O6

395 130 368
                                    

BARU aja gue sama temen-temen gue keluar dari ruang Bimbingan Konseling. Gue ngehela nafas panjang. Bener-bener gak tau sama takdir hari ini.

"Anjing! Kenapa juga kita lagi yang kena? Padahal anak satu kelas juga ikutan rusuh tadi," gerutu Daniel seraya menendang tong sampah di sebelahnya.

"Jordan bangsat. Tuh anak perginya kayak setan," umpat Galang sebal

"Fucek memang." sahut gue, greget

Kini Aswangga ikutan ngomong. "Bener-bener ya, gara-gara Daniel sama Jordan jadinya kita ikutan keseret juga. Bener kata lo, Ngga. Fucek memang, fucekk."

Daniel yang tidak setuju sama ucapan Aswangga kini ikutan ngedumel. "Heh. Apa-apaan, lo juga ngapain ikutan ngerusuh kalau gak mau keseret ke ruang BK." ungkapnya

Rencananya gue sama temen-temen hari ini gak balik ke kelas. Tapi langsung ke kantin.

Sesampainya di kantin, si kudanil sama Aswangga malah adu bacot.

"Sekali-kali ngerusuh. Kelas kita anaknya pada kutu buku semua. Eh? Tapi gak juga deng. Sekalinya urakan pada gak inget sama akhlak," ujar Daniel yang terlalu dramatis.

Sampai pegang-pegang dada segala. Sok jadi kakek-kakek kalau lagi jantungan.

Eh?

"Akhlaknya pada ngumpet. Gak tau kemana,"

Gue ngelihat Daniel sama Aswangga yang masih belum duduk, heran sama mereka berdua. Sekalinya akur malah tingkahnya kayak anak-anak. Sekalinya berantem malah gak inget posisi.

Dasar.

"Kalian gak mau duduk?" tanya gue

Daniel sama Aswangga pada noleh ke gue. Terus mereka lihat posisi mereka sendiri.

"Loh? Ternyata dari tadi kita berdiri anjir," ujar Daniel seraya duduk yang di ikuti Aswangga di sebelahnya.

Gue cuma muter bola mata, males.

"Lo semua gak mau pesen makanan?"

"Lo gih yang pesenin kita-kita,"

"Yeuuu.... Mana uangnya? Gue pesenin. Mumpung gue lagi baik hati. Itung-itung nambah pahala," katanya seraya tertawa

"Halah bacot. Nih, gue bakso sama es jeruk," ucap Daniel seraya memberikan uangnya. "Pake uang kas itu."

"Nah, gini kek sekali-kali pake uang kas. Jadi gue gak usah keluarin uang lagi," ucap Aswangga seraya tertawa. "Mas Galang sama Mas Manggala gak mau pesen ni yeee?" godanya

"Najis onyed. Gue siomay sama es jeruk," Galang noleh ke gue. "Lo kagak pesen, Ngga?" tanya Galang seraya menaikkan alisnya

Kalau kayak gini enaknya makan apa?

"Gue sama kayak punya Galang."

"Oke. Ditunggu ya mas-mas ganteng tersayang," kata Aswangga seraya tertawa dan bersiap lari sebelum Galang melempar sepatu ke arahnya.

Heran sama yang namanya Aswangga. Dia itu suka iseng, jahil, ya gitu lah pokoknya. Dia juga paling heboh di antara kami.

Kalau Daniel orangnya konyol. Suka bikin hal aneh jadi nyata. Tau gak maksudnya? Sama. Gue juga gak tau.

Yepan. Sayega Pandirga nama aslinya. Dia bukan playboy tapi fakboi. Udah gak asing namanya di telinga para ciwi-ciwi. Yepan itu cakep. Tapi masih cakep gue.

Kalau Galang.. Dia itu paling sangar di antara kami. Covernya itu kayak preman. Tapi emang preman sih. Tapi cakep. Banyak cewek yang naksir dia tapi Galang gak minat. Galang kalau malem-malem mesti di pertigaan blok G suka nyegat orang-orang yang lewat. Maklum dia ketua gengnya. Geng preman.

Kalau gue orangnya itu gimana ya?

Alih-alih gue ngelihat isi kantin. Tiba-tiba gue nangkep Jella yang lagi jalan ke arah gue.

"Main Truth or Dare yuk!"

a/n:

PART INI PANJANG YA? :(

PENGENNYA PENDEK. TAPI AKU BINGUNG MAU CUT DIMANA:''

GIMANA CERITA DI LAPAK INI? SUKA GAK?

KALIAN LEBIH SUKA MANGGALA, YEPAN, GALANG, DANIEL, ATAU ASWANGGA?

YEPAN DI LAPAK INI KEMANA YA?

NEXT?


Salam hangat, Bidrr_


15 April 2020

TRUTH OR DARE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang