Part 7 : Hut

932 125 20
                                    

Malam sudah menunjukan pukul 11 malam. Pencarian kali ini dihentikan sementara karena kendala cuaca yang tak menentu. Yoongi memeriksa laporan yang ia terima. Belum ada tanda apapun,semua tampak sia-sia. Bahkan laporan dari 4 kapal lainpun tak membuahkan hasil. Yoongi kembali di serang sakit kepala yang luar biasa.

Jika sudah seperti ini,satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mabuk untuk sedikit meredam hatinya yang sudah tak karuan. Ia meneguk segelas besar beer. Namun anehnya kesadarannya masih penuh. Yoongi menatap barista itu,ia tertawa sebentar.

"Beri aku satu gelas besar lagi"

"Baik tuan"

Dengan beberapa tegukan yoongi menghabiskan gelas ke dua. Barista itu menatap yoongi kasihan,ia tahu betul bagaimana perasaan suami yang kehilangan istrinya.

"Kau,siapa namamu?"

"Aku?"

"Tentu saja,hanya ada kau di hadapanku"

"Namaku kim seokjin"

"Seokjin? Seokjin,Kau tahu dimana seulgi?"

"Maaf,aku tidak tahu"

"Aku memimpikannya semalam,aku bermimpi ia pergi meninggalkanku"

Seokjin terdiam,ia tak berani mengatakan apapun. Namun jika yoongi adalah teman satu kasta dengannya mungkin seokjin akan berkata dengan lantang 'memang seperti itu adanya' tapi itu terdengar tidak sopan.

Dari kejauhan wendy datang menghampiri yoongi. Ia harus melaporkan tentang sedikit masalah di kantor namun sialnya ia kembali menemui yoongi dalam keadaan mabuk. Iapun mengurungkan niatnya dan berjalan keluar.

"Kenapa kau kembali?" Sial,wendy mengutuk dalam hati

"Anda sedang menikmati minuman,aku tak ingin mengganggu"

"Kalau kau ingin bicara katakan saja" suara yoongi merendah,wendy membenci jika suara ketidak warasan yoongi terdengar kembali. Sejujurnya ia masih trauma

"Ada sedikit masalah di kantor,bukan masalah besar sebenarnya. Hanya satu perusahaan yang meminta pembaharuan kesepakatan"

"Hanya itu?"

"Iya" wendy mengangguk pelan

"Masalah sepele seperti itu apa kau harus bicarakan denganku? Kau mulai menjadi tidak profesional"

"Bukan seperti itu pak,ini mengenai kesepakatan. Walaupun terdengar remeh,aku tak bisa menyetujui tanpa ada izinku"

"Itu karena kau bodoh" wendy mengepalkan tangannya. Lagi-lagi ia harus mengalami hal ini

"Maafkan aku"

"Maaf dan maaf. Semakin hari kau membuatku semakin muak" mata wendy mulai berkaca-kaca,ia tahu yoongi mabuk tapi apa harus sekejam itu?

"Aku permisi"

"Yak!! Aku belum selesai bicara padamu!!" Suara yoongi begitu keras hingga membuat tubuh wendy bergetar

Mata wendy sudah basah,ia membalikan badannya. Kesabarannya sudah habis. Bagaimanapun yoongi sudah keterlaluan dengannya.

"Kalau begitu selesikan bicaramu!! Kau mau memakiku lagi?!! Silahkan lanjutkan!!"

"Kau!!"

Plak

Yoongi menampar wendy dengan keras. Wendy tak sanggup manahan amarahnya lagi,ia terjatuh ke lantai dan menangis sejadi-jadinya. Melihat ini sudah di luar kendali,hoseok menghampiri wendy dan membantunya untuk bangun.

"Sebaiknya kau kembali ke kamarmu. Aku akan menangani semuanya"

"Aku lelah,aku lelah hiks" ucap wendy yang masih terisak

Hosoek menyerahkan sapu tangannya pada wendy.

"Hapus air matamu. Aku akan menemuimu setelah semua ini selesai"

"Terimakasih"

Dengan langkah sempoyongan wendy berjalan meninggalkan mini bar itu. Ia pergi dengan seluruh hatinya yang hancur.



🎐🎐🎐🎐



Setelah berhari-hari berkeliling akhirnya mereka menemukan tempat yang lebih layak. Jimin dan seulgi pergi ke arah timur pulau tersebut dan disana terdapat pantai yang jauh lebih indah dari pantai sebelah barat.

Bukan hanya itu,merekapun menemukan gubuk kecil dan pantai karang dimana terdapat banyak ikan dan berbagai macam kerang.

"Akhirnya kita bisa hidup lebih lama" seulgi menangis terharu

"Kabar baiknya,kalau disini ada gubuk sudah pasti pernah ada orang yang berkunjung kesini dan mungkin akan kembali lagi"

Jimin masuk ke dalam gubuk itu. Tidak ada penghuni disana. Tapi di dalam gubuk terdapat tikar,tombak,dan berbagai macam perkakas untuk bertahan hidup,dan peralatan masak. Jimin cukup senang mengenai hal itu. Iapun membaringkan tubuhnya di tikar anyaman itu.

"Kita punya harapan yang besar" seulgipun ikut berbaring di samping jimin

"Aku berharap cepat atau lambat akan ada yang datang kesini"

"Semoga saja. Tapi aku takut jika tiba-tiba ada badai,apa gubuk ini cukup kuat untuk menahannya?" Seulgi melihat ke sekeliling,semua dari bahan alami dan itu membuat seulgi ragu akan ketahanannya

"Aku yakin gubuk ini sudah dibangun lumayan lama. Dengan adanya gubuk ini disini apalagi dalam kondisi yang baik saja sudah cukup membuktikan kalau bangunan ini kuat menahan angin"

"Benar juga"

"Sementara waktu kita memasak mie saja ya. Besok kita akan cari semua bahan makanan ke hutan"

"Baiklah,aku serahkan padamu"

Seulgi kembali merenung. Semua yang ia temukan saat ini layak untuk di syukuri. Tapi ia juga berpikir apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya.

"Jimin,bagaimana kalau sampai berbulan-bulan tidak ada yang kesini?"

"Mungkin saja. Aku hanya takut,bagaimana kalau kau jatuh cinta lagi padaku? Itu sangat berbahaya bukan?"

"Ckck percaya diri sekali. Tidak akan park jimin,tidak akan!" Seulgi menekan seluruh perkataanya dan jimin hanya terkekah mendengar respon seulgi




Pagi semuanya,semangat ya utk hri ini dan seterusnya. Hrs byk2 sabar karna psbb sdh mulai diterapkan d beberapa kota. Mkin lama aja nih kita ngerem d rmh. Aku usahain rajin update buat nemenin kalian #dirumahaja dan semoga terhibur ya😃 jgn lupa ksh votement ya.
-XOXO-

Hear The SeaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz