngecek kening Dii. Princess, Leo sering manggil Dii dengan sebutan itu.

"Gue balik duluan." pamit gue "Ada latihan Futsal." Enggak juga sebenernya, tapi gue merasa nggak seharusnya gue disitu, meskipun mereka temen temen gue tapi kali ini gue pingin sendiri.

"yaelah Raf, ngapain cepet cepet si, sini aja kalik bareng kita." Kata Alex sambil merangkulkan tangannya ke pundak gue.

Gue tersenyum tipis " Gue bisa dibunuh kalo telat." Bohong gue

"Ya ya ya, udah deh sana lo pergi, ngebenerin dulu otak lo, diisi ulang tu kata kata biar nggak irit kalo ngomong." Sambar Ninda langsung.

Sialan, ni cewek mulutnya nggak bisa direm kalo nyindir orang langsung dihadapannya.

Gue tersenyum tipis, mendengar sindiran Ninda, beralih ke Dii, dia natep gue, tatapan matanya seakan memohon agar gue tetap berada di sini, tapi gue nggak bisa, Dan gue nggak tau alasannya kenapa.

"Le Gue balik." Ujar gue

"Yoi, ati ati lo." Kata Leo.

Gue mengangguk, lalu berjalan menjauh tanpa sedikitpun menoleh lagi.

***

DIANDRA POV

Gue nggak tau apa yang baru aja terjadi, kenapa saat bibir Rafa nyentuh bibir gue, rasanya gue nyaman, gue merasa terlindungi dan gue merasa senang sampai gue sadar bahwa jantung gue berdebar dengan kencang, rasanya gue pingin waktu itu berhenti detik itu,tapi Rafa menariknya langsung dan mengalihkan pembicaraan terlebih Leo, Alex dan Ninda keburu nongol sebelum gue sempet bertanya mengapa Rafa melakukan itu, tapi gue yakin apapun alasannya , Rafa hanya ingin ngebuat gue tenang tanpa sedikitpun ngebuat gue takut.

Dan kali ini gue harus kecewa lagi, karena Rafa pulang tanpa alasan segera setelah dia mendengar Leo memanggil gue Princess. Rafa sering seperti itu, Dia pernah pergi tanpa alasan saat Leo manggil gue dengan sebutan itu, meskipun gue nggak begitu peduli dengan hal itu. Tapi sekarang entah mengapa gue pingin Rafa disini , Terlebih setelah kejadian itu.

"Dii!" Ninda menepuk pundak gue membuat gue mengerjapkan mata

"Iya Nin?" Tanya gue cengo

"Tu kan, lo nggak dengerin Gue, yah, capek Gue ngomong, jelasin Le !" Ninda mengerucutkan bibirnya lucu.

"Jadi gini." Leo mulai membuka suaranya "Ntar malem adeknya ulang tahun nah dia minta lo nyanyi diacara itu, lo bisa kan?"

"Eh..." Gue ngelirik Ninda yang seakan memohon.

Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang