Part 5 : Distress

1K 132 9
                                    

Malam ketiga pencarian,tim yoongi maupun tim sar dari pemerintahan tak menemukan jejak apapun. Mereka menyisir daerah sekitar maupun pulau-pulau sekitar tapi tak menemukan apapun. Ini membuat yoongi semakin frustasi,semakin hari kondisinya semakin memburuk.

Bahkan makananpun tak sanggup masuk ke dalam tubuhnya.
Wendy yang khawatir berusaha membujuk yoongi untuk makan,namun setiap waktu hanya ada penolakan yang ia terima. Iapun tak tahu harus bagaimana lagi,ia paham betul bagaimana perasaan yoongi saat ini.

"Pak.."

"Aku tidak ingin makan,wendy tolong berhentilah membujukku"

Wendy mengangguk pelan. Yoongi menuju mini bar,ia meneguk whisky dalam beberapa kali teguk,matanya mulai kabur. Kesadarannya perlahan menurun. Yoongi terkekah pelan,namun air mata kembali mengalir dari matanya.

Wendy yang berada di dekat mini bar hanya mengawasi saja,ia membiarkan yoongi melampiaskan kesedihannya. Kulit putih yoongi berubah memerah. Kondisinya benar-benar kacau.

"Wendy-ah"

"Ya pak" wendy mendekat dengan cepat

"Panggil seulgi sekarang" wendy terdiam

"Kenapa kau diam? Kau tak mengerti bahasaku?"

"Pak yoongi,tolong jangan seperti ini"

Brakk

Yoongi memukul keras meja di hadapannya. Ia menatap wendy dengan kemarahan yang besar. Wendy yang ketakutan hanya terdiam,yoongi tak pernah semarah itu padanya.

"Kau belum nememukan seulgi?"

"Be-belum" yoongi terkekah pelan

"Kau sudah 6 tahun menjadi asistenku,dan baru kali ini aku merasa kau tidak berguna. Kau bisa apa? Sangat mengecewakan"

Wendy merasa batu besar menghantam hatinya,matanya mulai berkaca-kaca. Melihat wendy di marahi tanpa sebab. Hoseok yang baru saja sampai menyusul kapal mereka berjalan pelan ke arah wendy dan yoongi.

"Pak maaf tapi sepertinya anda sudah mabuk berat,mari saya antar" hoseok hendak membantu yoongi namun yoongi menatapnya tajam

"Berhenti !! Kau mau membelanya huh?"

"Yak son seungwan!! Aku mempekerjakan lulusan terbaik dari kanada dan menggajimu tinggi bukan untuk menjadi asisten yang tidak berguna!"

Wendy tak bisa menahan air matanya,kata-kata itu menyakitkan terlebih lagi selama ini wendy bekerja dengan baik. Tapi dengan kemarahan tak beralasan,yoongi melampiaskan seluruh amarahnya pada wendy.

"Wendy-ah,kau tahu tidak?! Kau cantik,pintar,dan berbakat tapi tak ada pria yang mendekatimu. Kau tahu kenapa? Itu karena kau tak berguna! Kau tak membantuku sama sekali !!"

"Hiks" isak tangis wendy lepas,ia membungkan mulutnya sendiri dengan tangannya

Keadaan semakin runyam,hoseok sebagai asisten yoongipun ikut sakit hati saat kata-kata kejam itu terlontar dari boss yang selama ini mereka hormati.

"Wendy-ah,pergilan ke kamarmu"
Wendy berlari pelan,isak tangisnya tak sanggup lagi ia redam. Melihat hal itu yoongi tertawa lepas.

"Tak berguna!!"

Dengan sedikit paksaan dibantu dengan bartender,yoongi dibawa kembali ke kamarnya. Beberapa staff yoongi yang disanapun sangat terkejut. Namun mereka menutup mulut karena memaklumi semua itu mungkin karena kesedihan yoongi yang tak sanggup lagi ia pendam.

🐻🐻🐻🐻


Setelah hujan reda,jimin menutup kembali payungnya. Ia membuka kopernya dan memberi 3 bungkus roti pada seulgi.

"Roti tak mampu bertahan lama,habiskan"

"Baiklah"

Seulgi sudah sangat lapar,ia melahap roti itu tanpa jeda. Jimin yang melihat hanya tersenyum. Dengan kondisi mulut yang masih penuh seulgi bicara pada jimin.

"Saat aku lari kenapa kau tak mengejarku? Kenapa menunggu sampai aku benar-benar hilang?"

"Ada hal yang lebih penting"

"Apa?"

"Ini" jimin membawa 2 ayam yang sudah dipenggal dan diikat di kopernya,bodohnya seulgi tak menyadari itu sedari tadi

"Woah ayam!! Kau dapat darimana?"

"Tak jauh dari telur itu,aku menemukan ayam hutan. Tapi ayam hutan sedikit sulit untuk ditangkap jadi aku menghabiskan banyak waktu untuk mendapat 2 ayam ini"

"Syukurlah,kita bisa makan daging sekarang. Tapi apa itu berarti ayam lebih penting dari aku?"

"Tentu"

"Memang kau tak berperasaan!" Jimim terkekah pelan

"Kita akan bakar besok pagi"

"Tapi apa enak dibakar tanpa bumbu?"

"Kita akan kembali ke pantai,menguliti ayam dan merendamnya di air laut. Setidaknya agar ada rasa asim"

"Benar,yaampun aku tak sabar"



🐻🐻🐻🐻


Hari ini ibu jimin kembali ke pelabuhan,suasana masih ramai. Para keluarga menunggu tidak pasti sambil terus berdoa untuk saudara mereka. Beda dengan ibu jimin,walaupun berat bahkan rasanya ia sulit untuk berdiri. Namun berusaha tegar adalah salah satu caranya agar jimin bisa tenang di sana.

Sebagai seorang ibu tentu ia berharap anaknya kembali. Namun memasuki hari ke 4,para tim sar tak mendapati apapapun. Harapan tetaplah harapan,namun menjadi terlalu berpikir positif mungkin malah akan semakin melukai jiwanya. Iapun memutuskan untuk melepas jimin dengan ikhlas. Dengan buket bunga ditangannya. Ibu jimin memejamkan mata,ia memanjatkan doa serta harapannya.

"Jimin,ini eomma. Apa kau bisa mendengar eomma? Apa kau baik-baik saja nak? Eomma sangat merindukanmu. Dimanapun kau sekarang,berbahagialah. Eomma berharap kau selamat,namun jika tidak beristirahatlah dengan tenang. Terimakasih sudah menjadi anak yang baik. Eomma mencintaimu sayang,selamat jalan anakku"

Air mata itu kembali menetes. Dengan segala keteguhan hatinya ibu jimin menaruh bunga itu ke dalam lautan luas. Dengan ombak perlahan bunga itu pergi menjauh,membawa segala luka yang tak dapat di ucapkan dengan kata.



Hai hai aku balik lg setelah menghilang sekian lama😅 maaf ya aku gantung ff ini berminggu2 karna entah knp mood nulis aku bnr2 ancur bgt dan sebagai permintaan maaf,aku double update yeay🎉 Sempet mikir mau hapus aja ff ini karna aku rasa udh g bisa nulis dgn konsisten lg kya dlu,tapi aku berusaha keras buat nulis lg. Jadi maaf klo kurang memuaskan. Ok,jgn lupa votementnya ya😉
-XOXO-

Hear The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang