O1

1.5K 354 1.1K
                                    

Hai, semua..

Cuma mau bilang; Cerita Saya mungkin tidak semenarik cerita orang lain. Tetapi, ini karya Saya.

---

GUNTING-nya masih gue lihat, jangan sampai guntingnya gue buat cukur rambut orang gara-gara gue yang kena sasaran.

Masih gue pantau sama temen-temen gue, perlahan-lahan guntingnya berhenti muter. Dan..

Sreeet..

Mata gue langsung melotot saking kagetnya. Oke, itu lebay. Langsung aja gue gebrak meja saking gregetnya.

"ANJENG! GUA LAGI, GUA LAGI." Teriak Manggala, itu gue!

Ini gue punya teman gini banget. Bener-bener kayak bukan teman yang gue kenal deh. Ketawain gue mulu, gak ada capek-capeknya ya dari tadi?


Gue lihat si lembek udah berhenti ketawa-ketiwi ala ciwi-ciwi. Kalau di perhatiin, sepertinya dia mau ambil ancang-ancang bicara ala tante-tante gemoy deh.

Tuh tuh, bibirnya udah monyong-monyong gitu.

"Aduhaii-" Belum sempat dia ngomong udah keburu gue potong.

"Aduhai aduhai, lo kalau mau dangdutan jangan disini. Sana pake topeng, terus bawa sound, abis itu lo keliling kemana gitu sambil dangdutan, kan mantep." greget gua lama-lama.
"jangan lupa goyang-goyang." tambah Manggala ketus

"Diiih, bang mangga kalau ngomong tuh gabisa kekontel, ya?" Ujarnya dengan nada alay khas si Lembek.

Apa apa? Gue sama temen-temen gue gak salah dengar kan?

Gue mau ngomong, eh, keburu Aswangga yang ngomong.

Tenang, Manggala pendengar yang baik kok.

"BUSEET! LO JUGA KALO NGOMONG SUKA SALAH,"
"KEKONTROL WOII KEKONTROL!! BUKAN KEKONTEL, ASUK." Aswangga heboh banget dah, apalagi mencak-mencak sendiri.

Suka heran sama dia, mesti paling heboh diantara kami.

Gue lihat sekitar, ternyata pada lagi merhatiin Aswangga. Parah, sampai ada yang ngomong enggak-enggak secara live di depan kami.

Eh? Sebentar deh, kayaknya pada gak ingat semua sama sasaran tadi.

Wih, bagus tuh. Kesempatan emas.

Diam-diam gue pergi dari situ. Dengan cara jalan halus ala gue!

Mepet.. Mepet..

Masih jalan halus.

Gue lihat kebelakang, untungnya gak ada yang lihat gue.

Gak sampai satu menit, udah ada yang manggil gue aja!

Sial banget gue.

"NGGA MANGGA!" Pas gue noleh, ternyata Yepan yang manggil gue.

"Apaan?" suara gue udah pasrah banget ini, pengen kabur aja susah banget.

"Sini," Yepan ngomong gitu sambil nepuk-nepuk bangku kursi disebelahnya.
"Mau kabur lo ya? " Tembak Yepan langsung

"Gak, gue tadinya mau ngisis bentar." Jawab Manggala sambil duduk di sebelah Yepan.

"Halah, palingan lo mau ngehindarin permainannya." wih, suudzon banget. Siapa nih yang ngomong?

Pas gue lihat, eh, ternyata si Kudanil.

Males ladenin, gue cuma berdecak doang.

"Ehm, Truth or Dare?" Tanyanya.

Gak mau kelamaan mikir, jadi gue harap jawaban gue ini gak mengecewakan.

"Dare."

"Oke! Tantangannya lo harus berhasil baperin cewek itu tuh." Ucapnya sambil menunjuk cewek yang lagi duduk di Taman.

Gue langsung melotot kaget. Ini tantangan, atau main cewek?

"OGAH! GANTI GANTI, KUKER BANGET!" Gue tolak keras lah.

a/n:

Mon maap kalau cerita ini gaseru ya hehe.

15 Desember 2019

Salam, Bidadari.

( revisi 09 Mei 2022 )

TRUTH OR DARE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang